Stop Ketergantungan Minyak dan Gas Rusia, Kanada Sesumbar Siap Bantu Negara Lain

Senin, 28 Maret 2022 - 15:40 WIB
loading...
Stop Ketergantungan Minyak dan Gas Rusia, Kanada Sesumbar Siap Bantu Negara Lain
Kanada mengatakan, dapat menyediakan lebih banyak minyak, gas dan uranium untuk membantu menyelesaikan krisis energi global dan menghilangkan ketergantungan dari Rusia. Foto/Dok
A A A
OTTAWA - Kanada mengatakan, dapat menyediakan lebih banyak minyak , gas dan uranium untuk membantu menyelesaikan krisis energi global dan menghilangkan ketergantungan dari Rusia . Seperti diketahui harga minyak telah melonjak hingga tembus di atas USD100 imbas invasi Rusia ke Ukraina.

Menteri Sumber Daya Alam Kanada, Jonathan Wilkinson mengatakan, banyak negara berkomitmen "untuk membantu sebanyak yang kami bisa dalam hal menggantikan minyak dan gas Rusia".



Kanada sebagai produsen minyak terbesar keempat di dunia itu telah berkomitmen untuk mengekspor tambahan 200.000 barel minyak. Menteri Sumber Daya Alam, Jonathan Wilkinson mengatakan, kepada BBC bahwa pihaknya juga akan mengekspor tambahan 100.000 barel gas alam.

Angka itu mengikuti permintaan dari sekutu-sekutunya pada pertemuan para menteri energi dunia di Badan Energi Internasional (IEA) di Paris, yang berjanji untuk mempercepat langkah penggunaan energi bersih.

"Kami berharap bahwa pada akhir tahun, akan sepenuhnya mencapai 300.000 barel," kata Wilkinson.

Stop Ketergantungan Minyak dan Gas Rusia, Kanada Sesumbar Siap Bantu Negara Lain


Namun itu hanya sebagian kecil dari tiga juta barel per hari yang menurut IEA akan hilang dari pasar global pada bulan depan karena sanksi terhadap Rusia.

Di sisi lain kapasitas minyak yang dapat diekspor Kanada terbilang terbatas karena jaringan pipanya mendekati kapasitas penuh, tetapi Wilkinson mengatakan mengirimkannya melalui Amerika Serikat bisa menjadi pilihan.

Perusahaan pipa terbesar Kanada, Enbridge mengatakan, kepada BBC bahwa pihaknya "siap untuk melakukan apa yang kami bisa untuk meningkatkan keamanan energi bagi Amerika Utara dan Eropa".
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1758 seconds (0.1#10.140)