LinkAja hingga Zenius Lakukan PHK, Pengamat: Gelembung Startup Mulai Bocor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyaknya perusahaan rintisan alias startup yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya disinyalir merupakan fenomena ledakan gelembung atau bubble burst.
Mengutip laman Investopedia, fenomena ini merupakan kondisi bisnis yang cepat mengalami kenaikan namun cepat juga mengalami penurunan.
Namun, pengamat teknologi yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai kondisi startup saat ini bukan fenomena pecahnya gelembung melainkan adanya kebocoran pada gelembung tersebut.
"Kalau saya melihat ini bukan pecahnya gelembung, tapi gelembung mulai bocor," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (4/6/2022).
Menurut dia, adanya kebocoran gelembung tersebut dikarenakan saat ini perusahaan startup sulit untuk mendapatkan pendanaan serta tidak mempunyai aset. Padahal, untuk meraih pengguna kebanyakan dari startup harus melakukan strategi bakar uang.
"Sementara, pendanaan kian ke sini juga kian sulit, apalagi untuk layanan yang sudah melewati fase pertumbuhannya seperti e-commerce, pembayaran digital, travel dan edukasi, digantikan dengan arah baru startup yang mengusung kecerdasan buatan, big data analytuc, internet of things, maupun metaverse," terang dia.
Selain itu, Heru mengatakan perusahaan startup terlalu banyak memperlihatkan pencitraan yang merugikan dirinya sendiri.
Hal itu terlihat dari pencitraan yang memberikan gaji besar serta kantor mewah dengan fasilitas modern. "Kalau mendapat pendanaan besar tidak masalah, tapi kalau pendanaan tidak besar, jadi pemborosan," tukasnya.
Mengutip laman Investopedia, fenomena ini merupakan kondisi bisnis yang cepat mengalami kenaikan namun cepat juga mengalami penurunan.
Namun, pengamat teknologi yang juga Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi menilai kondisi startup saat ini bukan fenomena pecahnya gelembung melainkan adanya kebocoran pada gelembung tersebut.
"Kalau saya melihat ini bukan pecahnya gelembung, tapi gelembung mulai bocor," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (4/6/2022).
Baca Juga
Menurut dia, adanya kebocoran gelembung tersebut dikarenakan saat ini perusahaan startup sulit untuk mendapatkan pendanaan serta tidak mempunyai aset. Padahal, untuk meraih pengguna kebanyakan dari startup harus melakukan strategi bakar uang.
"Sementara, pendanaan kian ke sini juga kian sulit, apalagi untuk layanan yang sudah melewati fase pertumbuhannya seperti e-commerce, pembayaran digital, travel dan edukasi, digantikan dengan arah baru startup yang mengusung kecerdasan buatan, big data analytuc, internet of things, maupun metaverse," terang dia.
Selain itu, Heru mengatakan perusahaan startup terlalu banyak memperlihatkan pencitraan yang merugikan dirinya sendiri.
Hal itu terlihat dari pencitraan yang memberikan gaji besar serta kantor mewah dengan fasilitas modern. "Kalau mendapat pendanaan besar tidak masalah, tapi kalau pendanaan tidak besar, jadi pemborosan," tukasnya.