Menko Luhut Apresiasi Produksi Padi di Food Estate Sumba
loading...
A
A
A
Dalam kesempatan tersebut Ribka Buru melaporkan pertanaman padi di Food Estate Sumba akan panen pada April 2022 mendatang. “Khusus wilayah binaan saya, varietas padi yang akan dipanen adalah Inpari 32 pada hamparan seluas 30 ha,” kata Ribka secara virtual melalui AWR.
Ribka mengakui terjadi peningkatan produktivitas padi setelah adanya program Food Estate Sumba. “Produktivitas untuk tahun kemarin kita peroleh 4,5 hingga 5 ton per ha. Sebelum food estate, hanya di kisaran 2,5 hingga 3 ton per ha,” katanya.
Fungsi AWR
Sebelum menyapa petani dan penyuluh, Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan fungsi AWR Kementan.
“Secara harfiah, AWR adalah ruangan peperangan pertanian, tapi maksud peperangan di sini adalah untuk membangun pertanian nasional,” kata Dedi kepada Menko Marves Luhut.
Dedi mengatakan, AWR yang berpusat di Jakarta ini terhubung ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang saat ini tercatat 5.996 KostraTani pada setiap kecamatan di seluruh Indonesia.
Kemudian, Dedi Nursyamsi menguraikan tentang Lima Peran AWR. Pertama, sebagai pusat data dan informasi terkait luasan tanam komoditas pertanian dari level nasional hingga level yang paling rendah yaitu desa.
AWR ini, katanya lagi, juga sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian. “Gerakan pembangunan pertanian ini ada di kecamatan. Mentan Syahrul sering menyebutnya sebagai KostraTani,” kata Dedi.
Peran ketiga, sebagai pusat pembelajaran, melalui AWR, Kementan melakukan pelatihan dan pendidikan penyuluhan secara virtual. “Akhir bulan lalu kami latih 1,6 juta petani dan penyuluh dari sini,” katanya.
Keempat, AWR berperan sebagai pusat konsultasi agribisnis pertanian terkait bagaimana menghubungkan petani dengan off taker, dengan integrator, dan dengan bank untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ribka mengakui terjadi peningkatan produktivitas padi setelah adanya program Food Estate Sumba. “Produktivitas untuk tahun kemarin kita peroleh 4,5 hingga 5 ton per ha. Sebelum food estate, hanya di kisaran 2,5 hingga 3 ton per ha,” katanya.
Fungsi AWR
Sebelum menyapa petani dan penyuluh, Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan fungsi AWR Kementan.
“Secara harfiah, AWR adalah ruangan peperangan pertanian, tapi maksud peperangan di sini adalah untuk membangun pertanian nasional,” kata Dedi kepada Menko Marves Luhut.
Dedi mengatakan, AWR yang berpusat di Jakarta ini terhubung ke Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) yang saat ini tercatat 5.996 KostraTani pada setiap kecamatan di seluruh Indonesia.
Kemudian, Dedi Nursyamsi menguraikan tentang Lima Peran AWR. Pertama, sebagai pusat data dan informasi terkait luasan tanam komoditas pertanian dari level nasional hingga level yang paling rendah yaitu desa.
AWR ini, katanya lagi, juga sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian. “Gerakan pembangunan pertanian ini ada di kecamatan. Mentan Syahrul sering menyebutnya sebagai KostraTani,” kata Dedi.
Peran ketiga, sebagai pusat pembelajaran, melalui AWR, Kementan melakukan pelatihan dan pendidikan penyuluhan secara virtual. “Akhir bulan lalu kami latih 1,6 juta petani dan penyuluh dari sini,” katanya.
Keempat, AWR berperan sebagai pusat konsultasi agribisnis pertanian terkait bagaimana menghubungkan petani dengan off taker, dengan integrator, dan dengan bank untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR).