Harga Minyak Tinggi, Ekonom Desak Subsidi Lebih Tepat Sasaran
loading...
A
A
A
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Padjadjaran Yayan Satyakti mengungkapkan, subsidi BBM memiliki dua fungsi yang sangat efektif di tengah ketidakpastian global. Pertama, dapat menahan laju inflasi yang dapat memberikan bantuan terhadap kebijakan pembiayaan sehingga Bank Indonesia (BI) tidak meningkatkan suku bunga, masih tetap di 3,5%. "Hal ini sangat membantu saat pemulihan ekonomi dimana masyarakat membutuhkan pembiayaan untuk kredit modal kerja, konsumsi, dan lain-lain," kata Yayan.
Fungsi kedua, lanjut dia, bagi masyarakat menengah ke bawah, subsidi sangat membantu untuk menjaga konsumsi masyarakat di tengah kemungkinan inflasi harga pangan. Selain itu, menurutnya kebijakan subsidi BBM dan LPG 3 kg untuk menahan inflasi juga penting bagi pengelolaan indikator makro Indonesia yang menjadi perhatian investor yang investasinya sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Namun, lanjut dia, dalam situasi normal subsidi tidak baik bagi perekonomian karena akan meningkatkan pergeseran konsumsi energi ke produk yang harganya di bawah keekonomian. Hal itu akan menahan terjadinya diversifikasi ke BBM yang lebih baik. "Subsidi juga akan mengurangi share pembiayaan untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang lebih urgent," tandasnya.
Sebagai gambaran, dana subsidi dan kompensasi yang sebesar Rp500 triliun dapat digunakan membangun ruas tol baru sepanjang 3.501 km dengan biaya investasi Rp142,8 miliar per km. Dana sebanyak itu juga bisa untuk membangun sekolah dasar sebanyak 227.886 unit dengan biaya Rp2,19 miliar per SD. Untuk sektor kesehatan, dana sebesar itu bisa membangun 41.666 puskesmas baru dengan biaya Rp12 miliar per puskemas, atau rumah sakit (RS) skala menengah sebanyak 3.333 unit seharga Rp150 miliar per RS.
Fungsi kedua, lanjut dia, bagi masyarakat menengah ke bawah, subsidi sangat membantu untuk menjaga konsumsi masyarakat di tengah kemungkinan inflasi harga pangan. Selain itu, menurutnya kebijakan subsidi BBM dan LPG 3 kg untuk menahan inflasi juga penting bagi pengelolaan indikator makro Indonesia yang menjadi perhatian investor yang investasinya sangat dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Namun, lanjut dia, dalam situasi normal subsidi tidak baik bagi perekonomian karena akan meningkatkan pergeseran konsumsi energi ke produk yang harganya di bawah keekonomian. Hal itu akan menahan terjadinya diversifikasi ke BBM yang lebih baik. "Subsidi juga akan mengurangi share pembiayaan untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang lebih urgent," tandasnya.
Sebagai gambaran, dana subsidi dan kompensasi yang sebesar Rp500 triliun dapat digunakan membangun ruas tol baru sepanjang 3.501 km dengan biaya investasi Rp142,8 miliar per km. Dana sebanyak itu juga bisa untuk membangun sekolah dasar sebanyak 227.886 unit dengan biaya Rp2,19 miliar per SD. Untuk sektor kesehatan, dana sebesar itu bisa membangun 41.666 puskesmas baru dengan biaya Rp12 miliar per puskemas, atau rumah sakit (RS) skala menengah sebanyak 3.333 unit seharga Rp150 miliar per RS.
(fai)