5 Pabrik Indomie di Luar Negeri, Tertua di Arab Saudi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indomie sebagai merek mi instan asal Indonesia telah menjangkau ratusan negara, bahkan memiliki lebih dari 10 pabrik di luar negeri.
Merujuk laman www.indomie.com, merek mi instan Indomie pertama kali diluncurkan pada 1972. Indomie diproduksi oleh Indofood, pelopor mi instan di Indonesia.
Mengutip Annual Report 2020 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), divisi Mi Instan ICBP merupakan salah satu produsen mi instan terbesar di dunia.
Melalui akuisisi Pinehill Company Limited (PCL) pada Agustus 2020, divisi ini kini mengoperasikan 30 pabrik mi instan di Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara, dengan total kapasitas produksi 29 miliar bungkus per tahun.
Akuisisi bernilai USD2,99 miliar atau hampir Rp43 triliun ini lantas menempatkan ICBP sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia dengan pangsa pasar yang kuat secara global.
Diketahui, Indomie saat ini telah hadir di lebih dari 100 negara di antaranya Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), Kanada, seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan negara-negara Timur Tengah.
Bahkan, sejumlah negara tidak lagi mengimpor Indomie lantaran sudah ada pabriknya di dalam negerinya. Di antaranya 5 negara berikut ini:
1. Nigeria
Mengutip indomie.ng, masyarakat Nigeria sangat mengenal dan menyukai Indomie yang sudah hadir di negara di kawasan Afrika itu selama lebih dari 30 tahun.
Awalnya Indomie dikenalkan ke publik Nigeria melalui ekspor yang dilakukan sejak 1988. Selanjutnya pada 1995 membuka pabrik pertamanya di Nigeria di bawah bendera Dufil Prima Foods, usaha patungan Grup Salim dan Tolaram Group dari Singapura.
Pabrik di Nigeria ini menjadi salah satu pabrik Indomie terbesar yang ada di luar negeri dan merupakan pabrik mi instan terbesar di Afrika.
Tiga pabrik yang berlokasi di Ogun State (1996), Port Harcourt (2003) dan Kaduna (2009) menghasilkan lebih dari 8 juta bungkus mi instan per hari.
Sama halnya di Indonesia, Indomie juga menguasai pasar di Nigeria dengan pangsa pasar sekitar 70%. Upaya menggaet konsumen di negara berpopulasi lebih dari 200 juta jiwa atau terbesar di Afrika itu juga dilakukan dengan menghadirkan varian rasa Indomie sesuai selera lokal.
Selain kemasan standar dengan berat sekira 75-80 gram, pabrik di Nigeria juga memproduksi Indomie ukuran Hungry Man Size seberat 180 gram.
2. Arab Saudi
Arab Saudi menjadi salah satu sasaran utama pemasaran Indomie di luar negeri lantaran banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana.
Mi instan Indomie sudah hadir di Arab Saudi sejak 1986 dan kini telah menguasai sekitar 95% pangsa pasar mi instan di wilayah kerajaan tersebut.
Mengutip laman www.indomie.com.sa Indomie memiliki tiga pabrik di Arab Saudi. Dua pabrik memproduksi mi Indomie lokasinya di Jeddah Industrial City dan di Dammam.
Sedangkan pabrik ketiga yang juga berlokasi di Jeddah memproduksi saus dan saus tomat untuk bumbu mi instan.
Pabrik di Jeddah menjadi yang pertama dibangun kembali pada Oktober 1992 dan dibuka pada 1994, serta mengalami empat kali perluasan pada periode antara 1996 dan 2005. Adapun kapasitasnya hingga 2 juta bungkus per hari.
Adapun pabrik di Dammam dibangun pada Juli 2005 dan mengalami perluasan pada April 2007 dan Februari 2012. Pabrik ini memproduksi 4 juta bungkus mi instan per hari.
Selain kemasan bungkus atau disebut juga pillow pack, pabrik di Arab Saudi juga memproduksi Indomie kemasan cup dengan varian rasa sayuran, kari, ayam dan daging sapi.
Sebagai informasi, untuk mengoperasikan pabrik di Saudi Arabia ini, Grup Salim menggandeng Grup Pinehill yang memproduksi dan menjual mi instan dengan merek dagang Indomie di Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara melalui perjanjian lisensi.
3. Suriah
Republik Arab Suriah atau Syria merupakan negara yang terletak di benua Asia, tepatnya di Asia Barat.
Pabrik Indomie di Suriah atau Syria didirikan pada 2006 atas kerja sama Grup Salim dengan pengusaha Arab Saudi dan pengusaha lokal.
Mengutip siaran pers Kementerian Luar Negeri di laman kemlu.go.id tanggal 25 Agustus 2019, pabrik Indomie milik perusahaan Salim Wazaran Brinjikji Ltd (Sawab) berlokasi di Adra Industrial City, provinsi Damascus Countryside.
Perusahaan Sawab Ltd telah berdiri sejak 2006 dan tetap beroperasi meskipun Suriah dilanda krisis politik dan keamanan. Sawab Ltd memproduksi Indomie sebagai salah satu produk asal Indonesia yang cukup digemari di Suriah.
4. Mesir
Mengutip laman indomie.com.eg, Indomie dikenalkan kepada masyarakat Mesir di awal tahun 1990-an melalui berbagai delegasi pemasaran dari Indonesia dan Arab Saudi.
Saat itu cukup sulit mengenalkannya karena mi instan adalah sebuah konsep baru bagi mayoritas orang Mesir dan Indomie merupakan merek produk yang masih asing dan belum pernah ada di negeri itu. Namun, dengan pemasaran yang gencar, Indomie mulai dikenal.
Pada 1997, kemitraan didirikan antara pengusaha lokal bernama Maher Abu Alata dan Wazaran Group untuk membangun perusahaan bernama Transworld yang dikhususkan untuk ekspor, impor distribusi dan pemasaran. Tujuan utamanya adalah mengimpor dan mendistribusikan Indomie di Mesir.
Seiring permintaan yang meningkat, pada 2005 Grup Salim menyatakan minatnya untuk mengembangkan bisnis dan distribusi Indomie di Mesir tanpa tergantung produk impor dari Pinehill Arab Saudi.
Selanjutnya, manajemen Salim Wazaran Group Ltd (Sawaz) di Jeddah dan Transworld memutuskan membangun pabrik di Mesir.
Pada 2006, perusahaan yang khusus untuk memproduksi pun didirikan dengan nama Salim Wazaran Abu Alata, Ltd atau disingkat Sawata. Sawata didirikan bersama oleh Sawaz di Arab Saudi dan Abu Alata Co yang berbasis di Mesir.
Pada 1 Oktober 2009, pabrik mi instan Indomie yang berlokasi di kawasan industri Badr City di Kairo memulai produksi komersial Indomie dan mendistribusikannya ke seluruh pasar di Mesir.
5. Turki
Indomie memulai perjalanannya di Turki sejak awal 2010 melalui perusahaan bernama Adkoturk Gida Sanayi. Semula Adkoturk menjadi distributor produk Indofood di kota kecil Adana yang mengimpor dan menjual produk Indomie.
Tak hanya sebagai distributor, Adkoturk aktif melakukan riset pasar dengan mencari tahu selera yang digemari konsumen dan cara pemasarannya. Dari hasil riset, diketahui bahwa penjualan melalui jaringan ritel lebih dominan daripada melalui pasar tradisional.
Sehingga, pada pertengahan tahun 2011 Adkoturk membuka kantor cabang di Istanbul agar lebih dekat dengan kantor pusat jaringan ritel di Turki.
Adapun pabrik mi instan Indomie berlokasi di zona industri Tekirdag, Turki. Mengutip siaran pers Kementerian Perdagangan (Kemendag) tanggal 13 Juli 2019, kapasitas produksi Indomie sebanyak 550 ribu karton per bulan dengan penjualan mencapai 450 ribu karton Indomie bungkus dan 50 ribu karton Indomie kemasan cup per bulan. Dengan penambahan mesin baru, kapasitas produksi akan meningkat menjadi 1 juta karton per bulan.
Produk mi instan Indomie telah tersebar di 81 provinsi di Turki dan dapat diperoleh di semua pasar ritel besar dan kecil di seluruh Turki, serta dijual secara daring. Indomie pun sukses menguasai pasar mi instan di Turki dengan pangsa pasar 90%.
Merujuk laman www.indomie.com, merek mi instan Indomie pertama kali diluncurkan pada 1972. Indomie diproduksi oleh Indofood, pelopor mi instan di Indonesia.
Mengutip Annual Report 2020 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), divisi Mi Instan ICBP merupakan salah satu produsen mi instan terbesar di dunia.
Melalui akuisisi Pinehill Company Limited (PCL) pada Agustus 2020, divisi ini kini mengoperasikan 30 pabrik mi instan di Indonesia, Malaysia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara, dengan total kapasitas produksi 29 miliar bungkus per tahun.
Akuisisi bernilai USD2,99 miliar atau hampir Rp43 triliun ini lantas menempatkan ICBP sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia dengan pangsa pasar yang kuat secara global.
Diketahui, Indomie saat ini telah hadir di lebih dari 100 negara di antaranya Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), Kanada, seluruh Asia, Afrika, Eropa, dan negara-negara Timur Tengah.
Bahkan, sejumlah negara tidak lagi mengimpor Indomie lantaran sudah ada pabriknya di dalam negerinya. Di antaranya 5 negara berikut ini:
1. Nigeria
Mengutip indomie.ng, masyarakat Nigeria sangat mengenal dan menyukai Indomie yang sudah hadir di negara di kawasan Afrika itu selama lebih dari 30 tahun.
Awalnya Indomie dikenalkan ke publik Nigeria melalui ekspor yang dilakukan sejak 1988. Selanjutnya pada 1995 membuka pabrik pertamanya di Nigeria di bawah bendera Dufil Prima Foods, usaha patungan Grup Salim dan Tolaram Group dari Singapura.
Pabrik di Nigeria ini menjadi salah satu pabrik Indomie terbesar yang ada di luar negeri dan merupakan pabrik mi instan terbesar di Afrika.
Tiga pabrik yang berlokasi di Ogun State (1996), Port Harcourt (2003) dan Kaduna (2009) menghasilkan lebih dari 8 juta bungkus mi instan per hari.
Sama halnya di Indonesia, Indomie juga menguasai pasar di Nigeria dengan pangsa pasar sekitar 70%. Upaya menggaet konsumen di negara berpopulasi lebih dari 200 juta jiwa atau terbesar di Afrika itu juga dilakukan dengan menghadirkan varian rasa Indomie sesuai selera lokal.
Selain kemasan standar dengan berat sekira 75-80 gram, pabrik di Nigeria juga memproduksi Indomie ukuran Hungry Man Size seberat 180 gram.
2. Arab Saudi
Arab Saudi menjadi salah satu sasaran utama pemasaran Indomie di luar negeri lantaran banyaknya tenaga kerja Indonesia (TKI) di sana.
Mi instan Indomie sudah hadir di Arab Saudi sejak 1986 dan kini telah menguasai sekitar 95% pangsa pasar mi instan di wilayah kerajaan tersebut.
Mengutip laman www.indomie.com.sa Indomie memiliki tiga pabrik di Arab Saudi. Dua pabrik memproduksi mi Indomie lokasinya di Jeddah Industrial City dan di Dammam.
Sedangkan pabrik ketiga yang juga berlokasi di Jeddah memproduksi saus dan saus tomat untuk bumbu mi instan.
Pabrik di Jeddah menjadi yang pertama dibangun kembali pada Oktober 1992 dan dibuka pada 1994, serta mengalami empat kali perluasan pada periode antara 1996 dan 2005. Adapun kapasitasnya hingga 2 juta bungkus per hari.
Adapun pabrik di Dammam dibangun pada Juli 2005 dan mengalami perluasan pada April 2007 dan Februari 2012. Pabrik ini memproduksi 4 juta bungkus mi instan per hari.
Selain kemasan bungkus atau disebut juga pillow pack, pabrik di Arab Saudi juga memproduksi Indomie kemasan cup dengan varian rasa sayuran, kari, ayam dan daging sapi.
Sebagai informasi, untuk mengoperasikan pabrik di Saudi Arabia ini, Grup Salim menggandeng Grup Pinehill yang memproduksi dan menjual mi instan dengan merek dagang Indomie di Afrika, Timur Tengah dan Eropa Tenggara melalui perjanjian lisensi.
3. Suriah
Republik Arab Suriah atau Syria merupakan negara yang terletak di benua Asia, tepatnya di Asia Barat.
Pabrik Indomie di Suriah atau Syria didirikan pada 2006 atas kerja sama Grup Salim dengan pengusaha Arab Saudi dan pengusaha lokal.
Mengutip siaran pers Kementerian Luar Negeri di laman kemlu.go.id tanggal 25 Agustus 2019, pabrik Indomie milik perusahaan Salim Wazaran Brinjikji Ltd (Sawab) berlokasi di Adra Industrial City, provinsi Damascus Countryside.
Perusahaan Sawab Ltd telah berdiri sejak 2006 dan tetap beroperasi meskipun Suriah dilanda krisis politik dan keamanan. Sawab Ltd memproduksi Indomie sebagai salah satu produk asal Indonesia yang cukup digemari di Suriah.
4. Mesir
Mengutip laman indomie.com.eg, Indomie dikenalkan kepada masyarakat Mesir di awal tahun 1990-an melalui berbagai delegasi pemasaran dari Indonesia dan Arab Saudi.
Saat itu cukup sulit mengenalkannya karena mi instan adalah sebuah konsep baru bagi mayoritas orang Mesir dan Indomie merupakan merek produk yang masih asing dan belum pernah ada di negeri itu. Namun, dengan pemasaran yang gencar, Indomie mulai dikenal.
Pada 1997, kemitraan didirikan antara pengusaha lokal bernama Maher Abu Alata dan Wazaran Group untuk membangun perusahaan bernama Transworld yang dikhususkan untuk ekspor, impor distribusi dan pemasaran. Tujuan utamanya adalah mengimpor dan mendistribusikan Indomie di Mesir.
Seiring permintaan yang meningkat, pada 2005 Grup Salim menyatakan minatnya untuk mengembangkan bisnis dan distribusi Indomie di Mesir tanpa tergantung produk impor dari Pinehill Arab Saudi.
Selanjutnya, manajemen Salim Wazaran Group Ltd (Sawaz) di Jeddah dan Transworld memutuskan membangun pabrik di Mesir.
Pada 2006, perusahaan yang khusus untuk memproduksi pun didirikan dengan nama Salim Wazaran Abu Alata, Ltd atau disingkat Sawata. Sawata didirikan bersama oleh Sawaz di Arab Saudi dan Abu Alata Co yang berbasis di Mesir.
Pada 1 Oktober 2009, pabrik mi instan Indomie yang berlokasi di kawasan industri Badr City di Kairo memulai produksi komersial Indomie dan mendistribusikannya ke seluruh pasar di Mesir.
5. Turki
Indomie memulai perjalanannya di Turki sejak awal 2010 melalui perusahaan bernama Adkoturk Gida Sanayi. Semula Adkoturk menjadi distributor produk Indofood di kota kecil Adana yang mengimpor dan menjual produk Indomie.
Tak hanya sebagai distributor, Adkoturk aktif melakukan riset pasar dengan mencari tahu selera yang digemari konsumen dan cara pemasarannya. Dari hasil riset, diketahui bahwa penjualan melalui jaringan ritel lebih dominan daripada melalui pasar tradisional.
Sehingga, pada pertengahan tahun 2011 Adkoturk membuka kantor cabang di Istanbul agar lebih dekat dengan kantor pusat jaringan ritel di Turki.
Adapun pabrik mi instan Indomie berlokasi di zona industri Tekirdag, Turki. Mengutip siaran pers Kementerian Perdagangan (Kemendag) tanggal 13 Juli 2019, kapasitas produksi Indomie sebanyak 550 ribu karton per bulan dengan penjualan mencapai 450 ribu karton Indomie bungkus dan 50 ribu karton Indomie kemasan cup per bulan. Dengan penambahan mesin baru, kapasitas produksi akan meningkat menjadi 1 juta karton per bulan.
Produk mi instan Indomie telah tersebar di 81 provinsi di Turki dan dapat diperoleh di semua pasar ritel besar dan kecil di seluruh Turki, serta dijual secara daring. Indomie pun sukses menguasai pasar mi instan di Turki dengan pangsa pasar 90%.
(ind)