Hindari Krisis Gas, Jerman Desak Bank dan Klien Tetap Berbisnis dengan Gazprom
loading...
A
A
A
BERLIN - Regulator Jerman yang mengendalikan unit Gazprom PJSC di negara itu mendesak bank dan mitra dagang untuk terus melakukan bisnis dengan perusahaan demi menghindari krisis pasar gas .
Dalam sebuah surat yang dikirim ke bank, mitra bisnis, penyedia layanan dan pelanggan Gazprom Germania GmbH dan anak perusahaannya, Federal Network Agency memperingatkan bahwa menghindari perusahaan dapat mengakibatkan potensi kebangkrutan.
Keputusan itu bisa menghadirkan konsekuensi parah bagi pasar gas, termasuk gangguan aliran ke pelanggan dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan pasokan.
"Tanpa memperoleh sumber daya atau menawarkan layanan, bisnis operasional akan berisiko, sementara tanpa akses ke sumber daya keuangan, kelompok itu dapat menghadapi kebangkrutan," kata regulator, yang dikenal sebagai BNetzA dalam surat yang dilihat oleh Bloomberg.
"Konsekuensi sangat parah untuk sistem pasokan energi, tidak hanya dialami Jerman tetapi juga di Eropa," sambungnya.
BNetzA mengkonfirmasi telah mengirimkan surat itu.
Anak perusahaan Gazprom di Eropa berada di bawah tekanan karena klien dan mitra bisnis menolak untuk melakukan bisnis dengan mereka sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Situasi ini diramalkan bakal mengguncang pasar energi dari Jerman hingga Inggris dan bahkan Singapura.
Sementara itu Jerman untuk sementara mengambil alih unit – yang memasok energi Wingas GmbH dan perusahaan penyimpanan gas – karena berusaha untuk menjaga keamanan pasokan gas. Gazprom Germania akan berada di bawah perwalian regulator energi Jerman hingga 30 September, seperti disampaikan Menteri Ekonomi Robert Habeck kepada wartawan di Berlin awal pekan ini.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke bank, mitra bisnis, penyedia layanan dan pelanggan Gazprom Germania GmbH dan anak perusahaannya, Federal Network Agency memperingatkan bahwa menghindari perusahaan dapat mengakibatkan potensi kebangkrutan.
Keputusan itu bisa menghadirkan konsekuensi parah bagi pasar gas, termasuk gangguan aliran ke pelanggan dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan pasokan.
"Tanpa memperoleh sumber daya atau menawarkan layanan, bisnis operasional akan berisiko, sementara tanpa akses ke sumber daya keuangan, kelompok itu dapat menghadapi kebangkrutan," kata regulator, yang dikenal sebagai BNetzA dalam surat yang dilihat oleh Bloomberg.
"Konsekuensi sangat parah untuk sistem pasokan energi, tidak hanya dialami Jerman tetapi juga di Eropa," sambungnya.
BNetzA mengkonfirmasi telah mengirimkan surat itu.
Anak perusahaan Gazprom di Eropa berada di bawah tekanan karena klien dan mitra bisnis menolak untuk melakukan bisnis dengan mereka sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Situasi ini diramalkan bakal mengguncang pasar energi dari Jerman hingga Inggris dan bahkan Singapura.
Sementara itu Jerman untuk sementara mengambil alih unit – yang memasok energi Wingas GmbH dan perusahaan penyimpanan gas – karena berusaha untuk menjaga keamanan pasokan gas. Gazprom Germania akan berada di bawah perwalian regulator energi Jerman hingga 30 September, seperti disampaikan Menteri Ekonomi Robert Habeck kepada wartawan di Berlin awal pekan ini.