Saat Ekonomi Lesu, Bisnis Ini Dapat Kucuran Modal USD57 Juta dari Investor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kondisi ekonomi dunia yang jeblok akibat Corona ternyata tidak menyurutkan semangat para investor untuk mengucurkan dana kepada perusahaan rintisan di Indonesia. khususnya yang bergerak di bidang logistik.Baca Juga: OJK Dorong Perekonomian Daerah untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi
Seperti yang dialami oleh Shipper, startup logistik berbasis teknologi asal Indonesia. Pekan lalu perusahaan yang baru mulai beroeprasi Desember 2016 lalu ini, berhasil mendapatkan pendanaan seri A, sebesar USD 20 juta, dari beberapa investor.
Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Belanda, Prosus Ventures atau sebelumnya dikenal dengan nama Naspers Ventures. Beberapa investor lainnya terlibat, seperti Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures.
COO dan Co-Founder Shipper, Budi Handoko mengatakan, dana dari para investor tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauan Shipper ke kota-kota lain dan wilayah baru di Indonesia.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk mengembangkan SDM lokal dan membangun data yang kuat. Intinya, kata Budi Handoko, dana tersebut bakal digunakan untuk menyusun pemenuhan kebutuhan logistik dan pengiriman yang belum terstruktur dengan baik.
Sementara itu Principal Investor Prosus Ventures, Banafsheh Fathieh mengatakan, pihaknya sebagai investor, memang membidik pendanan untuk sektor-sektor ekonomi yang menggunakan teknologi guna membuat perubahan dalam perilaku konsumen. Pihaknya tertarik dengan Shipper, sebab startup agregator layanan logistik ini mampu mengandalkan teknologi dan model variabel kapasitas yang menguntungkan.
Menurut Banafsheh, Shipper telah mengidentifikasi kebutuhan besar di pasar Indonesia dan mencocokkannya dengan solusi berbasis teknologi. Sehingga dapat memberi manfaat bagi konsumen dan menjadikan proses logistik.
Budi Handoko menjelaskan, Shipper merupakan platform pengiriman yang melayani multi-kurir hingga distribusi jaringan jasa logistic dan pergudangan. Saat ini, layanan Shipper tersedia di lebih dari 30 lokasi.
Startup ini juga telah bekerja sama dengan lebih dari 100 kurir untuk memenuhi janji mereka mengantarkan barang tanpa banyak kerepotan, dengan harga yang bersaing dan servis yang transparan sehingga para pemilik usaha e-commerce atau online shop bisa lebih fokus pada aspek lain dalam usahanya. Shipper memungkinkan pelanggannya mendapatkan harga terbaik dari jaringan mitra logistik seperti JNE, Sicepat, Ninja Xpress, dan lain-lain.
Potensinya Mencapai USD240 Miliar
Shipper bukan satu-satunya perusahan rintisan yang mendapatkan pendanaan dari investor. Startup lainnya yang bermain dibisnis logistik seperti RaRa Delivery berhasil memperoleh pendanaan tahap awal SGD1,2 juta atau sekitar Rp 19,7 miliar. Kucuran dana ini berasal dari beberapa investor yang dipimpin oleh 500 Startups. Pendanaan itu mulai dikucurkan investor pada Mei 2020 lalu.
Ada juga Kargo Technologies, startup marketplace logistik yang mendapat pendanaan sebesar USD 31 juta atau setara dengan Rp 504 miliar.nvestor yang rela mengucurkan Pendanaan Seri A untuk Kargo dipimpin oleh Tenaya Capital dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Grup investor lainnya yang turut mengucurkan dana diantaranya, Sequoia India dan Asia Tenggara, Intudo Ventures, Coca-cola Amatil, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, dan Mirae Asset Venture Investme.Kargo juga mendapatkan pendanaan berbasis utang (debt financing) dari sejumlah bank dan institusi finansial regional.
Pendanaan ini bukan yang pertama buat Kargo, sebab tahun lalu, perusahaan ini berhasil meraoh pendanaan sebesar USD7,6 juta dollar atau sekitar Rp123 miliar .Investor yang terlibat dalam pendanan ini diantarnya Sequoia India dan Asia Tenggara.
Lalu ada juga 10100 Fund milik co-founder Uber Travis Kalanick, Zhenfund asal Tiongkok, Intudo Ventures, ATM Capital, Innoven Capital, dan Agaeti Ventures yang dipimpin oleh pengusaha Indonesia Pandu Sjahrir. Kemudian, Patrick Walujo selaku co-founder dari Northstar Group, dan Diono Nurjadin selaku CEO Cardig International juga turut mengucurkan fulus pribadinya ke Kargo.
Sementra itu Januari 2020 lalu, CEO Waresix, Andree Susanto, mengatakan perusahannya berhasil memperoleh pendanaan tambahan dari EV Growth dan Jungle Ventures dengan nilai USD11 juta dalam perpanjangan putaran pendanaan Seri A. Waresix, platform jasa truk dan pergudangan Indonesia. Saat ini, perusahaan telah memiliki 30.000 truk dan 300 operator gudang di berbagai lokasi di Tanah Air.
Enam bulan sebelumnya, yakni pada Juli 2019 Waresix juga telah mengantongi pendanaan sebesar USD14,5 juta. Hingga Januari lalu Waresix telah berhasil menghimpun modal USD27,1 juta.
Menurut Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan tren pendanan kepada strartup Indonesia yang bergerk di bisnis logistik masih kan terus beranjut hingga semester II tahun ini. Banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan yang mulai merambah ke sektor logistik turut memicu daya tarik investor untuk menanamkan modal. Sebab digitalisasi proses bisnis tersebut diyakini akan dapat meningkatkan nilai transaksi dan jumlah pelanggan aktif.
Di sisi lain, sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau dan dengan jumlah penduduk yang melimpah, mebuat bisnis logistik menjadi bisnis yang menjanjikan. Apalagi di saat pandemi seperti in, kebiasaan berbelanja konsumen Indonesia juga berubah. Sehingga layanan logistik pun semakin dibutuhkan.
Seperti diektahui, pasar logistik di Indonesia diproyeksikan akan mencapai USD 240 miliar pada 2021. Meski punya potensi yang besar, pasar logistik masih tergolong sangat tidak efisien. Di kota tier 2 dan tier 3 misalnya, biaya pengiriman seringkali bertambah hingga 40% dari total transaksi di e-commerce. Sehingga ini menjadi penghalang utama bagi masyarakat di kota-kota tersebut untuk menggunakane-commerce secara massal.
Nah, para stratup logistik itu hadir menawarkan solusi bagi masalah yang dihadapi konsumen dan juga perusahaan pengiriman. Seperti pemilihan jasa pengiriman & pergudangan yang rumit, kurangnya transparansi harga, dan masih kurangnya kemampuan pelacakan rute.
Seperti yang dialami oleh Shipper, startup logistik berbasis teknologi asal Indonesia. Pekan lalu perusahaan yang baru mulai beroeprasi Desember 2016 lalu ini, berhasil mendapatkan pendanaan seri A, sebesar USD 20 juta, dari beberapa investor.
Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura yang berbasis di Belanda, Prosus Ventures atau sebelumnya dikenal dengan nama Naspers Ventures. Beberapa investor lainnya terlibat, seperti Lightspeed, Floodgate, Y Combinator, Insignia Ventures, dan AC Ventures.
COO dan Co-Founder Shipper, Budi Handoko mengatakan, dana dari para investor tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauan Shipper ke kota-kota lain dan wilayah baru di Indonesia.
Dana tersebut juga akan digunakan untuk mengembangkan SDM lokal dan membangun data yang kuat. Intinya, kata Budi Handoko, dana tersebut bakal digunakan untuk menyusun pemenuhan kebutuhan logistik dan pengiriman yang belum terstruktur dengan baik.
Sementara itu Principal Investor Prosus Ventures, Banafsheh Fathieh mengatakan, pihaknya sebagai investor, memang membidik pendanan untuk sektor-sektor ekonomi yang menggunakan teknologi guna membuat perubahan dalam perilaku konsumen. Pihaknya tertarik dengan Shipper, sebab startup agregator layanan logistik ini mampu mengandalkan teknologi dan model variabel kapasitas yang menguntungkan.
Menurut Banafsheh, Shipper telah mengidentifikasi kebutuhan besar di pasar Indonesia dan mencocokkannya dengan solusi berbasis teknologi. Sehingga dapat memberi manfaat bagi konsumen dan menjadikan proses logistik.
Budi Handoko menjelaskan, Shipper merupakan platform pengiriman yang melayani multi-kurir hingga distribusi jaringan jasa logistic dan pergudangan. Saat ini, layanan Shipper tersedia di lebih dari 30 lokasi.
Startup ini juga telah bekerja sama dengan lebih dari 100 kurir untuk memenuhi janji mereka mengantarkan barang tanpa banyak kerepotan, dengan harga yang bersaing dan servis yang transparan sehingga para pemilik usaha e-commerce atau online shop bisa lebih fokus pada aspek lain dalam usahanya. Shipper memungkinkan pelanggannya mendapatkan harga terbaik dari jaringan mitra logistik seperti JNE, Sicepat, Ninja Xpress, dan lain-lain.
Potensinya Mencapai USD240 Miliar
Shipper bukan satu-satunya perusahan rintisan yang mendapatkan pendanaan dari investor. Startup lainnya yang bermain dibisnis logistik seperti RaRa Delivery berhasil memperoleh pendanaan tahap awal SGD1,2 juta atau sekitar Rp 19,7 miliar. Kucuran dana ini berasal dari beberapa investor yang dipimpin oleh 500 Startups. Pendanaan itu mulai dikucurkan investor pada Mei 2020 lalu.
Ada juga Kargo Technologies, startup marketplace logistik yang mendapat pendanaan sebesar USD 31 juta atau setara dengan Rp 504 miliar.nvestor yang rela mengucurkan Pendanaan Seri A untuk Kargo dipimpin oleh Tenaya Capital dari Silicon Valley, Amerika Serikat. Grup investor lainnya yang turut mengucurkan dana diantaranya, Sequoia India dan Asia Tenggara, Intudo Ventures, Coca-cola Amatil, Agaeti Convergence Ventures, Alter Global, dan Mirae Asset Venture Investme.Kargo juga mendapatkan pendanaan berbasis utang (debt financing) dari sejumlah bank dan institusi finansial regional.
Pendanaan ini bukan yang pertama buat Kargo, sebab tahun lalu, perusahaan ini berhasil meraoh pendanaan sebesar USD7,6 juta dollar atau sekitar Rp123 miliar .Investor yang terlibat dalam pendanan ini diantarnya Sequoia India dan Asia Tenggara.
Lalu ada juga 10100 Fund milik co-founder Uber Travis Kalanick, Zhenfund asal Tiongkok, Intudo Ventures, ATM Capital, Innoven Capital, dan Agaeti Ventures yang dipimpin oleh pengusaha Indonesia Pandu Sjahrir. Kemudian, Patrick Walujo selaku co-founder dari Northstar Group, dan Diono Nurjadin selaku CEO Cardig International juga turut mengucurkan fulus pribadinya ke Kargo.
Sementra itu Januari 2020 lalu, CEO Waresix, Andree Susanto, mengatakan perusahannya berhasil memperoleh pendanaan tambahan dari EV Growth dan Jungle Ventures dengan nilai USD11 juta dalam perpanjangan putaran pendanaan Seri A. Waresix, platform jasa truk dan pergudangan Indonesia. Saat ini, perusahaan telah memiliki 30.000 truk dan 300 operator gudang di berbagai lokasi di Tanah Air.
Enam bulan sebelumnya, yakni pada Juli 2019 Waresix juga telah mengantongi pendanaan sebesar USD14,5 juta. Hingga Januari lalu Waresix telah berhasil menghimpun modal USD27,1 juta.
Menurut Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan tren pendanan kepada strartup Indonesia yang bergerk di bisnis logistik masih kan terus beranjut hingga semester II tahun ini. Banyaknya perusahaan-perusahaan rintisan yang mulai merambah ke sektor logistik turut memicu daya tarik investor untuk menanamkan modal. Sebab digitalisasi proses bisnis tersebut diyakini akan dapat meningkatkan nilai transaksi dan jumlah pelanggan aktif.
Di sisi lain, sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau dan dengan jumlah penduduk yang melimpah, mebuat bisnis logistik menjadi bisnis yang menjanjikan. Apalagi di saat pandemi seperti in, kebiasaan berbelanja konsumen Indonesia juga berubah. Sehingga layanan logistik pun semakin dibutuhkan.
Seperti diektahui, pasar logistik di Indonesia diproyeksikan akan mencapai USD 240 miliar pada 2021. Meski punya potensi yang besar, pasar logistik masih tergolong sangat tidak efisien. Di kota tier 2 dan tier 3 misalnya, biaya pengiriman seringkali bertambah hingga 40% dari total transaksi di e-commerce. Sehingga ini menjadi penghalang utama bagi masyarakat di kota-kota tersebut untuk menggunakane-commerce secara massal.
Nah, para stratup logistik itu hadir menawarkan solusi bagi masalah yang dihadapi konsumen dan juga perusahaan pengiriman. Seperti pemilihan jasa pengiriman & pergudangan yang rumit, kurangnya transparansi harga, dan masih kurangnya kemampuan pelacakan rute.
(eko)