Agus Gumiwang Bidik 150 Relokasi Perusahaan Jepang dan AS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah membidik sejumlah investasi sektor industri dari perusahaan Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang akan merelokasi pabriknya dari China.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ada sekitar 150 perusahaan yang terdiri dari 40 perusahaan Jepang dan 110 perusahaan AS yang berpotensi keluar dari China.
"Ini merupakan potensi yang harus kita tangkap. Untuk itu, kita perlu bersiap," ujarnya pada diskusi virtual di Jakarta, kamis (18/6/2020).
Agus melanjutkan, pemerintah Jepang lebih tegas memberikan stimulus untuk perusahaan-perusahaan yang merelokasi perusahaannya keluar dari China. Sementara AS meski belum ada kebijakan namun sudah mengarah ke sana.
"Untuk itu, Indonesia harus bersiap mengingat kompetitor negara lain di ASEAN juga melakukan upaya yang sama untuk menarik investasi ke negaranya, bahkan lebih. Negara-negara ASEAN pasti akan berlomba untuk menggelar karpet merah untuk menyambut perusahaan dari Jepang dan AS," tuturnya.
Menurut Agus, ada dua hambatan yang sering dikeluhkan investor yang ingin berinvestasi ke Indonesia yaitu lahan dan ketenagakerjaan. Untuk itu, pemerintah tengah membahas Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) sebagai daya tarik bagi investor.
"Ini semua sudah di address dalam RUU Cipta Kerja. Pihak-pihak industri di luar negeri, mereka mengikuti pembahasan RUU Cipta Kerja. Mereka memang memberikan sinyal menyayangkan ketika ada delay pembahasan RUU Cipta Kerja ini. Kalau untuk market memang RUU Cipta Kerja ini sangat dibutuhkan," jelasnya.
Menperin meyakini Indonesia masih memiliki daya tarik yang kuat bagi negara tujuan utama para investor yang ingin berekspansi. Salah satu keunggulan Indonesia adalah potensi sumber daya manusia yang sangat besar.
"Itu pasti alasan investor-investor masuk ke Indonesia karena market kita yang sangat besar. Pemerintah juga terus berupaya menarik investasi asing dengan sejumlah insentif fiskal dan siap memfasilitasi kawasan industri," ungkapnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, ada sekitar 150 perusahaan yang terdiri dari 40 perusahaan Jepang dan 110 perusahaan AS yang berpotensi keluar dari China.
"Ini merupakan potensi yang harus kita tangkap. Untuk itu, kita perlu bersiap," ujarnya pada diskusi virtual di Jakarta, kamis (18/6/2020).
Agus melanjutkan, pemerintah Jepang lebih tegas memberikan stimulus untuk perusahaan-perusahaan yang merelokasi perusahaannya keluar dari China. Sementara AS meski belum ada kebijakan namun sudah mengarah ke sana.
"Untuk itu, Indonesia harus bersiap mengingat kompetitor negara lain di ASEAN juga melakukan upaya yang sama untuk menarik investasi ke negaranya, bahkan lebih. Negara-negara ASEAN pasti akan berlomba untuk menggelar karpet merah untuk menyambut perusahaan dari Jepang dan AS," tuturnya.
Menurut Agus, ada dua hambatan yang sering dikeluhkan investor yang ingin berinvestasi ke Indonesia yaitu lahan dan ketenagakerjaan. Untuk itu, pemerintah tengah membahas Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Cipta Kerja) sebagai daya tarik bagi investor.
"Ini semua sudah di address dalam RUU Cipta Kerja. Pihak-pihak industri di luar negeri, mereka mengikuti pembahasan RUU Cipta Kerja. Mereka memang memberikan sinyal menyayangkan ketika ada delay pembahasan RUU Cipta Kerja ini. Kalau untuk market memang RUU Cipta Kerja ini sangat dibutuhkan," jelasnya.
Menperin meyakini Indonesia masih memiliki daya tarik yang kuat bagi negara tujuan utama para investor yang ingin berekspansi. Salah satu keunggulan Indonesia adalah potensi sumber daya manusia yang sangat besar.
"Itu pasti alasan investor-investor masuk ke Indonesia karena market kita yang sangat besar. Pemerintah juga terus berupaya menarik investasi asing dengan sejumlah insentif fiskal dan siap memfasilitasi kawasan industri," ungkapnya.
(bon)