Miliarder Bicara Soal Kedatangan Resesi Ekonomi AS, Ada Elon Musk hingga Bill Gates
loading...
A
A
A
- Gary Friedman: CEO peritel perabot rumah tangga RH, merujuk film "The Big Short" dan mengatakan ekonomi AS menghadapi salah satu periode tersulit sejak Resesi Hebat 2008, terlihat dalan pendapatan triwulanan perusahaannya pada bulan Maret.
Sementara itu dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Presiden AS Joe Biden bersikeras bahwa resesi tidak "tak terhindarkan,". Dimana Ia menambahkan bahwa orang-orang seharusnya tidak hanya "mempercayai peringatan" dan sebaliknya menunggu dan melihat prediksi siapa yang benar.
Presiden menunjuk pada jumlah pengangguran yang rendah dan juga bahwa AS berada dalam posisi yang lebih kuat daripada negara-negara lain untuk memerangi inflasi yang tinggi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Janet Yellen juga membuat komentar serupa yang mengatakan resesi sama sekali "tidak bisa dihindari,". Tetapi Ia memperkirakan ekonomi akan melambat. Ditambahkan juga bahwa menurunkan "inflasi tinggi" adalah prioritas utama pemerintahan Biden.
Selain miliarder, beberapa lembaga keuangan besar dan pemimpin bisnis juga telah memperingatkan tentang resesi yang akan datang baik pada akhir tahun ini atau sekitar tahun depan.
Goldman Sachs memperbarui perkiraannya soal peluang terjadinya resesi selama 12 bulan ke depan menjadi 30% atau naik dari 15% pada bulan April. Sehari sebelumnya, bank investasi Jepang, Nomura memperingatkan bahwa "resesi ringan" sekitar akhir 2022 sekarang lebih "mungkin" terjadi.
Deutsche Bank —bank pertama yang memproyeksikan resesi selanjutnya bakal hadir pada akhir 2023— merevisi perkiraannya dengan menyatakan, bahwa mereka sekarang memperkirakan "resesi lebih awal dan sedikit lebih parah."
Bank investasi Jerman itu sekarang memperkirakan kontraksi 3,1% dari PDB pada kuartal ketiga 2023. Dalam sebuah catatan baru-baru ini, kepala ekonom di Moody's Analytics memperingatkan risiko resesi sangat tinggi dan "meningkat."
Baik CEO Morgan Stanley, James Gorman dan CEO Wells Fargo, Charles Scharf meramalkan, resesi yang akan datang tidak terlalu dalam atau panjang. Namun James Gorman melihat peluang terjadinya 50-50, sedangkan Charles Scharf menyatakan, akan sulit untuk dihindari."
Sementara itu dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Presiden AS Joe Biden bersikeras bahwa resesi tidak "tak terhindarkan,". Dimana Ia menambahkan bahwa orang-orang seharusnya tidak hanya "mempercayai peringatan" dan sebaliknya menunggu dan melihat prediksi siapa yang benar.
Presiden menunjuk pada jumlah pengangguran yang rendah dan juga bahwa AS berada dalam posisi yang lebih kuat daripada negara-negara lain untuk memerangi inflasi yang tinggi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Janet Yellen juga membuat komentar serupa yang mengatakan resesi sama sekali "tidak bisa dihindari,". Tetapi Ia memperkirakan ekonomi akan melambat. Ditambahkan juga bahwa menurunkan "inflasi tinggi" adalah prioritas utama pemerintahan Biden.
Selain miliarder, beberapa lembaga keuangan besar dan pemimpin bisnis juga telah memperingatkan tentang resesi yang akan datang baik pada akhir tahun ini atau sekitar tahun depan.
Goldman Sachs memperbarui perkiraannya soal peluang terjadinya resesi selama 12 bulan ke depan menjadi 30% atau naik dari 15% pada bulan April. Sehari sebelumnya, bank investasi Jepang, Nomura memperingatkan bahwa "resesi ringan" sekitar akhir 2022 sekarang lebih "mungkin" terjadi.
Deutsche Bank —bank pertama yang memproyeksikan resesi selanjutnya bakal hadir pada akhir 2023— merevisi perkiraannya dengan menyatakan, bahwa mereka sekarang memperkirakan "resesi lebih awal dan sedikit lebih parah."
Bank investasi Jerman itu sekarang memperkirakan kontraksi 3,1% dari PDB pada kuartal ketiga 2023. Dalam sebuah catatan baru-baru ini, kepala ekonom di Moody's Analytics memperingatkan risiko resesi sangat tinggi dan "meningkat."
Baik CEO Morgan Stanley, James Gorman dan CEO Wells Fargo, Charles Scharf meramalkan, resesi yang akan datang tidak terlalu dalam atau panjang. Namun James Gorman melihat peluang terjadinya 50-50, sedangkan Charles Scharf menyatakan, akan sulit untuk dihindari."