Shell Jual 400 Pompa Bensin ke Produsen Minyak Terbesar Kedua di Rusia

Sabtu, 14 Mei 2022 - 03:17 WIB
loading...
A A A
Ketika konflik di Ukraina pecah, perusahaan-perusahaan energi berada di bawah tekanan secara langsung saat negara-negara mengumumkan larangan dan pembatasan minyak dan gas Rusia dalam beberapa minggu setelah invasi.

BP yang memiliki saham besar di raksasa energi Rusia Rosneft, hanya dalam beberapa hari setelah perang dimulai langsung mengumumkan operasi bisnis mereka akan ditutup. Langkah serupa selanjutnya diikuti oleh Shell, ExxonMobil dan Equinor yang memotong investasi mereka di Rusia menyusul tekanan dari pemegang saham, serta dari pemerintah dan masyarakat.

Total Energies, pemain besar lainnya di Rusia mengatakan, tidak akan mendanai proyek-proyek baru di negara Beruang Merah. Tetapi tidak seperti rekan-rekannya, mereka tidak berencana untuk menjual investasi yang ada.

Rusia dikenal sebagai produsen terbesar ketiga di dunia untuk Migas, setelah Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.



Meskipun ada sanksi yang terus meluas dan banyak negara mengurangi ketergantungan mereka pada minyak Rusia, namun pendapat bulanan negara itu hampir naik dua kali lipat dari penjualan bahan bakar fosil ke UE, menurut Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Uni Eropa telah mengimpor sekitar 22 miliar euri bahan bakar fosil per bulan dari Rusia sejak awal perang karena harga minyak dan gas telah melonjak, dibandingkan dengan rata-rata sekitar 12 miliar per bulan pada tahun 2021.

Perusahaan multinasional yang mengumumkan pengurangan kegiatan bisnis mereka di Rusia telah mulai melaporkan kerugian terkait keputusannya.

Kesepakatan Lukoil adalah salah satu yang paling awal di mana sebuah perusahaan Barat, Shell yang terdaftar di Inggris, telah menjual asetnya di Rusia. Penjualan disebut masih tunduk pada persetujuan peraturan oleh layanan anti-monopoli Rusia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)