Bak Benalu! Travel Bodong Menggerus Bisnis Bus AKAP

Kamis, 02 Juni 2022 - 12:00 WIB
loading...
Bak Benalu! Travel Bodong Menggerus Bisnis Bus AKAP
Sejumlah mobil travel bodong yang pernah diamankan aparat hukum. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut bisnis travel gelap menjadi permasalahan di sektor transportasi darat. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menilai kemunculan travel gelap yang terus meningkat menambah tingkat persaingan yang sudah sangat ketat sebelumnya.



"Travel gelap ini ibaratnya kalo kita liat populasinya enggak sedikit. Makanya kalo sekarang kita lihat di terminal, di perusahaan AKAP, ya ada penurunanlah, karena memang menghadapi kompetisi," kata Budi Setiyadi kepada wartawan, dikutip Kamis (2/6/2022).

Padahal, menurut Budi, travel gelap mematok tarif yang lebih mahal. Selain itu, aspek keselamatan dan kenyamanannya juga tidak terjamin. Makanya, dalam satu tahun terakhir isu travel gelap mulai digarap secara serius.

“Yang jadi permasalahan soal tata kelola dan lokasi terminal yang kurang strategis menjadi penyebab kemunculan travel gelap. Masyarakat lebih memilih untuk dijemput travel gelap karena jarak ke terminal yang terlalu jauh,” ungkapnya.

Ke depan Kemenhub akan mendukung bus pariwisata dengan dua opsi yang sedang dilakukan. Misalnya, di Purwokerto sedang dilakukan pilot project, taksi gelap atau travel gelap akan direspons sebagai salah satu feeder untuk bus yang di terminal.

Berdasarkan hasil riset yang pernah dilakukan Kemenhub, Budi menyebutkan dalam satu kabupaten ada 100 travel gelap yang beroperasi di libur akhir pekan dan di hari biasa jumlahnya sebanyak 50-80 travel gelap.



Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut bisnis travel gelap menjadi permasalahan di sektor transportasi darat. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menilai kemunculan travel gelap terus meningkat menambah tingkat persaingan yang sudah sangat ketat sebelumnya.

"Travel gelap ini ibaratnya kalo kita liat populasinya enggak sedikit. Makanya kalo sekarang kita lihat di terminal, di perusahaan AKAP, ya ada penurunanlah, karena memang menghadapi kompetisi," kata Budi Setiyadi kepada wartawan, dikutip Kamis (2/6/2022).

Padahal, menurut Budi, travel gelap mematok tarif yang lebih mahal. Selain itu, aspek keselamatan dan kenyamanannya juga tidak terjamin. Makanya, dalam satu tahun terakhir isu travel gelap mulai digarap secara serius.

“Yang jadi permasalahan soal tata kelola dan lokasi terminal yang kurang strategis menjadi penyebab kemunculan travel gelap. Masyarakat lebih memilih untuk dijemput travel gelap karena jarak ke terminal yang terlalu jauh,” ungkapnya.

Ke depan Kemenhub akan mendukung bus pariwisata dengan dua opsi yang sedang dilakukan. Misalnya, di Purwokerto sedang dilakukan pilot project, taksi gelap atau travel gelap akan direspons sebagai salah satu feeder untuk bus yang di terminal.



Berdasarkan hasil riset yang pernah dilakukan Kemenhub, Budi menyebutkan dalam satu kabupaten ada 100 travel gelap yang beroperasi di libur akhir pekan dan di hari biasa jumlahnya sebanyak 50-80 travel gelap.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2053 seconds (0.1#10.140)