Inflasi hingga Suku Bunga Tinggi, IMF Memperingatkan Ancaman Resesi Menghantui

Senin, 23 Mei 2022 - 20:04 WIB
loading...
Inflasi hingga Suku Bunga Tinggi, IMF Memperingatkan Ancaman Resesi Menghantui
Bos IMF Georgieva khawatir tentang dampak biaya pinjaman yang lebih tinggi terhadap pemerintah yang harus membayar utang besar yang mereka ambil untuk melewati pandemi. Foto/Dok
A A A
LONDON - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) , ristalina Georgieva mengatakan, pemerintah perlu mensubsidi biaya makanan dan energi bagi keluarga di bawah garis kemiskinan. Seperti diketahui akibat ketidakpastian, serta kondisi geopolitik membuat seluruh dunia berjuang seiring meningkatnya biaya hidup .

Kristalina Georgieva mengatakan dukungan perlu diberikan "dengan cara yang sangat tepat sasaran, lebih disukai dengan memberikan subsidi langsung kepada orang-orang".



Banyak pemerintah memberikan bantuan, tetapi para kritikus berpendapat hal itu tidak cukup. Ketika krisis biaya hidup melonjak, Georgieva mengatakan: "Ada dua prioritas, satu orang yang sangat miskin, segmen masyarakat yang sekarang berjuang dengan harga makanan dan energi yang tinggi."

Yang kedua tambahnya, adalah untuk mendukung bisnis-bisnis yang paling terdampak oleh perang di Ukraina. Peran IMF sendiri adalah bekerja sama dengan pemerintah untuk menstabilkan ekonomi global dan meningkatkan kemakmuran.

Namun tugas itu sangat menantang apabila melihat kondisi sekarang ini seiring lonjakan harga makanan yang telah mencapai rekor tertinggi tahun ini, sementara harga minyak dan gas juga meningkat tajam.

Situasi ini sebagian besar karena guncangan dari pandemi virus corona dan perang Ukraina. Di antara mereka, Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama tanaman dan hidrokarbon.

Ancaman Resesi

Pentingnya komoditas ini bagi ekonomi global telah menyebabkan tingkat inflasi tahunan mencapai titik tertinggi dalam beberapa dekade di banyak negara: 9% di Inggris, 8,3% di Amerika Serikat (AS) dan 7,4% di Zona Euro.

Bank-bank sentral menaikkan suku bunga untuk mencoba serta memperlambat kenaikan harga, yang telah menyebabkan beberapa tokoh berpengaruh seperti Lloyd Blankfein dari Goldman Sachs memperingatkan risiko resesi .
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1934 seconds (0.1#10.140)