Gara-gara Pasokan Gas Rusia Mampet, Banyak Warga Jerman Terancam Miskin

Sabtu, 25 Juni 2022 - 21:45 WIB
loading...
Gara-gara Pasokan Gas...
Seretnya pasokan gas Rusia ke Jerman membuat banyak warga terancam jatuh miskin. Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyebutkan bahwa Jerman tengah menuju krisis gas jika pasokan yang diberikan Rusia serendah sekarang. Rendahnya pasokan tersebut bisa menyebabkan kelumpuhan besar dalam industri di negaranya. Dikhawatirkan, angka kemiskinan di Jerman bisa melonjak jika kondisi ini terus berlangsung.



"Perusahaan harus menghentikan produksi, memberhentikan pekerja mereka, rantai pasokan akan runtuh, orang akan berutang untuk membayar tagihan pemanas mereka, bahwa orang akan menjadi lebih miskin," ujar Habeck kepada Der Spiegel, dikutip dari Reuters, Sabtu (25/6/2022).

Sejauh ini, Jerman menggantungkan hampir 40% pasokan gasnya pada Rusia. Gas itu dialiri melalui pipa Nord Stream I. Di kondisi sekarang, Rusia mengatakan bahwa turbin yang digunakan untuk memompa gas di pipa itu sedang dalam perbaikan di Kanada. Kondisi itu kemudian memicu pemotongan pasokan, bukan hanya ke Jerman, namun juga ke seluruh Eropa.

Habeck menuduh aksi pemotongan ini merupakan manuver yang disengaja oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Jerman menentang aksi Moskow dalam menyerbu Ukraina dan bahkan memberikan bantuan persenjataan pada Kyiv.



"Ini adalah tempat berkembang biak terbaik bagi populisme, yang dimaksudkan untuk melemahkan demokrasi liberal kita dari dalam. Dalam mitigasi krisis, Jerman memiliki tiga fase darurat energi. Fase pertama sudah diumumkan 30 Maret lalu, sebulan setelah Rusia menyerang Ukraina," ungkapnya seraya menambahkan bahwa rencana Putin tidak boleh dibiarkan berhasil.

Untuk memenuhi kebutuhan energinya, Jerman juga telah menghidupkan kembali PLTU batu bara. Meski di 2030 negara itu berencana menghapus sumber energi paling intensif karbon tersebut.



Sementara itu, wilayah Eropa juga tengah getol mencari sumber lain berupa LNG. Sejumlah negara dibidik termasuk Amerika Serikat (AS) dan Qatar. (michelle)
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1855 seconds (0.1#10.140)