Winter di Saham Startup Diramal Masih Lama, Para CEO Harus Bersiap

Jum'at, 27 Mei 2022 - 21:05 WIB
loading...
Winter di Saham Startup Diramal Masih Lama, Para CEO Harus Bersiap
Ilustrasi foto/pexels/kindel media
A A A
JAKARTA - Musim dingin atau winter di saham-saham perusahaan rintisan alias startup diperkirakan masih akan berlangsung cukup lama.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudistira mengatakan, para founder dan CEO startup harus mempersiapkan diri untuk kondisi terburuk. Terlebih beberapa startup yang merugi hanya mengandalkan pendanaan baru.

"Ini ibaratnya rumah kartu, ketika satu startup kehabisan pendanaan, sementara investor baru tidak tertarik membeli, maka pondasi startup akan runtuh," kata Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (27/5/2022).



Menurut Bhima, tech bubble bukan sesuatu yang mustahil. Mengutip Investopedia, tech bubble mengacu pada kondisi kenaikan pasar yang nyata dan tidak berkelanjutan yang dikaitkan dengan peningkatan spekulasi dalam saham teknologi.

"Tapi ada sisi positifnya di mana startup yang benar-benar melakukan inovasi yang memiliki value dan visi jangka panjang akan selamat dari koreksi. Dulu kan ada Amazon dan E-bay yang keluar dari Dotcom bubble 2001 dan berakhir menjadi dominan di pasar e-commerce sampai saat ini," tuturnya.

Bhima menambahkan, startup harus melakukan berbagai perombakan strategi jika ingin bertahan. Dia menekankan pentingnya mengevaluasi ulang target pasar ataupun mengubah model bisnis jika dinilai tidak memiliki prospek pasar yang kompetitif.



Selain itu, fokuskan pada inovasi layanan atau produk dan kolaborasi dengan pihak yang memang potensial. Bhima bilang, startup juga perlu menurunkan target pertumbuhan secara wajar atau organik.

“Prioritaskan tim manajerial yang solid dibandingkan hanya bertujuan mencari pendanaan tapi produk tidak laku di pasaran. Utamakan revenue stream dan kualitas cashflow karena hal itu yang dilirik oleh investor saat ini," saran dia.



Sebagai informasi, belakangan ini marak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah startup. Di antaranya SiCepat, e-commerce JD.ID, Zenius hingga platform perusahaan pelat merah LinkAja.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5787 seconds (0.1#10.140)