Beli Gas Rusia Wajib Pakai Rubel, Jerman dan Austria Siapkan Kondisi Darurat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jerman dan Austria telah mempersiapkan rencana darurat atas kemungkinan gangguan pasokan gas di tengah kebuntuan pembayaran dengan Rusia. Seperti diketahui Moskow menuntut negara-negara 'tidak ramah' untuk membayar gasnya dengan rubel mulai 31 Maret 2022.
Tetapi Uni Eropa yang kebanyakan membayar dalam euro, menolak gagasan itu. Rusia kemudian tampaknya melunakkan sikapnya, dengan mengatakan pada hari Rabu pembayaran rubel akan diperkenalkan secara bertahap.
Di sisi lain Jerman dan Austria telah mengambil langkah pertama menuju penjatahan gas. Jerman mendesak konsumen dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan pasokan gas.
Sementara Austria mengatakan, pihaknya memperketat pemantauan pasar gas. Jerman sendiri mendapat sekitar setengah gasnya dan sepertiga minyaknya dari Rusia dan telah memperingatkan bahwa mereka bisa menghadapi resesi jika pasokan tiba-tiba berhenti.
Negara tetangga Austria lebih bergantung pada Rusia untuk gas, dimana negara itu mendapatkan sekitar 80% pasokannya dari Negeri Beruang Merah -julukan Rusia-. Kanselir Austria, Karl Nehammer mengatakan, langkah-langkah seperti penjatahan gas hanya akan diterapkan saat "krisis langsung".
Di bawah rencana darurat gas, 'fase peringatan dini' telah dimulai oleh Jerman dan Austria. Pertama dari tiga langkah yang dirancang untuk mempersiapkan negara itu menghadapi potensi kekurangan pasokan gas tengah disusun. Pada tahap akhir, pemerintah akan menerapkan penjatahan gas.
Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan, pasokan gas di negara untuk saat ini masih terjaga. Tetapi Ia mengutarakan, pihaknya bakal meningkatkan langkah-langkah pencegahan jika terjadi eskalasi oleh Rusia.
Kepala regulator jaringan Jerman Bundesnetzagentur, Klaus MĂĽller menerangkan, tujuan dari peringatan dini adalah untuk menghindari penurunan pasokan. Dia mendesak konsumen dan industri untuk mempersiapkan "semua skenario".
Tetapi Uni Eropa yang kebanyakan membayar dalam euro, menolak gagasan itu. Rusia kemudian tampaknya melunakkan sikapnya, dengan mengatakan pada hari Rabu pembayaran rubel akan diperkenalkan secara bertahap.
Di sisi lain Jerman dan Austria telah mengambil langkah pertama menuju penjatahan gas. Jerman mendesak konsumen dan perusahaan untuk mengurangi konsumsi untuk mengantisipasi kemungkinan kekurangan pasokan gas.
Sementara Austria mengatakan, pihaknya memperketat pemantauan pasar gas. Jerman sendiri mendapat sekitar setengah gasnya dan sepertiga minyaknya dari Rusia dan telah memperingatkan bahwa mereka bisa menghadapi resesi jika pasokan tiba-tiba berhenti.
Negara tetangga Austria lebih bergantung pada Rusia untuk gas, dimana negara itu mendapatkan sekitar 80% pasokannya dari Negeri Beruang Merah -julukan Rusia-. Kanselir Austria, Karl Nehammer mengatakan, langkah-langkah seperti penjatahan gas hanya akan diterapkan saat "krisis langsung".
Di bawah rencana darurat gas, 'fase peringatan dini' telah dimulai oleh Jerman dan Austria. Pertama dari tiga langkah yang dirancang untuk mempersiapkan negara itu menghadapi potensi kekurangan pasokan gas tengah disusun. Pada tahap akhir, pemerintah akan menerapkan penjatahan gas.
Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan, pasokan gas di negara untuk saat ini masih terjaga. Tetapi Ia mengutarakan, pihaknya bakal meningkatkan langkah-langkah pencegahan jika terjadi eskalasi oleh Rusia.
Kepala regulator jaringan Jerman Bundesnetzagentur, Klaus MĂĽller menerangkan, tujuan dari peringatan dini adalah untuk menghindari penurunan pasokan. Dia mendesak konsumen dan industri untuk mempersiapkan "semua skenario".
(akr)