Ramalan Bos JPMorgan: Perang Rusia Ukraina Bakal Berkepanjangan, Sarankan Ini ke AS

Senin, 04 April 2022 - 21:31 WIB
loading...
A A A
Neraca Benteng

Surat tahun ini dirilis ketika perang Rusia-Ukraina dan inflasi tinggi merugikan sektor ekonomi, dan ketika Dimon menghadapi skeptisisme baru dari investor atas biaya tinggi.

Beberapa mempertanyakan rencananya meningkatkan pengeluaran untuk teknologi informasi bank dan kampanye mengambil pangsa pasar dalam bisnis dan geografi di mana JPMorgan saat ini membuntuti pesaingnya di Jerman dan Inggris.

JPMorgan memutuskan awal tahun ini untuk menggelar hari investor pertamanya sejak pandemi sebagai upaya mengurangi keraguan tentang rencana pengeluarannya. Pertemuan akan digelar pada 23 Mei mendatang.

Dimon telah menghabiskan lebih dari satu dekade membangun apa yang dia sebut 'neraca benteng' bank, dan dia mengatakan sekarang JPMorgan cukup kuat dan dapat menahan kerugian USD10 miliar atau lebih dan "masih dalam kondisi yang sangat baik."

Sementara Dimon menulis bahwa dia tidak khawatir tentang eksposur bank ke Rusia, namun Ia mengatakan perang di Ukraina akan memperlambat ekonomi global dan berdampak pada geopolitik selama beberapa dekade.

"Kami menghadapi tantangan di setiap kesempatan: pandemi, tindakan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemulihan yang kuat setelah resesi global yang tajam dan dalam, pemilihan AS yang sangat terpolarisasi, meningkatnya inflasi, perang di Ukraina dan sanksi ekonomi dramatis terhadap Rusia," katanya.



Soal akuisisi, Dimon menerangkan, bahwa bank akan mengurangi pembelian kembali saham selama beberapa tahun depan untuk memenuhi peningkatan modal sesuai aturan federal "dan karena kami telah melakukan beberapa akuisisi yang baik yang kami percaya akan meningkatkan masa depan perusahaan," paparnya.

JPMorgan telah melakukan pembelian, menghabiskan hampir USD5 miliar untuk akuisisi selama 18 bulan terakhir. Dimon mengatakan, langkah itu akan meningkatkan "biaya investasi tambahan" sekitar USD700 juta tahun ini. "Investasi dalam teknologi akan menambah USD2 miliar untuk biaya tahun ini," kata Dimon.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)