Siasati Kompetisi dengan e-Commerce, Mal Harus Perluas Fungsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) meyakini bahwa pusat perbelanjaan/mal tidak perlu khawatir dengan menjamurnya e-commerce. Syaratnya, pusat perbelanjaan harus memperkuat fungsi selain sebagai tempat belanja.
Ketua APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, masyarakat tetap membutuhkan toko fisik untuk berbelanja. Namun, pusat perbelanjaan mesti memposisikan diri bukan hanya sekadar tempat berjualan.
"Pusat perbelanjaan tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran toko online yang sekarang menjamur. Karena sebetulnya pusat perbelanjaan itu harus memposisikan diri, bukan hanya sekadar berjualan," kata Alphonzus dalam dialog virtual, Rabu (23/3/2022).
Menurut dia, jika pusat perbelanjaan hanya fokus pada fungsi sebagai tempat berjualan, maka memang akan berhadapan langsung dengan e-commerce. Sementara, pada prinsipnya e-commerce hanya berfungsi sebagai platform untuk berbelanja, tidak ada fungsi lainnya.
"Oleh karena itu pusat perbelanjaan harus mempunyai fungsi lain selain mengedepankan fungsi belanja. Pusat perbelanjaan manapun yang hanya mengedepankan fungsi belanja ya akan kalah dengan e-commerce," terang Alphonzus.
Dia menjelaskan, salah satu faktor turunnya performa pusat perbelanjaan pada masa pandemi, karena pusat berlanjaan itu tidak menambah fungsi lain. Sementara, toko online naik daun di saat masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah.
"Manusia kan makhluk sosial, butuh konektivitas. Butuh pengalaman saat berbelanja. Nah ini yang harus dikedepankan oleh pengelola pusat perbelanjaan," ujarnya.
Kini, seiring dengan makin terkendalinya pandemi dan saat masyarakat sudah bosan "terkurung" di rumah karena pandemi, Alphonzus mengatakan pusat perbelanjaan harus memanfaatkan sebagai momentum untuk kembali bergeliat. "Ini bisa menjadi peluang bagi pusat perbelanjaan," tandasnya.
Ketua APPBI Alphonzus Widjaja mengatakan, masyarakat tetap membutuhkan toko fisik untuk berbelanja. Namun, pusat perbelanjaan mesti memposisikan diri bukan hanya sekadar tempat berjualan.
"Pusat perbelanjaan tidak perlu mengkhawatirkan kehadiran toko online yang sekarang menjamur. Karena sebetulnya pusat perbelanjaan itu harus memposisikan diri, bukan hanya sekadar berjualan," kata Alphonzus dalam dialog virtual, Rabu (23/3/2022).
Menurut dia, jika pusat perbelanjaan hanya fokus pada fungsi sebagai tempat berjualan, maka memang akan berhadapan langsung dengan e-commerce. Sementara, pada prinsipnya e-commerce hanya berfungsi sebagai platform untuk berbelanja, tidak ada fungsi lainnya.
"Oleh karena itu pusat perbelanjaan harus mempunyai fungsi lain selain mengedepankan fungsi belanja. Pusat perbelanjaan manapun yang hanya mengedepankan fungsi belanja ya akan kalah dengan e-commerce," terang Alphonzus.
Dia menjelaskan, salah satu faktor turunnya performa pusat perbelanjaan pada masa pandemi, karena pusat berlanjaan itu tidak menambah fungsi lain. Sementara, toko online naik daun di saat masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah.
"Manusia kan makhluk sosial, butuh konektivitas. Butuh pengalaman saat berbelanja. Nah ini yang harus dikedepankan oleh pengelola pusat perbelanjaan," ujarnya.
Kini, seiring dengan makin terkendalinya pandemi dan saat masyarakat sudah bosan "terkurung" di rumah karena pandemi, Alphonzus mengatakan pusat perbelanjaan harus memanfaatkan sebagai momentum untuk kembali bergeliat. "Ini bisa menjadi peluang bagi pusat perbelanjaan," tandasnya.
(fai)