Dorong Wirausahawan Pertanian, Kementan Gelar Workshop bagi Kesetaraan Gender
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus menumbuhkembangkan petani milenial . Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya peran petani milenial dalam pembangunan pertanian masa depan. Menurutnya, di era digital saat ini semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian Indonesia.
“Kementan berupaya mengubah pola pikir generasi muda. Pertanian itu keren dan hebat. Satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi. Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuannya melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan hingga jejaring pemasaran,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5/2022).
(Baca juga:Membangkitkan Petani Milenial)
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pertanian harus didukung generasi milenial sebagai tumpuan masa depan pertanian nasional. “Kementan mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.
Menurut Dedi, hingga 2024, Kementan menargetkan pengembangan 2,5 juta petani milenial. Sejak saat ini proses penumbuhan petani milenial itu terus dilakukan, kolaborasi dengan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas petani milenial.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Salah satu komitmen pemerintah memfasilitasi tumbuhkembang petani milenial di Indonesia, dengan hadirnya program Program Youth Entrepreneurship Employment and Support Services (YESS) yang merupakan kerjasama antara Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Dalam upaya menfasilitasi petani muda di Provinsi Kalimantan Selatan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalsel mengadakan Workshop Gender Equality and Social Inclusion (GESI) di Banjarmasin, belum lama ini.
Workshop dibuka oleh Project Manager PPIU Kalsel, dihadiri 75 fasilitator muda dari tiga kabupaten program YESS, 12 orang Mobilizer dan tiga orang dari District Implementation Team (DIT) dan turut hadir dari Dinas Sosial sebanyak tiga peserta.
(Baca juga:Duta Petani Milenial Jadi Magnet Generasi Milenial)
Project Manager Program YESS Kalsel, Angga Tri Aditya Permana menyampaikan bahwa program YESS menjadi solusi regenerasi petani. Tak hanya melibatkan kaum pria, Program YESS memberikan perhatian khusus pada kaum perempuan serta penyandang disabilitas.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari National Program Management Unit (NPMU) Heira H selaku konsultan spesialis GESI, Badriah dari BBPPKS dan M Gigih Kurniawan dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Kalsel (PPDI) guna menambah wawasan dan pengetahuan peserta workshop terhadap GESI bagi Program YESS terkait teknis dan metode Fasilitator Muda sebagai ujung tombak rekrutmen Calon Penerima Manfaat (CPM) terkait GESI di lapangan.
“Kementan berupaya mengubah pola pikir generasi muda. Pertanian itu keren dan hebat. Satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi. Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuannya melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan hingga jejaring pemasaran,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/5/2022).
(Baca juga:Membangkitkan Petani Milenial)
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa pertanian harus didukung generasi milenial sebagai tumpuan masa depan pertanian nasional. “Kementan mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia,” katanya.
Menurut Dedi, hingga 2024, Kementan menargetkan pengembangan 2,5 juta petani milenial. Sejak saat ini proses penumbuhan petani milenial itu terus dilakukan, kolaborasi dengan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas petani milenial.
(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)
Salah satu komitmen pemerintah memfasilitasi tumbuhkembang petani milenial di Indonesia, dengan hadirnya program Program Youth Entrepreneurship Employment and Support Services (YESS) yang merupakan kerjasama antara Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD).
Dalam upaya menfasilitasi petani muda di Provinsi Kalimantan Selatan, Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK-PPN) Banjarbaru selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Kalsel mengadakan Workshop Gender Equality and Social Inclusion (GESI) di Banjarmasin, belum lama ini.
Workshop dibuka oleh Project Manager PPIU Kalsel, dihadiri 75 fasilitator muda dari tiga kabupaten program YESS, 12 orang Mobilizer dan tiga orang dari District Implementation Team (DIT) dan turut hadir dari Dinas Sosial sebanyak tiga peserta.
(Baca juga:Duta Petani Milenial Jadi Magnet Generasi Milenial)
Project Manager Program YESS Kalsel, Angga Tri Aditya Permana menyampaikan bahwa program YESS menjadi solusi regenerasi petani. Tak hanya melibatkan kaum pria, Program YESS memberikan perhatian khusus pada kaum perempuan serta penyandang disabilitas.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari National Program Management Unit (NPMU) Heira H selaku konsultan spesialis GESI, Badriah dari BBPPKS dan M Gigih Kurniawan dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Kalsel (PPDI) guna menambah wawasan dan pengetahuan peserta workshop terhadap GESI bagi Program YESS terkait teknis dan metode Fasilitator Muda sebagai ujung tombak rekrutmen Calon Penerima Manfaat (CPM) terkait GESI di lapangan.
(dar)