China Sedot 387.000 Ton Gas Alam Cair dari Rusia Saat Impor Naik 26,4%
loading...
A
A
A
BEIJING - Ekspor China ke Rusia merosot pada bulan Maret 2022 setelah invasi ke Ukraina, bahkan ketika pengiriman ke negara-negara lain tumbuh dengan cepat. Hal ini menunjukkan perusahaan-perusahaan China kemungkinan sedikit berhati-hati tentang perdagangan dengan Rusia.
Tercatat, perusahaan-perusahaan China menjual barang senilai USD3,8 miliar ke Rusia pada bulan Maret, berdasarkan data resmi. Angka tersebut turun 7,7% dari tahun sebelumnya.
Hal itu menjadi jumlah terendah sejak Mei 2020, ketika perdagangan global sangat terpengaruh oleh wabah Covid-19. Kedua negara menyatakan persahabatan mereka tidak memiliki batasan pada awal tahun ini ketika Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu sebelum invasi Ukraina.
Sejak serangan itu, China mengatakan akan melanjutkan hubungan perdagangan secara normal dengan Rusia. Namun, meningkatnya sanksi terhadap Rusia oleh banyak negara, kemerosotan mata uang Rusia dan upaya Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan Rusia menggunakan dolar mungkin telah mendorong perusahaan-perusahaan China untuk menahan ekspor.
Sementara impor dari Rusia naik 26,4% dari tahun lalu, kemungkinan didorong lebih tinggi oleh kenaikan harga komoditas. China terutama membeli komoditas minyak, gas, batu bara dan pertanian dari Rusia dan menjual peralatan elektronik, mesin, dan kendaraan.
Rincian tentang barang-barang aktual yang dipindahkan melintasi perbatasan pada bulan Maret akan segera dirilis. China menerima 387.000 ton gas alam cair dari Rusia pada Maret, lebih tinggi dari 317.000 ton tahun sebelumnya, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Saat China terus meningkatkan impor gas dari Rusia sejak pasokan dari pipanya dimulai pada akhir 2019, volume itu masih tertinggal dari pemasok utama Australia.
Impor pada bulan Maret mungkin telah turun karena adanya pemeliharaan pipa musiman Rusia dan wabah covid China, tetapi kemungkinan akan meningkat sebesar 3 miliar meter kubik musim panas ini, dari 10bcm pada tahun 2021.
Ditambah serta untuk menjaga Gazprom PJSC di jalur untuk mencapai kapasitas penuh 38bcm pada tahun 2024, menurut Lujia Cao, seorang analis gas dengan BloombergNEF. Tepat sebelum invasi, PetroChina Co menandatangani kontrak gas kedua dengan Gazprom.
Pada tahun 2021, total perdagangan China dengan Rusia tercatat tumbuh 36% menjadi USD147 miliar, seperti ditunjukkan data resmi. Dimana para pemimpin negara setuju untuk meningkatkan perdagangan kedua negara menjadi USD250 miliar ketika mereka bertemu pada bulan Februari.
Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov mengatakan bahwa negara itu siap untuk menjual minyak mentah dan produk minyak bumi ke "negara-negara sahabat" dalam kisaran harga berapapun.
Tercatat, perusahaan-perusahaan China menjual barang senilai USD3,8 miliar ke Rusia pada bulan Maret, berdasarkan data resmi. Angka tersebut turun 7,7% dari tahun sebelumnya.
Hal itu menjadi jumlah terendah sejak Mei 2020, ketika perdagangan global sangat terpengaruh oleh wabah Covid-19. Kedua negara menyatakan persahabatan mereka tidak memiliki batasan pada awal tahun ini ketika Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin bertemu sebelum invasi Ukraina.
Sejak serangan itu, China mengatakan akan melanjutkan hubungan perdagangan secara normal dengan Rusia. Namun, meningkatnya sanksi terhadap Rusia oleh banyak negara, kemerosotan mata uang Rusia dan upaya Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan Rusia menggunakan dolar mungkin telah mendorong perusahaan-perusahaan China untuk menahan ekspor.
Sementara impor dari Rusia naik 26,4% dari tahun lalu, kemungkinan didorong lebih tinggi oleh kenaikan harga komoditas. China terutama membeli komoditas minyak, gas, batu bara dan pertanian dari Rusia dan menjual peralatan elektronik, mesin, dan kendaraan.
Rincian tentang barang-barang aktual yang dipindahkan melintasi perbatasan pada bulan Maret akan segera dirilis. China menerima 387.000 ton gas alam cair dari Rusia pada Maret, lebih tinggi dari 317.000 ton tahun sebelumnya, menurut data pelacakan kapal yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Saat China terus meningkatkan impor gas dari Rusia sejak pasokan dari pipanya dimulai pada akhir 2019, volume itu masih tertinggal dari pemasok utama Australia.
Impor pada bulan Maret mungkin telah turun karena adanya pemeliharaan pipa musiman Rusia dan wabah covid China, tetapi kemungkinan akan meningkat sebesar 3 miliar meter kubik musim panas ini, dari 10bcm pada tahun 2021.
Ditambah serta untuk menjaga Gazprom PJSC di jalur untuk mencapai kapasitas penuh 38bcm pada tahun 2024, menurut Lujia Cao, seorang analis gas dengan BloombergNEF. Tepat sebelum invasi, PetroChina Co menandatangani kontrak gas kedua dengan Gazprom.
Pada tahun 2021, total perdagangan China dengan Rusia tercatat tumbuh 36% menjadi USD147 miliar, seperti ditunjukkan data resmi. Dimana para pemimpin negara setuju untuk meningkatkan perdagangan kedua negara menjadi USD250 miliar ketika mereka bertemu pada bulan Februari.
Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov mengatakan bahwa negara itu siap untuk menjual minyak mentah dan produk minyak bumi ke "negara-negara sahabat" dalam kisaran harga berapapun.
(akr)