Masalah Keuangan yang Sering Dialami Pelaku UMKM oleh Team Prodi MNJ UBakrie

Kamis, 24 Maret 2022 - 17:58 WIB
loading...
Masalah Keuangan yang Sering Dialami Pelaku UMKM oleh Team Prodi MNJ UBakrie
Tips mengatur keuangan UMKM oleh Team Prodi MNJ UBakrie. FOTO/dok.MNJ UBakrie
A A A
JAKARTA - Proses memulai dan menjalankan bisnis bisa terasa berbeda bagi satu orang dengan orang lain. Apalagi untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Ada begitu banyak tantangan berbeda untuk dikelola, padahal waktu yang ada relatif sedikit.

Karena masih beroperasi dalam skala kecil, maka kondisi pengelolaan keuangan pun terasa banyak yang menantang. Sebagian besar perusahaan memang pernah mengalami fase berjuang untuk mengelola arus kas. Dari sekadar urusan penagihan secara efektif, investasi, sampai masalah penjualan.



Bisa dikatakan bahwa masalah keuangan adalah hal yang tidak terhindarkan dari setiap bisnis UMKM. Lalu apa saja sebenarnya masalah keuangan yang paling sering dialami pelaku UMKM? Dengan memahami masalahnya, maka nantinya akan lebih mudah menemukan solusinya. Berikut ini akan dirangkum beberapa pon penting untuk Anda.

1. Tidak Memisahkan Keuangan Bisnis dengan Pribadi
Masalah yang satu ini memang hampir selalu terjadi di mana-mana. Ada yang segera sadar, tapi juga ada yang berlanjut sampai menimbulkan masalah besar. Dengan atau tanpa belajar akuntansi bisnis, setiap business owner tetap harus memperhatikan hal ini.

Sebuah bisnis yang baru saja dirintis mungkin saja banyak menggunakan dana pribadi. Tapi akan berbeda prisipnya ketika bisnis sudah berjalan dan menghasilkan penjualan. Kenyataannya, banyak pelaku bisnis yang menyepelekan hal ini. Alasannya adalah karena merasa bahwa hasil penjualan adalah kerja kerasnya sebagai owner, kemudian muncul pemakluman ketika akan membelanjakannya.

Padahal untuk jangka panjang, hal seperti ini akan sangat berisiko untuk pertumbuhan usaha yang sedang dijalankan tersebut. Cara paling praktis untuk mengatasi hal ini adalah dengan cara membuat rekening khusus untuk bisnis.

2. Kurangnya Modal
Bisa dikatakan bahwa masalah modal adalah hal yang klasik. Memang dalam banyak seminar motivasi sering digencarkan ide-ide untuk bisnis tanpa modal. Tapi, bagi setiap orang yang sudah terjun ke dunia bisnis, pasti akan memiliki pandangan tersendiri tentang ini.

Pada praktiknya modal finansial selalu dibutuhkan. Sebagai solusinya, pemilik bisnis UMKM bisa juga untuk mendapat dana dari angel investor seperti yang berlaku pada perusahaan rintisan atau startup.

3. Tentang Ketepatan Waktu dalam Pembayaran
Sebuah bisnis memang selalu terkait dengan banyak pihak, misalnya supplier, pemilik ruko, dan tentunya customer. Semua pihak menginginkan ketepatan waktu, apalagi menyangkut tagihan atau pembayaran.

Memang jika terjadi keterlambatan sesekali dapat ditoleransi, tapi keterlambatan pengiriman secara konsisten bisa merugikan bisnis UMKM di bidang apapun. Hubungan supplier yang rusak, terputus dari layanan yang dibutuhkan, dan risiko terjerat utang yang dapat berdampak besar pada kesehatan keuangan perusahaan.

4. Masalah Pembukuan
Masalah pembukuan termasuk hal dasar dari sbuah sistem akuntansi bisnis yang telah diatur menurut Pasal 28 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Dalam setiap pembukuan, idealnya memang harus bisa menampilkan informasi dasar berupa pemasukan dan pengeluaran.

Pembukuan yang baik disusun sistematis dan rinci agar bisa memberi gambaran yang valid terkait semua aktivitas bisnis yang berhubungan dengan uang dan barang. Bahkan juga menyangkut aspek lain, misalnya utang piutang.

Apa jadinya jika pengelola bisnis tidak memprioritaskan pencatatan keuangan yang rapi? Tentu akan menjadi risiko tersendiri dan patut disayangkan karena tidak bisa mengetahui jumlah omzet dan keuntungan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apalagi jika posisinya sudah ada investor yang membantu permodalan dan business owner harus melapor kepada investor secara berkala.

5. Pengeluaran Tidak Terduga
Anda telah menyiapkan anggaran, memantaunya secara teratur, dan membelanjakannya dengan bijak. Tapi terkadang, itu tidak cukup. Faktanya adalah, tidak peduli seberapa berhati-hati Anda, kemungkinan besar tetap ada pengeluaran tidak terduga. Entah itu kerusakan akibat hal teknis yang tak terduga, atap yang bocor, atau bahkan bencana alam.

Pengeluaran tidak terduga dapat sangat memengaruhi perencanaan keuangan yang paling hati-hati sekalipun. Cara terbaik untuk mengatasi pengeluaran tidak terduga adalah dengan mengisi anggaran Anda dengan dana darurat yang nantinya dialokasikan dengan tepat.

6. Adakah Dana Cadangan?
Seperti yang Anda ketahui, momen pandemi Covid-19 mengubah segalanya. Dari kondisi ini kita bisa mengerti bahwa sesuatu yang di luar rencana bisa terjadi sewaktu-waktu, dan hal ini mungkin lebih kompleks dari yang pernah dibayangkan. Segala masalah bisnis yang terjadi pada kondisi darurat akan berpengaruh pada kondisi keuangan.

Itulah pentingnya menyiapkan dana cadangan (cash buffer), setidaknya untuk bisa membayar gaji tim, tagihan, supplier, atau urusan persewaan? Setidaknya dana cadangan yang dipersiapkan adalah bisa mencukupi kebutuhan operasional selama 6 bulan. Asalkan memiliki financial planning yang jelas, masalah keuangan bisnis UMKM akan lebih realistis untuk dihadapi.



Bagaimana dengan opsi untuk utang pada saat kondisi darurat? Hal ini bisa kembali lagi ke financial planning yang dibuat. Pastikan bahwa pinjaman atau utang akan mendukung untuk perluasan market dan meningkatkan sales ke depannya.

Masalah keuangan pada bisnis dalam skala berapapun akan terus bermunculan. Akan lebih baik jika setiap business owner menjalankan operasional bisnisnya dengan penuh kedisiplinan. Jika perlu, pemilik usaha bisa bekerjasama dengan konsultan akuntansi agar pengelolaan keuangan bisnisnya lebih profesional.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2949 seconds (0.1#10.140)