Kemenhub Tegaskan Siap Hentikan Bus AKAP dan AKDP di Jabodetabek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menegaskan terhitung Jumat ini, semua pelayanan Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di seluruh Terminal Bus di wilayah Jabodetabek dihentikan.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti mengatakan penghentian bus ini merupakan tindak lanjut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Adapun, terminal bus yang melayani Bus AKAP dan AKDP meliputi baik yang dibawah pengelolaan BPTJ yaitu Terminal Jatijajar Depok, Terminal Baranangsiang Bogor, Terminal Poris Plawad Kota Tangerang, Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan maupun yang dibawah pengelolaan Pemerintah Daerah yaitu Terminal Kampung Rambutan, Terminal Pulogebang, Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok yang berada dibawah pengelolaan Pemprov DKI serta Terminal Bekasi dibawah pengelolaan Pemkot Bekasi.
"Nantinya penghentian pelayanan ini bersifat sementara yaitu sampai 31 Mei 2020. Diharapkan dengan kebijakan ini akan menghambat pergerakan orang yang bermaksud pulang kampung atau mudik keluar wilayah Jabodetabek yang berpotensi menyebarkan penyakit Covid-19, mengingat seluruh wilayah Jabodetabek telah menjadi zona merah," kata Polana di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Namun, kata Polana, penghentian operasi pelayanan tidak berlaku bagi angkutan perkotaan lintas wilayah di dalam Jabodetabek (Transjabodetabek).
"Misalnya bus yang melayani rute Terminal Baranangsiang Bogor ke Bekasi itu tetap beroperasi, namun harus menjalankan protokol kesehatan terkait Covid-19," jelas Polana.
Menyangkut kemungkinan adanya Bus AKAP dan AKDP yang beroperasi di luar terminal, Polana menegaskan sebaiknya pengusaha bus tidak coba-coba melakukan hal tersebut.
"Jika ada yang beroperasi di luar terminal, mereka akan terkena penertiban petugas di lapangan," kata Polana.
Saat ini, telah terdapat 213 check point di lokasi perbatasan keluar Jabodetabek, dimana petugas kepolisian didukung instansi terkait akan melakukan pengawasan dan penindakan. Bagi yang terkena penindakan di lapangan akan dikenakan sanksi tidak boleh melanjutkan perjalanan dan kembali ke tempat asal.
Sebagai informasi, dari data yang tercatat pada 4 terminal bus dibawah pengelolaan BPTJ yaitu Terminal Jatijajar, Terimal Baranangsiang, Terminal Poris Plawad dan Terminal Pondok Cabe, jumlah penumpang secara umum cenderung menurun sejak bulan Januari 2020.
Namun khusus untuk Terminal Poris Plawad, jumlah penumpang untuk keberangkatan cenderung tetap bahkan naik pada saat-saat terakhir sebelum 24 April 2020. Pada Januari 2020 di Terminal Poris Plawad terdapat 20.298 penumpang berangkat, sedangkan pada Maret 2020 di Terminal Poris Plawad tercatat jumlah penumpang berangkat 20.292 orang, mengalami kenaikan dibandingkan bulan Februari yang mencapai 18.849 orang.
Pada bulan April 2020 sampai dengan Kamis 23 April 2020, tercatat jumlah keberangkatan penumpang 7.918 orang, dimana pada Kamis 23 April 2020 tercatat lonjakan penumpang berangkat sebanyak 1.344 orang daripada biasanya yang rata-rata per hari 344 orang.
"Mungkin banyak pekerja informal yang mereka memutuskan untuk pulang sebelum ada pelarangan pemerintah," kata Polana.
Sementara data produksi rata-rata harian penumpang berangkat yang tercatat di Terminal Jatijajar cenderung terus menurun. Pada Januari 2020, rata-rata harian penumpang berangkat dari Terminal Jatijajar mencapai 551 orang per hari, kemudian turun menjadi 490 orang per hari pada bulan Februari dan 401 orang per hari pada bulan Maret. Sementara bulan April hingga tanggal 23 rata-rata harian keberangkatan penumpang adalah 69 orang per hari.
Penurunan penumpang sejak bulan Januari juga terjadi di Terminal Baranangsiang, Bogor. Pada Januari, rata-rata harian produksi keberangkatan penumpang yang tercatat melalui terminal ini masih sejumlah 1.636 orang per hari. Namun pada Februari, menurun menjadi 1.511 orang per hari, dan Maret hanya 273 orang per hari. Sementara untuk April hingga tanggal 23, produksi harian rata-rata penumpang berangkat dari Terminal Baranangsiang ialah 189 orang per hari.
Di Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada bulan Januari rata-rata harian keberangkatan penumpang dari terminal ini sebanyak 73 orang per hari. Kemudian turun menjadi 69 orang per hari pada Februari 2020 dan 67 orang per hari pada Maret 2020. Bulan April hingga tanggal 23, produksi harian rata-rata penumpang berangkat dari Terminal Pondok Cabe turun drastis menjadi 27 orang per hari.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana Pramesti mengatakan penghentian bus ini merupakan tindak lanjut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Adapun, terminal bus yang melayani Bus AKAP dan AKDP meliputi baik yang dibawah pengelolaan BPTJ yaitu Terminal Jatijajar Depok, Terminal Baranangsiang Bogor, Terminal Poris Plawad Kota Tangerang, Terminal Pondok Cabe Tangerang Selatan maupun yang dibawah pengelolaan Pemerintah Daerah yaitu Terminal Kampung Rambutan, Terminal Pulogebang, Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok yang berada dibawah pengelolaan Pemprov DKI serta Terminal Bekasi dibawah pengelolaan Pemkot Bekasi.
"Nantinya penghentian pelayanan ini bersifat sementara yaitu sampai 31 Mei 2020. Diharapkan dengan kebijakan ini akan menghambat pergerakan orang yang bermaksud pulang kampung atau mudik keluar wilayah Jabodetabek yang berpotensi menyebarkan penyakit Covid-19, mengingat seluruh wilayah Jabodetabek telah menjadi zona merah," kata Polana di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Namun, kata Polana, penghentian operasi pelayanan tidak berlaku bagi angkutan perkotaan lintas wilayah di dalam Jabodetabek (Transjabodetabek).
"Misalnya bus yang melayani rute Terminal Baranangsiang Bogor ke Bekasi itu tetap beroperasi, namun harus menjalankan protokol kesehatan terkait Covid-19," jelas Polana.
Menyangkut kemungkinan adanya Bus AKAP dan AKDP yang beroperasi di luar terminal, Polana menegaskan sebaiknya pengusaha bus tidak coba-coba melakukan hal tersebut.
"Jika ada yang beroperasi di luar terminal, mereka akan terkena penertiban petugas di lapangan," kata Polana.
Saat ini, telah terdapat 213 check point di lokasi perbatasan keluar Jabodetabek, dimana petugas kepolisian didukung instansi terkait akan melakukan pengawasan dan penindakan. Bagi yang terkena penindakan di lapangan akan dikenakan sanksi tidak boleh melanjutkan perjalanan dan kembali ke tempat asal.
Sebagai informasi, dari data yang tercatat pada 4 terminal bus dibawah pengelolaan BPTJ yaitu Terminal Jatijajar, Terimal Baranangsiang, Terminal Poris Plawad dan Terminal Pondok Cabe, jumlah penumpang secara umum cenderung menurun sejak bulan Januari 2020.
Namun khusus untuk Terminal Poris Plawad, jumlah penumpang untuk keberangkatan cenderung tetap bahkan naik pada saat-saat terakhir sebelum 24 April 2020. Pada Januari 2020 di Terminal Poris Plawad terdapat 20.298 penumpang berangkat, sedangkan pada Maret 2020 di Terminal Poris Plawad tercatat jumlah penumpang berangkat 20.292 orang, mengalami kenaikan dibandingkan bulan Februari yang mencapai 18.849 orang.
Pada bulan April 2020 sampai dengan Kamis 23 April 2020, tercatat jumlah keberangkatan penumpang 7.918 orang, dimana pada Kamis 23 April 2020 tercatat lonjakan penumpang berangkat sebanyak 1.344 orang daripada biasanya yang rata-rata per hari 344 orang.
"Mungkin banyak pekerja informal yang mereka memutuskan untuk pulang sebelum ada pelarangan pemerintah," kata Polana.
Sementara data produksi rata-rata harian penumpang berangkat yang tercatat di Terminal Jatijajar cenderung terus menurun. Pada Januari 2020, rata-rata harian penumpang berangkat dari Terminal Jatijajar mencapai 551 orang per hari, kemudian turun menjadi 490 orang per hari pada bulan Februari dan 401 orang per hari pada bulan Maret. Sementara bulan April hingga tanggal 23 rata-rata harian keberangkatan penumpang adalah 69 orang per hari.
Penurunan penumpang sejak bulan Januari juga terjadi di Terminal Baranangsiang, Bogor. Pada Januari, rata-rata harian produksi keberangkatan penumpang yang tercatat melalui terminal ini masih sejumlah 1.636 orang per hari. Namun pada Februari, menurun menjadi 1.511 orang per hari, dan Maret hanya 273 orang per hari. Sementara untuk April hingga tanggal 23, produksi harian rata-rata penumpang berangkat dari Terminal Baranangsiang ialah 189 orang per hari.
Di Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada bulan Januari rata-rata harian keberangkatan penumpang dari terminal ini sebanyak 73 orang per hari. Kemudian turun menjadi 69 orang per hari pada Februari 2020 dan 67 orang per hari pada Maret 2020. Bulan April hingga tanggal 23, produksi harian rata-rata penumpang berangkat dari Terminal Pondok Cabe turun drastis menjadi 27 orang per hari.
(bon)