Ditindih Dolar, Harga Minyak Terkapar 2 Persen Lebih

Kamis, 02 Juni 2022 - 11:14 WIB
loading...
Ditindih Dolar, Harga Minyak Terkapar 2 Persen Lebih
Harga minyak turn 2% lebih jelang pertemuan OPEC+. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah memulai perdagangan pagi ini dengan koreksi cukup tajam pada Kamis (2/6/2022). Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 09:19 WIB menunjukkan, harga minyak pengiriman Agustus 2022 tertekan 2,37% di USD113,53 per barel. Brent September 2022 merosot 2,21% di USD111,07 per barel.



West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) jatuh 2,59% di USD112,28 per barel, sementara WTI Agustus 2022 terkapar 2,48% di USD109,93 per barel.

Koreksi pagi ini terjadi setelah harga minyak mengalami reli yang cukup panjang pada beberapa sesi sebelumnya. Investor tampak mengamankan asetnya di bursa derivatif menjelang pertemuan para produsen minyak yang tergabung dalam negara-negara pengekspor minyak bumi atau OPEC.

"Investor sedang mengambil keuntungan menjelang pertemuan OPEC+ dan penurunan ini terjadi berkat kenaikan dolar yang lebih tinggi," kata Analis Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito, dilansir Reuters, Kamis (2/6).

Saito memperkirakan pasar minyak akan pulih kembali setelah pertemuan tersebut. Adapun pengetatan pasokan global dan permintaan bahan bakar yang kuat dapat kembali mendongkrak harganya di pasar.

"Kita mengharapkan tidak ada kejutan dari OPEC+ karena kelompok itu tidak mungkin mengubah kebijakan mereka saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Arab Saudi," lanjutnya.

Sebuah sumber dari OPEC+ menuturkan kelompok mereka bakal tetap mempertahankan kenaikan produksi minyak bulanan dalam ukuran yang telah disepakati, kendati aliran minyak dari organisasi ini belum mampu menutupi kekurangan pasokan global.



The Wall Street Journal melaporkan pada Selasa (31/5/2022) bahwa beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan gagasan untuk menangguhkan pasokan Rusia. Ini memungkinkan produsen lain untuk memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan seperti yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1793 seconds (0.1#10.140)