UMKM Harus Adaptif Hadapi Perubahan Bisnis di Masa Covid-19

Kamis, 25 Juni 2020 - 19:53 WIB
loading...
UMKM Harus Adaptif Hadapi Perubahan Bisnis di Masa Covid-19
UMKM harus lebih adaptif menghadapi perubahan usaha di tengah pandemi Covid-19.FOTO/Dok.SIG
A A A
JAKARTA - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi terutama dimasa pandemi Covid-19. General Manager of CSR Semen Indonesia Group (SIG), Edy Saraya mengatakan bahwa SIG berharap UMKM mitra binaan dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi terutama dimasa pandemi Covid-19 saat ini.

"Misalnya UMKM jahit yang sebelumnya memproduksi pakaian jadi dapat menambah produksinya dengan produksi masker sesuai dengan banyaknya permintaan di masyarakat sekaligus berperan dalam penanganan penyebaran Covid-19," kata Edy dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, SIG terus berupaya meningkatkan kinerja UMKM dimasa pandemi Covid-19 saat ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah mendorong mitra binaan di seluruh operasional perusahaan untuk melakukan inovasi produk. UMKM mitra binaan SIG yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit di Kabupaten Tuban, Jawa Timur contohnya, para pelaku UMKM ini sebelum terjadi pandemi Covid-19 memproduksi pakaian jadi kini membuat masker. UMKM tersebut diantaranya adalah Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Jama’ah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, IPPNU Desa Margorejo, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang, dan Cendrawasih Desa Kapu.

Anggota OMS Cendrawasih Desa Kapu, Tuban, Wiwik menyampaikan bahwa pandemi yang terjadi saat ini berdampak pada usahanya. Sebelum terjadi pandemi Covid-19 pihaknya dapat memproduksi 115 gamis dalam sebulan, namun akibat Covid-19 permintaan menurun, dan hanya memproduksi 45 gamis saja.

"Meski demikian usaha kami tertolong dengan adanya pesanan masker dari beberapa instansi baik perusahaan maupun pemerintah. Kami dapat kembali bekerja dengan melibatkan penjahit sekitar yang telah lama menganggur. Hingga saat ini kami telah memproduksi 22.000 masker," kata Wiwik.

Hal yang sama juga disampaikan oleh anggota OMS Karya Muda Taylor, Desa Sugihan, Tuban, Cik Inturni mangatakan, dirinya beserta kelompok penjahit lainnya sebelum terjadi pandemi Covid-19 memproduksi seragam sekolah dan pakaian jadi, pada saat pandemi Covid-19 ini memproduksi masker. "Di masa pandemi ini kami lebih banyak memproduksi masker dan menerima pesanan hingga ke luar kota. Dengan produksi masker ini keberlangsungan usaha kami terus berjalan," ujar Cik Inturni.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)