Wabah PMK Jangan Dianggap Remeh, Peternak Sapi Bisa Sepi Orderan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hewan ternak terindikasi kena penyakit mulut dan kuku (PMK) telah ditemukan di Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Botabek). Terbaru, hewan ternak terindikasi kena PMK dilaporkan ditemukan di Depok.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok menemukan 42 hewan ternak terindikasi mengalami gejala PMK. Jubir Muda PAN Dimas Prakoso Akbar mengingatkan tentang dampak buruk PMK bagi perekonomian masyarakat. Ada tiga sektor yang terdampak yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi.
Di sisi konsumsi akan mengganggu pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas daging, tentunya stok di pasaran menjadi langka dan mengakibatkan harga naik. Masyarakat sebagai konsumen akan menanggung beban kenaikan harga daging.
Kedua, disisi produksi mengakibatkan peternak merugi besar karena hewan ternak terkena penyakit dan mengalami kematian. Usaha-usaha ternak akan banyak yang gulung tikar.
Ketiga, disisi distribusi, tentu pelaku usaha di bidang jasa distribusi ikut terdampak dari fenomena PMK. Jika hewan ternak sakit dan mati maka permintaan layanan pengiriman hewan ternak juga mengalami sepi order.
Karena itu Dimas meminta Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk segera duduk bersama memimpin orkestrasi dalam mencari solusi terhadap persoalan PMK. Dicari penyebabnya dan diatasi permasalahannya. Jangan biarkan pemprov, pemkot, pemkab jalan sendiri-sendiri karena persoalan PMK sebarannya sudah hampir nasional.
Dimas juga mengingatkan kementerian terkait untuk belajar dari peristiwa covid-19 yang sempat diremehkan diawal kemudian menjadi badai yang menghantam kesehatan dan perekonomian. PMK yang melanda hewan ternak juga bisa menjadi badai yang menghantam perekonomian jika tidak segera diatasi persoalannya maupun penyebabnya, tutup Dimas.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Depok menemukan 42 hewan ternak terindikasi mengalami gejala PMK. Jubir Muda PAN Dimas Prakoso Akbar mengingatkan tentang dampak buruk PMK bagi perekonomian masyarakat. Ada tiga sektor yang terdampak yaitu konsumsi, produksi, dan distribusi.
Di sisi konsumsi akan mengganggu pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas daging, tentunya stok di pasaran menjadi langka dan mengakibatkan harga naik. Masyarakat sebagai konsumen akan menanggung beban kenaikan harga daging.
Kedua, disisi produksi mengakibatkan peternak merugi besar karena hewan ternak terkena penyakit dan mengalami kematian. Usaha-usaha ternak akan banyak yang gulung tikar.
Ketiga, disisi distribusi, tentu pelaku usaha di bidang jasa distribusi ikut terdampak dari fenomena PMK. Jika hewan ternak sakit dan mati maka permintaan layanan pengiriman hewan ternak juga mengalami sepi order.
Karena itu Dimas meminta Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk segera duduk bersama memimpin orkestrasi dalam mencari solusi terhadap persoalan PMK. Dicari penyebabnya dan diatasi permasalahannya. Jangan biarkan pemprov, pemkot, pemkab jalan sendiri-sendiri karena persoalan PMK sebarannya sudah hampir nasional.
Dimas juga mengingatkan kementerian terkait untuk belajar dari peristiwa covid-19 yang sempat diremehkan diawal kemudian menjadi badai yang menghantam kesehatan dan perekonomian. PMK yang melanda hewan ternak juga bisa menjadi badai yang menghantam perekonomian jika tidak segera diatasi persoalannya maupun penyebabnya, tutup Dimas.
(nng)