7 Faktor yang Membuat Harga Rumah Semakin Mahal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi adalah rumah. Karena segala kegiatan dasar dimulai dari rumah. Namun, ada satu fakta yang mungkin Anda pun sudah memperhatikannya. Bahwa harga rumah terus mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Setiap tahun harga rumah mengalami kenaikan hingga di beberapa daerah ada yang mengalami kenaikan setiap tiga bulan sekali. Meskipun ekonomi negara sekarang sedang tidak stabil, harga properti terutama harga rumah terus mengalami kenaikan.
Hal itulah yang menyebabkan banyak investor tertarik untuk menjalani bisnis properti seperti tanah atau rumah, mengingat harganya yang tiap tahun makin naik serta jika dilihat dari segi investasi tentu saja sangat menguntungkan.
Lantas mengapa harga rumah dapat semakin mahal? Ternyata ada beberapa alasan atau penyebabnya, antara lain seperti berikut ini.
1. Inflasi
Alasan kenaikan harga rumah lainnya adalah inflasi. Pihak developer melalui marketingnya selalu mempropagandakan inflasi sebagai alasan untuk menaikkan harga rumah, dan marketingnya dilakukan melalui TV atau di Marketing Gallery.
Sebenarnya inflasi itu sendiri adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan dalam waktu yang terus-menerus berhubungan dengan mekanisme pasar. Inflasi disebabkan oleh faktor, yaitu kenaikan likuiditas di pasar yang dapat mendorong konsumsi atau spekulasi, tingkat konsumsi masyarakat meningkat, dan terjadinya distribusi barang yang tidak lancar yang berimbas pada menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Jika nilai mata uang turun secara kontinu maka akan mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Keadaan itu turut memengaruhi harga material karena pembiayaan developer semakin besar, karyawan yang bekerja akan menuntut developer terkait penyesuaian biaya hidup yang semakin mahal. Situasi itu menyebabkan mau tidak mau harga properti semacam rumah akan semakin mahal.
2. Demand
Faktor demand atau kebutuhan ini erat kaitannya dengan Angka Harapan Hidup Masyarakat Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya. Angka harapan hidup merupakan perkiraan jumlah tahun hidup dari individu yang berdiam di suatu daerah dari sekelompok makhluk hidup tertentu.
Dengan peningkatan angka harapan hidup mencerminkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama kurang lebih 30 tahun terakhir, yaitu mulai dari 1970 sampai tahun 2000-an. Keadaan tersebut hasil dari upaya pemerintah dalam melakukan program pembangunan kesehatan, maupun program sosial lainnya terutama kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan mengurangi tingkat kemiskinan.
Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat ditunjukkan melalui angka harapan itu, disertai dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia tentu menuntut akan pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal.
3. Supply
Seperti yang telah dijelaskan di poin demand di atas, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan pasokan (supply) rumah melalui berbagai program. Salah satunya melalui program 1 Juta Rumah Bersubsidi bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Meski demikian, pemerintah masih terkendala terkait dengan anggaran untuk melakukan program tersebut. Sehingga peran swasta sangat dibutuhkan untuk bersama-sama dalam menyiapkan pemenuhan kebutuhan akan rumah. Pemerintah harus memberikan insentif bagi pihak swasta yang turut serta menyiapkan hunian melalui regulasi yang kondusif terhadap investasi.
Selain itu, pihak swasta juga harus mentaati peraturan pemerintah yang ada khususnya dalam kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable development). Maka, masih ada ketidakseimbangan antara supply dan demand membuat harga rumah tiap tahun semakin mahal.
4. Permintaan Properti Semakin Meningkat
Permintaan pembangunan properti, seperti perumahan menjadi salah satu faktor penyebab harga tanah meningkat. Pasalnya perkembangan di bidang properti di Indonesia semakin besar khususnya di daerah kota-kota besar, misalnya Jakarta dan Surabaya. Berbagai jenis rumah sangat diminati masyarakat mulai dengan rumah subsidi, rumah komersial dan rumah tapak.
5. Adanya Benda-Benda di Atas Tanah
Alasan harga rumah atau tanah naik selanjutnya juga dipengaruhi oleh keberadaan benda-benda yang ada di atasnya. Benda-benda itu seperti bangunan atau tanaman yang bernilai ekonomis dan produktif.
Sebagian orang juga sebelum membangun rumah tentu membeli tanah, sehingga perlu memperhatikan apa saja yang ada di atas tanah.
Jenis-jenis tanaman yang mungkin membuat harga tanah naik antara lain kopi, tumbuhan cokelat, kelapa, dan karet. Hal ini menjadi alasan kenapa harga tanah dan berimbas pada harga rumah naik, karena tanaman tersebut akan memberikan keuntungan bagi pemiliknya nanti.
6. Investasi
Rumah selain sebagai tempat tinggal dapat dijadikan sebagai sarana atau alat investasi. Sering mendengar bukan kalau di daerah perkotaan khususnya yang dekat dengan wilayah kampus banyak rumah dikontrakkan dan disewakan kepada mahasiswa/i yang berasal dari luar kota. Penyewaan atau kontrakan itu dianggap sebagai alat investasi jangka panjang.
Ada suatu kawasan perumahan tipe 45/90 yang saat Anda beli harganya Rp600 juta namun saat selang 6 bulan harganya naik menjadi Rp800 juta. Nilai yang dimiliki rumah itulah yang membuat orang tertarik untuk menjadikan rumah sebagai sarana investasi.
7. Lokasi yang Strategis
Alasan yang satu ini memang masih tetap berlaku di mana pun. Strategis atau tidaknya suatu lokasi rumah akan memengaruhi besar atau kecilnya harga rumah tersebut. Hal ini menjadi salah satu alasan naiknya harga rumah di setiap tahun.
Ciri rumah strategis adalah berada di daerah yang telah tumbuh dan berkembang, serta tersedia akses ke fasilitas-fasilitas kota seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah, perkantoran, tempat ibadah dan lainnya.
Tidak hanya itu, jika tanah untuk membangun rumah itu sudah tertata dengan baik mulai dari adanya jaringan PDAM, jaringan listrik dan saluran drainase, tentu membuat harga rumah menjadi menarik.
Satu hal lagi yang tidak bisa dipisahkan dari setiap bangunan rumah yang bagus, yaitu bagaimana konstruksi sipilnya. Bukan hanya membuat rancangan desain konstruksi, insinyur sipil terlibat langsung pada pembangunan sampai pemeliharaan infrastruktur.
Setiap tahun harga rumah mengalami kenaikan hingga di beberapa daerah ada yang mengalami kenaikan setiap tiga bulan sekali. Meskipun ekonomi negara sekarang sedang tidak stabil, harga properti terutama harga rumah terus mengalami kenaikan.
Hal itulah yang menyebabkan banyak investor tertarik untuk menjalani bisnis properti seperti tanah atau rumah, mengingat harganya yang tiap tahun makin naik serta jika dilihat dari segi investasi tentu saja sangat menguntungkan.
Lantas mengapa harga rumah dapat semakin mahal? Ternyata ada beberapa alasan atau penyebabnya, antara lain seperti berikut ini.
1. Inflasi
Alasan kenaikan harga rumah lainnya adalah inflasi. Pihak developer melalui marketingnya selalu mempropagandakan inflasi sebagai alasan untuk menaikkan harga rumah, dan marketingnya dilakukan melalui TV atau di Marketing Gallery.
Sebenarnya inflasi itu sendiri adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan dalam waktu yang terus-menerus berhubungan dengan mekanisme pasar. Inflasi disebabkan oleh faktor, yaitu kenaikan likuiditas di pasar yang dapat mendorong konsumsi atau spekulasi, tingkat konsumsi masyarakat meningkat, dan terjadinya distribusi barang yang tidak lancar yang berimbas pada menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Jika nilai mata uang turun secara kontinu maka akan mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Keadaan itu turut memengaruhi harga material karena pembiayaan developer semakin besar, karyawan yang bekerja akan menuntut developer terkait penyesuaian biaya hidup yang semakin mahal. Situasi itu menyebabkan mau tidak mau harga properti semacam rumah akan semakin mahal.
2. Demand
Faktor demand atau kebutuhan ini erat kaitannya dengan Angka Harapan Hidup Masyarakat Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya. Angka harapan hidup merupakan perkiraan jumlah tahun hidup dari individu yang berdiam di suatu daerah dari sekelompok makhluk hidup tertentu.
Dengan peningkatan angka harapan hidup mencerminkan adanya peningkatan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia selama kurang lebih 30 tahun terakhir, yaitu mulai dari 1970 sampai tahun 2000-an. Keadaan tersebut hasil dari upaya pemerintah dalam melakukan program pembangunan kesehatan, maupun program sosial lainnya terutama kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan mengurangi tingkat kemiskinan.
Peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat ditunjukkan melalui angka harapan itu, disertai dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia tentu menuntut akan pemenuhan kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal.
3. Supply
Seperti yang telah dijelaskan di poin demand di atas, pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan pasokan (supply) rumah melalui berbagai program. Salah satunya melalui program 1 Juta Rumah Bersubsidi bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Meski demikian, pemerintah masih terkendala terkait dengan anggaran untuk melakukan program tersebut. Sehingga peran swasta sangat dibutuhkan untuk bersama-sama dalam menyiapkan pemenuhan kebutuhan akan rumah. Pemerintah harus memberikan insentif bagi pihak swasta yang turut serta menyiapkan hunian melalui regulasi yang kondusif terhadap investasi.
Selain itu, pihak swasta juga harus mentaati peraturan pemerintah yang ada khususnya dalam kaidah-kaidah pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (sustainable development). Maka, masih ada ketidakseimbangan antara supply dan demand membuat harga rumah tiap tahun semakin mahal.
4. Permintaan Properti Semakin Meningkat
Permintaan pembangunan properti, seperti perumahan menjadi salah satu faktor penyebab harga tanah meningkat. Pasalnya perkembangan di bidang properti di Indonesia semakin besar khususnya di daerah kota-kota besar, misalnya Jakarta dan Surabaya. Berbagai jenis rumah sangat diminati masyarakat mulai dengan rumah subsidi, rumah komersial dan rumah tapak.
5. Adanya Benda-Benda di Atas Tanah
Alasan harga rumah atau tanah naik selanjutnya juga dipengaruhi oleh keberadaan benda-benda yang ada di atasnya. Benda-benda itu seperti bangunan atau tanaman yang bernilai ekonomis dan produktif.
Sebagian orang juga sebelum membangun rumah tentu membeli tanah, sehingga perlu memperhatikan apa saja yang ada di atas tanah.
Jenis-jenis tanaman yang mungkin membuat harga tanah naik antara lain kopi, tumbuhan cokelat, kelapa, dan karet. Hal ini menjadi alasan kenapa harga tanah dan berimbas pada harga rumah naik, karena tanaman tersebut akan memberikan keuntungan bagi pemiliknya nanti.
6. Investasi
Rumah selain sebagai tempat tinggal dapat dijadikan sebagai sarana atau alat investasi. Sering mendengar bukan kalau di daerah perkotaan khususnya yang dekat dengan wilayah kampus banyak rumah dikontrakkan dan disewakan kepada mahasiswa/i yang berasal dari luar kota. Penyewaan atau kontrakan itu dianggap sebagai alat investasi jangka panjang.
Ada suatu kawasan perumahan tipe 45/90 yang saat Anda beli harganya Rp600 juta namun saat selang 6 bulan harganya naik menjadi Rp800 juta. Nilai yang dimiliki rumah itulah yang membuat orang tertarik untuk menjadikan rumah sebagai sarana investasi.
7. Lokasi yang Strategis
Alasan yang satu ini memang masih tetap berlaku di mana pun. Strategis atau tidaknya suatu lokasi rumah akan memengaruhi besar atau kecilnya harga rumah tersebut. Hal ini menjadi salah satu alasan naiknya harga rumah di setiap tahun.
Ciri rumah strategis adalah berada di daerah yang telah tumbuh dan berkembang, serta tersedia akses ke fasilitas-fasilitas kota seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah, perkantoran, tempat ibadah dan lainnya.
Tidak hanya itu, jika tanah untuk membangun rumah itu sudah tertata dengan baik mulai dari adanya jaringan PDAM, jaringan listrik dan saluran drainase, tentu membuat harga rumah menjadi menarik.
Satu hal lagi yang tidak bisa dipisahkan dari setiap bangunan rumah yang bagus, yaitu bagaimana konstruksi sipilnya. Bukan hanya membuat rancangan desain konstruksi, insinyur sipil terlibat langsung pada pembangunan sampai pemeliharaan infrastruktur.
(uka)