Harga Minyak Koreksi Usai OPEC dan Sekutu Umumkan Kenaikan Target Produksi di Juni

Jum'at, 06 Mei 2022 - 09:33 WIB
loading...
Harga Minyak Koreksi...
Harga minyak mentah koreksi dipicu pengumuman OPEC dan sekutu. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terpantau mengalami koreksi pada perdagangan Jumat (6/5/2022) pagi ini waktu Asia.

Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 08:31 WIB menunjukkan, harga minyak Brent Juli 2022 turun -0,32% di USD110,54 per barel. Sedangkan Brent Agustus 2022 koreksi -0,39% di USD108,79 per barel.

West Texas Intermediate (WTI) Juni 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) tertekan -0,32% di USD107,91 per barel, sementara WTI Juli 2022 merosot -0,37% di USD106,35 per barel.

Penurunan kedua harga acuan tersebut terjadi setelah reli beberapa sesi terakhir, yang menunjukkan volatilitas harga Brent masih terjaga stabil di area USD110 per barel, dilansir Reuters, Jumat (6/5/2022).



Adapun koreksi pagi ini terjadi sebagai respons pasar terhadap rilis pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan sekutunya yang mengumumkan peningkatan produksi bulanan secara moderat, dengan target produksi bulan Juni mencapai 432.000 barel per hari (bph).

OPEC dan sekutunya menegaskan tidak dapat disalahkan atas macetnya gangguan dari Rusia akibat kisruh geopolitik di Eropa Timur.

Mereka tampak mengabaikan seruan negara-negara Barat untuk mempercepat produksi agar dapat mengisi kekosongan stok di tingkat global.

Pertemuan OPEC+ hari Kamis (5/5) lalu diadakan di tengah melonjaknya harga minyak yang sempat mencapai level tertinggi sejak 2008 di level lebih dari USD139 per barel pada Maret lalu. Forum ini juga terjadi sehari setelah Uni Eropa mengusulkan embargo bertahap terhadap minyak Rusia.

Dua sumber yang hadir pada pertemuan itu mengatakan para delegasi negara anggota OPEC sepenuhnya menghindari bahasan seputar sanksi terhadap Rusia dan mengakhiri pembicaraan dalam waktu hampir 15 menit.

Embargo minyak dari Rusia kemungkinan akan membuat Kremlin mengalihkan pipanya ke Asia dan memangkas produksi secara tajam.

Sedangkan Eropa dinilai akan bersaing untuk mendapatkan sisa pasokan yang tersedia. Kedua faktor tersebut kemungkinan akan mendukung kenaikan harga minyak mentah.

“OPEC+ melihat hal ini sebagai masalah yang dibuat oleh Barat sendiri dan bukan masalah pasokan mendasar yang harus ditanggapi,” kata Callum Macpherson dari Investec.



Menurut Callum, hanya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang memiliki kapasitas untuk meningkatkan pasokan secara signifikan.

“Jika Saudi dan UEA melakukannya, perselisihan berikutnya dengan Rusia dapat mengakhiri OPEC+,” tukas Callum.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan pada hari Rabu bahwa tidak mungkin bagi produsen lain untuk menggantikan ekspor minyak Rusia lebih dari 7 juta barel per hari. “Kapasitas cadangan saja tidak ada,” tukasnya.



Amerika Serikat (AS) telah berulang kali meminta OPEC untuk meningkatkan produksi, tetapi organisasi yang dipimpin Saudi itu telah menolak seruan negara-negara di tengah hubungan yang tegang dengan Washington.

Lembaga pengawas energi dari negara-negara Barat, Badan Energi Internasional, setuju bulan lalu untuk melepaskan cadangan minyak guna membantu mendinginkan harga dan mengimbangi gangguan pasokan dari Negeri Beruang Merah.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1934 seconds (0.1#10.140)