Menparekraf Sandiaga Uno: Desa Wisata Kubah Basirih, Banjarmasin Potensial Kembangkan Wisata Religi
loading...
A
A
A
BANJARMASIN - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Desa Wisata Kubah Basirih di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memiliki potensi wisata religi yang sangat besar. Namun masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan salah satunya kebersihan agar desa wisata ini semakin berkualitas.
"Hari ini saya sangat bersyukur bahwa kita bisa hadir di sini di destinasi wisata religi desa wisata yang akan menjadi unggulan," kata Menparekraf Sandiaga dalam kunjungannya ke Desa Wisata Kubah Basirih, yang berlokasi di Jl. Keramat Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (3/6/2022).
Di Desa Kubah Basirih yang berada di dekat bibir Sungai Martapura terdapat makam seorang ulama bernama Al Habib Hamid Bin Abbas Bahasyim atau yang dikenal dengan Habib Basirih. Sehingga tidak heran jika Kubah Basirih menjadi objek wisata ziarah yang sangat diminati wisatawan.
Selain wisata ziarah, wisata susur sungai juga menjadi daya tarik tersendiri, karena Kalimantan memang terkenal dengan sebutan negeri seribu sungai.
"Kubah Basirih memberikan suatu sensasi. Saya melihat bahwa ini harus dikunjungi kalau kita ingin memberikan penghormatan. Tadi kita juga mendapatkan kesempatan berziarah di makam beliau dan keluarganya. Mudah-mudahan beliau dan semua dzuriatnya diberikan keberkahan serta rezeki yang melimpah, karena beliau semasa hidupnya sudah memberikan begitu banyak ilmu, tapi begitu beliau pergi tetap mendatangkan berkahnya bagi kita," kata Menparekraf.
Habib Hamid Basirih masih memiliki keturunan atau dalam bahasa resapannya "dzuriat" dengan Nabi Muhammad SAW, sebagai generasi ke-31. Ia menghembuskan nafas terakhir di usia 90 tahun, tepatnya pada tahun 1946.
Tidak berselang lama setelah kepergian beliau, keluarga Habib Basirih memutuskan membangun Kubah Basirih sebagai bentuk legacy atau penghormatan kepada beliau atas ilmu-ilmu yang diberikan.
Bangun kubah Habib Basirih sendiri didominasi warna hijau dan putih. Bentuk bangunan yang mengelilingi makam Habib Basirih berbentuk segi enam. Menyiratkan enam rukun iman dalam Islam.
Menurut keterangan dari Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kubah Basirih, yang juga merupakan cicit dari Habib Basirih, Husin Luthfie, kunjungan wisatawan per hari bisa mencapai antara 5 hingga 10 ribu orang. Biasanya peziarah berasal dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan juga Pulau Jawa.
“Yang paling ramai itu biasanya malam Jumat. Jadi biasanya setelah mereka (para peziarah) salat Maghrib atau Isya, mereka ke sini untuk berdoa bisa sampai jam 4 subuh. Jadi disini itu, makin malam makin ramai,” kata Husin.
Tepat di sekitar Kubah Habib Basirih terdapat makam-makam keluarga Habib Basirih. Menariknya, di sana terdapat sebuah kolam yang dulunya difungsikan sebagai sumur oleh Habib Basirih. Kemudian air kolam tersebut dipercaya memiliki khasiat oleh masyarakat. Para peziarah juga menggunakan air kolam sebagai air wudhu mereka.
“Ya datang kesini salah satunya mereka ingin berwudhu di kolam itu, padahal kami sudah menyiapkan tempat wudhu, tapi orang-orang tetap maunya berwudhu di kolam. Kadang juga mereka mengambil airnya untuk keperluan mandi. Jadi, orang yang sakit katanya dimandiin pake air ini ya alhamdulillah sembuh. Sebetulnya benar atau tidak itu balik lagi ke tiap individu yah, tergantung kepercayaan masing-masing. Tapi banyak juga yang kebetulan sudah merasakan manfaatnya,” jelas Husin.
“Air ini nggak pernah kering, meskipun kemarau. Dan kalau air sungai kan asin, sementara air ini tidak. Jadi banyak orang yang meminum air kolam ini,” ujar Husin.
Selain ziarah, ternyata banyak kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat basirih. Diantaranya Baayun Maulid Nabi, Rebana, Habsi, Hadrah untuk penyambutan tamu. Ada juga budaya asli, dimana masyarakat melakukan kegiatan perdagangan di tepi sungai yang sering disebut dengan pasar terapung.
Pelaku ekonomi kreatif di Desa Kubah Habib Basirih dinilai Menparekraf Sandiaga sangat kreatif dan inovatif. Karena mereka memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan barang-barang yang dapat diperjual-belikan, seperti tas anyaman yang dipercantik dengan kain sasirangan (kain khas Banjarmasin) bekas, lalu ada meja, kursi, karpet hingga gelas hias yang dibuat dengan menggunakan plastik bekas.
Dalam kesempatan yang sama, Menparekraf Sandiaga memberikan bantuan berupa dua set alat hadrah guna mendukung kegiatan warga desa. Menparekraf juga memberikan tempat sampah dan tempat cuci tangan untuk membantu fasilitas CHSE di Desa Wisata Kubah Basirih. Aspek kebersihan menjadi catatan dalam visitasi Menparekraf.
"Kita berikan tempat sampah untuk mendukung CHSE-nya. Karena kebersihan sebagian dari pada iman. Mudah-mudahan dengan hadirnya bantuan tersebut, kualitas destinasi wisata ziarah dapat meningkat. Karena Desa wisata adalah sebuah ujung tombak ekonomi rakyat yang akan membuka lapangan kerja," kata Menparekaf.
"Saya berpesan kalau ke Desa Wisata Kubah Basirih jangan hanya jadi 'rohali' rombongan hanya liat-liat, tapi harus 'rojali' rombongan jadi beli produk-produk ekonomi kreatif Desa Wisata Kubah Basirih ini," kata Menparekraf.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyampaikan dengan hadirnya Menparekraf diharapkan mampu memberikan semangat kepada seluruh masyarakat agar membangun Desa Wisata Kubah Basirih lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan kehadiran beliau menambah semangat kepada kita. InsyaAllah Kubah Basirih ini akan terus dikembangkan sehingga menjadi destinasi wisata unggulan kota Banjarmasin," kata Ibnu Sina
Pada kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga didampingi Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua.
Hadir pula Kadis Pariwisata Provinsi Kalsel, Muhammad Syarifuddin; serta para pejabat dan pemangku kepentingan di lingkungan Pemkot Banjarmasin.
"Hari ini saya sangat bersyukur bahwa kita bisa hadir di sini di destinasi wisata religi desa wisata yang akan menjadi unggulan," kata Menparekraf Sandiaga dalam kunjungannya ke Desa Wisata Kubah Basirih, yang berlokasi di Jl. Keramat Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (3/6/2022).
Di Desa Kubah Basirih yang berada di dekat bibir Sungai Martapura terdapat makam seorang ulama bernama Al Habib Hamid Bin Abbas Bahasyim atau yang dikenal dengan Habib Basirih. Sehingga tidak heran jika Kubah Basirih menjadi objek wisata ziarah yang sangat diminati wisatawan.
Selain wisata ziarah, wisata susur sungai juga menjadi daya tarik tersendiri, karena Kalimantan memang terkenal dengan sebutan negeri seribu sungai.
"Kubah Basirih memberikan suatu sensasi. Saya melihat bahwa ini harus dikunjungi kalau kita ingin memberikan penghormatan. Tadi kita juga mendapatkan kesempatan berziarah di makam beliau dan keluarganya. Mudah-mudahan beliau dan semua dzuriatnya diberikan keberkahan serta rezeki yang melimpah, karena beliau semasa hidupnya sudah memberikan begitu banyak ilmu, tapi begitu beliau pergi tetap mendatangkan berkahnya bagi kita," kata Menparekraf.
Habib Hamid Basirih masih memiliki keturunan atau dalam bahasa resapannya "dzuriat" dengan Nabi Muhammad SAW, sebagai generasi ke-31. Ia menghembuskan nafas terakhir di usia 90 tahun, tepatnya pada tahun 1946.
Tidak berselang lama setelah kepergian beliau, keluarga Habib Basirih memutuskan membangun Kubah Basirih sebagai bentuk legacy atau penghormatan kepada beliau atas ilmu-ilmu yang diberikan.
Bangun kubah Habib Basirih sendiri didominasi warna hijau dan putih. Bentuk bangunan yang mengelilingi makam Habib Basirih berbentuk segi enam. Menyiratkan enam rukun iman dalam Islam.
Menurut keterangan dari Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kubah Basirih, yang juga merupakan cicit dari Habib Basirih, Husin Luthfie, kunjungan wisatawan per hari bisa mencapai antara 5 hingga 10 ribu orang. Biasanya peziarah berasal dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan juga Pulau Jawa.
“Yang paling ramai itu biasanya malam Jumat. Jadi biasanya setelah mereka (para peziarah) salat Maghrib atau Isya, mereka ke sini untuk berdoa bisa sampai jam 4 subuh. Jadi disini itu, makin malam makin ramai,” kata Husin.
Tepat di sekitar Kubah Habib Basirih terdapat makam-makam keluarga Habib Basirih. Menariknya, di sana terdapat sebuah kolam yang dulunya difungsikan sebagai sumur oleh Habib Basirih. Kemudian air kolam tersebut dipercaya memiliki khasiat oleh masyarakat. Para peziarah juga menggunakan air kolam sebagai air wudhu mereka.
“Ya datang kesini salah satunya mereka ingin berwudhu di kolam itu, padahal kami sudah menyiapkan tempat wudhu, tapi orang-orang tetap maunya berwudhu di kolam. Kadang juga mereka mengambil airnya untuk keperluan mandi. Jadi, orang yang sakit katanya dimandiin pake air ini ya alhamdulillah sembuh. Sebetulnya benar atau tidak itu balik lagi ke tiap individu yah, tergantung kepercayaan masing-masing. Tapi banyak juga yang kebetulan sudah merasakan manfaatnya,” jelas Husin.
“Air ini nggak pernah kering, meskipun kemarau. Dan kalau air sungai kan asin, sementara air ini tidak. Jadi banyak orang yang meminum air kolam ini,” ujar Husin.
Selain ziarah, ternyata banyak kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat basirih. Diantaranya Baayun Maulid Nabi, Rebana, Habsi, Hadrah untuk penyambutan tamu. Ada juga budaya asli, dimana masyarakat melakukan kegiatan perdagangan di tepi sungai yang sering disebut dengan pasar terapung.
Pelaku ekonomi kreatif di Desa Kubah Habib Basirih dinilai Menparekraf Sandiaga sangat kreatif dan inovatif. Karena mereka memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan barang-barang yang dapat diperjual-belikan, seperti tas anyaman yang dipercantik dengan kain sasirangan (kain khas Banjarmasin) bekas, lalu ada meja, kursi, karpet hingga gelas hias yang dibuat dengan menggunakan plastik bekas.
Dalam kesempatan yang sama, Menparekraf Sandiaga memberikan bantuan berupa dua set alat hadrah guna mendukung kegiatan warga desa. Menparekraf juga memberikan tempat sampah dan tempat cuci tangan untuk membantu fasilitas CHSE di Desa Wisata Kubah Basirih. Aspek kebersihan menjadi catatan dalam visitasi Menparekraf.
"Kita berikan tempat sampah untuk mendukung CHSE-nya. Karena kebersihan sebagian dari pada iman. Mudah-mudahan dengan hadirnya bantuan tersebut, kualitas destinasi wisata ziarah dapat meningkat. Karena Desa wisata adalah sebuah ujung tombak ekonomi rakyat yang akan membuka lapangan kerja," kata Menparekaf.
"Saya berpesan kalau ke Desa Wisata Kubah Basirih jangan hanya jadi 'rohali' rombongan hanya liat-liat, tapi harus 'rojali' rombongan jadi beli produk-produk ekonomi kreatif Desa Wisata Kubah Basirih ini," kata Menparekraf.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menyampaikan dengan hadirnya Menparekraf diharapkan mampu memberikan semangat kepada seluruh masyarakat agar membangun Desa Wisata Kubah Basirih lebih baik lagi.
"Mudah-mudahan kehadiran beliau menambah semangat kepada kita. InsyaAllah Kubah Basirih ini akan terus dikembangkan sehingga menjadi destinasi wisata unggulan kota Banjarmasin," kata Ibnu Sina
Pada kesempatan itu, Menparekraf Sandiaga didampingi Staf Khusus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf, Indra Ni Tua.
Hadir pula Kadis Pariwisata Provinsi Kalsel, Muhammad Syarifuddin; serta para pejabat dan pemangku kepentingan di lingkungan Pemkot Banjarmasin.
(akr)