4 Pilar Bisnis Sampoerna Berbuah Sustainability Business Award 2021/2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT HM Sampoerna Tbk. ( Sampoerna ) menerima Sustainability Business Award 2021/2022 untuk kategori Highly Commended for Strength & Quality of Sustainability Programs pada 2 Juni 2022 lalu melalui acara yang digelar secara daring. Penghargaan oleh Global Initiative ini diberikan kepada perusahaan yang memiliki komitmen keberlanjutan yang sangat kuat dan menunjukkan usaha yang konsisten dalam berbagai area keberlanjutan serta memiliki peta jalan yang baik.
Saat ini, Sustainability Business Award mencakup lima negara yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia, Global Initiative bekerja sama bersama mitra lokal PwC Indonesia, Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD), dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Penghargaan ini diraih Sampoerna setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang dinilai berdasarkan program-program keberlanjutan atau sustainability yang dijalankan, hingga akhirnya diumumkan Global Initiative sebagai peraih penghargaan tahun 2021/2022.
Inisiatif-inisiatif keberlanjutan yang dijalankan Sampoerna melalui payung program “Sampoerna untuk Indonesia” selama ini dinilai cukup kokoh dan kuat oleh para juri Sustainability Business Award.
Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita mengatakan, perusahaannya bangga menjadi salah satu yang menerima penghargaan ini. Ia juga memberikan apresiasi kepada Global Initiative yang secara konsisten memberikan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen keberlanjutan yang konsisten.
Ia mengatakan, payung program Sampoerna berpegang pada empat pilar, yakni mendorong keunggulan operasional, mengelola dampak sosial, mengurangi jejak lingkungan, dan melakukan transformasi bisnis melalui sejumlah inovasi. Menurutnya, empat pilar ini menjadi hal penting bagi bisnis dan pemangku kepentingan perusahaan.
Situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kata Elvira, perusahaan meresponsnya dengan bergerak sangat gesit, mengikuti inovasi, dan mempertahankan operasi bisnis. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Sampoerna berkomitmen mendukung upaya pemerintah mewujudkan kekebalan komunal dan pemulihan ekonomi nasional.
Ia menekankan, program-program ini sejalan dengan filosofi tiga tangan Sampoerna, yang salah satunya adalah berkontribusi kepada masyarakat luas. “Merupakan komitmen kami untuk berkontribusi demi kemajuan Indonesia yang berfokus pada konsumen dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas,” kata Elvira.
Pilar pertama ialah mendorong keunggulan operasional. Pilar ini dilakukan dengan fokus pada dampak ekonomi, integritas bisnis, manajemen rantai pasok, praktik pemasaran dan penjualan yang bertanggung jawab.
Salah satu contoh penerapan pilar ini, dalam hal praktik pemasaran dan penjualan yang bertanggung jawab, Sampoerna memastikan pemasaran dan penjualan dilakukan dengan tetap memastikan kepatuhan perusahaan pada aturan yang berlaku.
Sementara itu, pada pilar mengelola dampak sosial, Sampoerna, melalui perwujudan tanggung jawab sosial, memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan, serta menerapkan kode praktik pekerja pertanian.
“Sampoerna meyakini bahwa kita harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi lingkungan tempat kita beroperasi. Oleh karena itu, kami perlu menjalankan kegiatan bisnis kami secara berkelanjutan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” papar Elvira.
Salah satu fokus Sampoerna dalam Program Keberlanjutan adalah dukungan terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto dan telah menjadi sumber pendapatan bagi 97 persen penduduk Indonesia (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021).
Selanjutnya, pilar ketiga, mengurangi jejak lingkungan, yang berkaitan dengan perubahan iklim, pengelolaan air, dan pengelolaan limbah. Dampak buruk dari perubahan iklim mengancam keberlanjutan dari seluruh rantai pasokan, mulai dari produksi hingga distribus. Oleh karena itu, Sampoerna melakukan upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang sejalan dengan target nasional dan global.
Sebagai upaya untuk mewujudkan komitmen ini, perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI), bahkan telah menetapkan target ambisius untuk mencapai karbon netral di semua fasilitas produksinya di seluruh dunia pada 2025.
Sedangkan pilar keempat adalah transformasi bisnis, di mana Sampoerna berfokus untuk selalu berinovasi untuk keberlanjutan perusahaan. Elvira mengatakan, Sampoerna, sebagai warga usaha yang baik, senantiasa berkomitmen pada investasi berkelanjutan untuk penciptaan nilai ekonomi di Indonesia.
Saat ini, Sustainability Business Award mencakup lima negara yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia, Global Initiative bekerja sama bersama mitra lokal PwC Indonesia, Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD), dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).
Penghargaan ini diraih Sampoerna setelah melalui berbagai tahapan seleksi yang dinilai berdasarkan program-program keberlanjutan atau sustainability yang dijalankan, hingga akhirnya diumumkan Global Initiative sebagai peraih penghargaan tahun 2021/2022.
Inisiatif-inisiatif keberlanjutan yang dijalankan Sampoerna melalui payung program “Sampoerna untuk Indonesia” selama ini dinilai cukup kokoh dan kuat oleh para juri Sustainability Business Award.
Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita mengatakan, perusahaannya bangga menjadi salah satu yang menerima penghargaan ini. Ia juga memberikan apresiasi kepada Global Initiative yang secara konsisten memberikan pengakuan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen keberlanjutan yang konsisten.
Ia mengatakan, payung program Sampoerna berpegang pada empat pilar, yakni mendorong keunggulan operasional, mengelola dampak sosial, mengurangi jejak lingkungan, dan melakukan transformasi bisnis melalui sejumlah inovasi. Menurutnya, empat pilar ini menjadi hal penting bagi bisnis dan pemangku kepentingan perusahaan.
Situasi pandemi Covid-19 menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kata Elvira, perusahaan meresponsnya dengan bergerak sangat gesit, mengikuti inovasi, dan mempertahankan operasi bisnis. Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Sampoerna berkomitmen mendukung upaya pemerintah mewujudkan kekebalan komunal dan pemulihan ekonomi nasional.
Ia menekankan, program-program ini sejalan dengan filosofi tiga tangan Sampoerna, yang salah satunya adalah berkontribusi kepada masyarakat luas. “Merupakan komitmen kami untuk berkontribusi demi kemajuan Indonesia yang berfokus pada konsumen dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas,” kata Elvira.
Pilar pertama ialah mendorong keunggulan operasional. Pilar ini dilakukan dengan fokus pada dampak ekonomi, integritas bisnis, manajemen rantai pasok, praktik pemasaran dan penjualan yang bertanggung jawab.
Salah satu contoh penerapan pilar ini, dalam hal praktik pemasaran dan penjualan yang bertanggung jawab, Sampoerna memastikan pemasaran dan penjualan dilakukan dengan tetap memastikan kepatuhan perusahaan pada aturan yang berlaku.
Sementara itu, pada pilar mengelola dampak sosial, Sampoerna, melalui perwujudan tanggung jawab sosial, memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan, serta menerapkan kode praktik pekerja pertanian.
“Sampoerna meyakini bahwa kita harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi lingkungan tempat kita beroperasi. Oleh karena itu, kami perlu menjalankan kegiatan bisnis kami secara berkelanjutan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” papar Elvira.
Salah satu fokus Sampoerna dalam Program Keberlanjutan adalah dukungan terhadap pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan kontribusi sekitar 60 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto dan telah menjadi sumber pendapatan bagi 97 persen penduduk Indonesia (Kementerian Koperasi dan UKM, 2021).
Selanjutnya, pilar ketiga, mengurangi jejak lingkungan, yang berkaitan dengan perubahan iklim, pengelolaan air, dan pengelolaan limbah. Dampak buruk dari perubahan iklim mengancam keberlanjutan dari seluruh rantai pasokan, mulai dari produksi hingga distribus. Oleh karena itu, Sampoerna melakukan upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang sejalan dengan target nasional dan global.
Sebagai upaya untuk mewujudkan komitmen ini, perusahaan induk Sampoerna, Philip Morris International (PMI), bahkan telah menetapkan target ambisius untuk mencapai karbon netral di semua fasilitas produksinya di seluruh dunia pada 2025.
Sedangkan pilar keempat adalah transformasi bisnis, di mana Sampoerna berfokus untuk selalu berinovasi untuk keberlanjutan perusahaan. Elvira mengatakan, Sampoerna, sebagai warga usaha yang baik, senantiasa berkomitmen pada investasi berkelanjutan untuk penciptaan nilai ekonomi di Indonesia.
(akr)