Berkat BTS dan Adele, Pendapatan Industri Musik Merdu Lagi Sejak 1990: Tembus Rp367 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri musik patut berterima kasih kepada jajaran penyanyi, mulai dari BTS hingga Adele. Berkat mereka, pendapatan industri musik global pada 2021 melonjak 18,5% menjadi USD25,9 miliar atau setara Rp367,7 triliun (kurs Rp14.200).
Pendapatan itu menjadi yang tertinggi dalam tiga dekade terakhir, atau sejak 1990. Pertumbuhan pendapatan itu didorong oleh bisnis streaming, dengan 523 juta pelanggan berbayar atau naik dari 443 juta pada tahun 2020.
Streaming sekarang menyumbang 65% dari total pendapatan, dengan CD, vinil, dan kaset mencapai 19% dan unduhan 4%. Sisanya 11% berasal dari campuran pembayaran royalti dan lisensi musik untuk film, acara TV, dan iklan.
Menurut International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) angka-angka itu menunjukkan bahwa industri musik telah menikmati pertumbuhan selama tujuh tahun berturut-turut.
"Ini sangat menggembirakan. Kami hidup melalui periode yang mengerikan setelah tahun 1999 saat industri menurun sebesar 40%," kata Frances Moore, Kepala Eksekutif IFPI, kepada BBC, dikutip Kamis (24/3/2022).
Menurut Frances, pelaku industri musik sebelumnya tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini. Pihaknya mengungkap 60 atau 70 negara dan setiap negara sedang dalam pertumbuhan.
Meskipun streaming adalah motor utama pemulihan industri musik, namun pendapatan juga naik di setiap format layanan, kecuali unduhan digital. Penjualan CD meningkat untuk pertama kalinya dalam milenium ini, dan pendapatan vinyl, piringan hitam, naik 51%.
Pendapatan total dari streaming, termasuk langganan berbayar dan layanan yang didukung iklan, tumbuh dan sekarang mencapai USD16,9 miliar atau hampir Rp240 triliun. Angka-angka tersebut merupakan kabar baik bagi label rekaman.
Meski pendapatan industri musik global naik, sayangnya tak semua pihak bisa menikmati merdunya cuan. Pasalnya, keuntungan itu tak dibagi rata.
"Sangat bagus untuk melihat pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar musik global, tetapi ini menjadi pengingat penting bahwa tidak semua orang merasakan manfaatnya," kata Paul Pacifico dari Association of Independent Music.
Tanpa dukungan yang jelas untuk musisi yang sedang naik daun, menurut Paul, akan tetap sangat sulit untuk menyatukan angka-angka positif di pasar secara keseluruhan.
Pendapatan itu menjadi yang tertinggi dalam tiga dekade terakhir, atau sejak 1990. Pertumbuhan pendapatan itu didorong oleh bisnis streaming, dengan 523 juta pelanggan berbayar atau naik dari 443 juta pada tahun 2020.
Streaming sekarang menyumbang 65% dari total pendapatan, dengan CD, vinil, dan kaset mencapai 19% dan unduhan 4%. Sisanya 11% berasal dari campuran pembayaran royalti dan lisensi musik untuk film, acara TV, dan iklan.
Menurut International Federation of the Phonographic Industry (IFPI) angka-angka itu menunjukkan bahwa industri musik telah menikmati pertumbuhan selama tujuh tahun berturut-turut.
"Ini sangat menggembirakan. Kami hidup melalui periode yang mengerikan setelah tahun 1999 saat industri menurun sebesar 40%," kata Frances Moore, Kepala Eksekutif IFPI, kepada BBC, dikutip Kamis (24/3/2022).
Menurut Frances, pelaku industri musik sebelumnya tak pernah membayangkan akan berada dalam situasi seperti ini. Pihaknya mengungkap 60 atau 70 negara dan setiap negara sedang dalam pertumbuhan.
Meskipun streaming adalah motor utama pemulihan industri musik, namun pendapatan juga naik di setiap format layanan, kecuali unduhan digital. Penjualan CD meningkat untuk pertama kalinya dalam milenium ini, dan pendapatan vinyl, piringan hitam, naik 51%.
Pendapatan total dari streaming, termasuk langganan berbayar dan layanan yang didukung iklan, tumbuh dan sekarang mencapai USD16,9 miliar atau hampir Rp240 triliun. Angka-angka tersebut merupakan kabar baik bagi label rekaman.
Meski pendapatan industri musik global naik, sayangnya tak semua pihak bisa menikmati merdunya cuan. Pasalnya, keuntungan itu tak dibagi rata.
"Sangat bagus untuk melihat pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar musik global, tetapi ini menjadi pengingat penting bahwa tidak semua orang merasakan manfaatnya," kata Paul Pacifico dari Association of Independent Music.
Tanpa dukungan yang jelas untuk musisi yang sedang naik daun, menurut Paul, akan tetap sangat sulit untuk menyatukan angka-angka positif di pasar secara keseluruhan.
(uka)