Bisakah Qatar Menggantikan Rusia Sebagai Pemasok Gas Jerman?
loading...
A
A
A
DOHA - Jauh sebelum munculnya kembali ideologi 'Pan-Arab' yang sekarang semakin jelas di antara beberapa negara Timur Tengah terkemuka. Qatar telah berusaha untuk menempuh jalannya sendiri, tidak sepenuhnya selaras dengan blok kekuasaan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) di satu sisi atau blok pimpinan China atau Rusia di sisi lain.
Ini cerminan dari fakta-fakta sulit bahwa ia berbagi reservoir gas alam North Dome/South Pars yang besar dengan proksi utama China/Rusia di kawasan itu. Secara geografis diposisikan langsung antara apa yang merupakan sekutu utama AS di kawasan itu, Arab Saudi pada bagian Barat-nya dan Iran bagian Timur-nya.
Sekaligus juga ini merupakan fungsi dari kepekaan nasionalis untuk kemandirian, dan semua faktor bergabung ke dalam keputusan Qatar yang menempatkan dirinya sebagai sarana utama di mana Jerman akhirnya dapat mempertimbangkan memberlakukan larangan mengimpor minyak dan gas dari Rusia , mengkatalisasi lebih banyak negara anggota Uni Eropa (UE) untuk melakukan hal yang sama.
Lebih dari seminggu lalu, Qatar menandatangani deklarasi niat kerja sama energi dengan Jerman yang bertujuan untuk menjadi pemasok utama gas alam cair (LNG) pemimpin UE de facto ke depan. Pasokan baru LNG dari Qatar ini akan masuk ke Jerman melalui rute impor yang ada ditambah dengan infrastruktur baru yang disetujui oleh Bundestag Jerman pada 19 Mei.
Ini termasuk pengerahan empat fasilitas impor LNG terapung di pantai utaranya, dan dua terminal darat permanen, yang bahkan sekarang sedang dikembangkan, menurut sumber-sumber di dalam aparat keamanan energi UE yang secara eksklusif diajak bicara oleh Oilprice.com pekan lalu.
Rencana tersebut, kata salah satu sumber, akan berjalan secara paralel dengan kemungkinan bakal selesai secara signifikan lebih cepat daripada rencana bagi Qatar untuk juga menyediakan pasokan LNG yang cukup besar kepada Jerman dari terminal Golden Pass di Gulf Coast of Texas. Di mana QatarEnergy memegang 70% saham, dengan ExxonMobil memegang sisanya.
Perkiraan kapasitas pengiriman terminal Golden Pass akan menjadi sekitar 18 juta metrik ton per tahun (mtpy) LNG dan fasilitas ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2024.
Untuk mengkorelasikan angka-angka tersebut, maka tahun lalu Jerman mengimpor 142 miliar meter kubik (bcm) gas pada tahun 2021, turun 6,4% dari tahun 2020 dengan rata-rata sekitar 12 bcm per bulan. Angka ini berasal dari sumber data yang tidak mengukur sumber individu dari pasokan ini.
Akan tetapi sebagai panduan, menurut data dari Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), untuk bulan Desember 2021, gas alam yang datang melalui pipa dari Rusia berjumlah 32% dari total impor Jerman bulan itu, diikuti oleh pasokan dari Norwegia (20% dari total) dan Belanda (12% dari total).
Menggunakan persentase Desember memberikan angka bahwa sepanjang tahun lebih dari 45 miliar meter kubik gas alam yang diimpor oleh Jerman dari Rusia, yang setara dengan hanya di bawah 33 juta metrik ton LNG atau lebih dari 40 juta ton setara minyak. 33 juta metrik ton LNG tahun ini untuk Jerman dari Rusia dibandingkan dengan seluruh angka Golden Pass selama setahun 18 juta metrik ton per tahun LNG.
Jadi jelas bagi Qatar untuk membuat sesuatu yang lebih berarti terkait impor gas Jerman dari Rusia, apalagi untuk memungkinkan Jerman mengganti gas Qatar dengan impor minyak Rusia juga (pada tahun 2021 Jerman mengimpor rata-rata 555.000 bpd, atau 34% dari totalnya, minyak mentah terbanyak dari Rusia dari negara manapun di UE). Maka lebih banyak yang harus dilakukan oleh Qatar dan secepat mungkin.
Ini cerminan dari fakta-fakta sulit bahwa ia berbagi reservoir gas alam North Dome/South Pars yang besar dengan proksi utama China/Rusia di kawasan itu. Secara geografis diposisikan langsung antara apa yang merupakan sekutu utama AS di kawasan itu, Arab Saudi pada bagian Barat-nya dan Iran bagian Timur-nya.
Sekaligus juga ini merupakan fungsi dari kepekaan nasionalis untuk kemandirian, dan semua faktor bergabung ke dalam keputusan Qatar yang menempatkan dirinya sebagai sarana utama di mana Jerman akhirnya dapat mempertimbangkan memberlakukan larangan mengimpor minyak dan gas dari Rusia , mengkatalisasi lebih banyak negara anggota Uni Eropa (UE) untuk melakukan hal yang sama.
Lebih dari seminggu lalu, Qatar menandatangani deklarasi niat kerja sama energi dengan Jerman yang bertujuan untuk menjadi pemasok utama gas alam cair (LNG) pemimpin UE de facto ke depan. Pasokan baru LNG dari Qatar ini akan masuk ke Jerman melalui rute impor yang ada ditambah dengan infrastruktur baru yang disetujui oleh Bundestag Jerman pada 19 Mei.
Ini termasuk pengerahan empat fasilitas impor LNG terapung di pantai utaranya, dan dua terminal darat permanen, yang bahkan sekarang sedang dikembangkan, menurut sumber-sumber di dalam aparat keamanan energi UE yang secara eksklusif diajak bicara oleh Oilprice.com pekan lalu.
Rencana tersebut, kata salah satu sumber, akan berjalan secara paralel dengan kemungkinan bakal selesai secara signifikan lebih cepat daripada rencana bagi Qatar untuk juga menyediakan pasokan LNG yang cukup besar kepada Jerman dari terminal Golden Pass di Gulf Coast of Texas. Di mana QatarEnergy memegang 70% saham, dengan ExxonMobil memegang sisanya.
Perkiraan kapasitas pengiriman terminal Golden Pass akan menjadi sekitar 18 juta metrik ton per tahun (mtpy) LNG dan fasilitas ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2024.
Untuk mengkorelasikan angka-angka tersebut, maka tahun lalu Jerman mengimpor 142 miliar meter kubik (bcm) gas pada tahun 2021, turun 6,4% dari tahun 2020 dengan rata-rata sekitar 12 bcm per bulan. Angka ini berasal dari sumber data yang tidak mengukur sumber individu dari pasokan ini.
Akan tetapi sebagai panduan, menurut data dari Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), untuk bulan Desember 2021, gas alam yang datang melalui pipa dari Rusia berjumlah 32% dari total impor Jerman bulan itu, diikuti oleh pasokan dari Norwegia (20% dari total) dan Belanda (12% dari total).
Menggunakan persentase Desember memberikan angka bahwa sepanjang tahun lebih dari 45 miliar meter kubik gas alam yang diimpor oleh Jerman dari Rusia, yang setara dengan hanya di bawah 33 juta metrik ton LNG atau lebih dari 40 juta ton setara minyak. 33 juta metrik ton LNG tahun ini untuk Jerman dari Rusia dibandingkan dengan seluruh angka Golden Pass selama setahun 18 juta metrik ton per tahun LNG.
Jadi jelas bagi Qatar untuk membuat sesuatu yang lebih berarti terkait impor gas Jerman dari Rusia, apalagi untuk memungkinkan Jerman mengganti gas Qatar dengan impor minyak Rusia juga (pada tahun 2021 Jerman mengimpor rata-rata 555.000 bpd, atau 34% dari totalnya, minyak mentah terbanyak dari Rusia dari negara manapun di UE). Maka lebih banyak yang harus dilakukan oleh Qatar dan secepat mungkin.
(akr)