Foreign Direct Investment di KB Bukopin, Pacu Kucuran Pinjaman IFC World Bank USD300 Juta dan Peringkat idAAA Fitch Ratings
loading...
A
A
A
JAKARTA - Foreign Direct Investment (FDI) menjadi salah satu sumber penting permodalan bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kehadiran FDI diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan melalui transfer aset, teknologi dan keterampilan manajerial untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Persaingan yang semakin ketat di antara negara-negara di dunia untuk menarik FDI mendorong setiap negara termasuk Indonesia untuk lebih meningkatkan iklim investasi melalui policy framework yang lebih komprehensif dan sesuai dengan tuntutan investor.
Investor lebih berfokus pada competitive advantage dalam pasar global. Harus dipahami bahwa sesungguhnya investor asing sudah memahami kondisi dan karakteristik suatu negara, sehingga kebijakan apapun yang digulirkan oleh satu negara akan terpantau oleh investor.
Sala satu langkah FDI dapat terlihat juga pada upaya-upaya pemerintah Indonesia dalam menarik investor untuk menyepakati berbagai kerja sama strategis. Salah satunya yaitu melalui Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia-Korsel.
JCEC Indonesia-Korsel merupakan implementasi Nota Kesepahaman (MoU) atas kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo ke Korea Selatan (“Korsel”) pada tahun 2018. Guna mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korsel, khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis, maka MOU tersebut ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pada pertemuan JCEC tersebut, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook menyatakan bahwa Pemerintah Korea Selatan selalu mempererat kerja sama dengan negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
"Kerja sama dengan Indonesia adalah sesuatu yang spesial, yaitu sejak awal terjadinya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel pada 1973, kedua negara menjadi mitra kerja sama yang selalu mendampingi dalam berbagai proyek pembangunan ekonomi,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menuturkan bahwa Indonesia sedang fokus dalam pemulihan ekonomi, terutama dalam transformasi ekonomi, agar nanti dapat keluar dari middle income trap.
“Saya rasa Korsel sudah keluar dari middle income trap, dan kita bisa belajar dari mereka. Selain itu, saya juga mengapresiasi peran Pemerintah dan perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia dalam membantu transformasi ekonomi negara ini,” ujarnya.
Potensi nilai-nilai kerjasama antara Indonesia dan Korsel sangat menarik untuk diikuti. Begitu pula dengan menariknya perjalanan eksistensi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang memiliki Pemegang Saham Pengendali (PSP) asal Korsel yaitu KB Kookmin Bank.
Persaingan yang semakin ketat di antara negara-negara di dunia untuk menarik FDI mendorong setiap negara termasuk Indonesia untuk lebih meningkatkan iklim investasi melalui policy framework yang lebih komprehensif dan sesuai dengan tuntutan investor.
Investor lebih berfokus pada competitive advantage dalam pasar global. Harus dipahami bahwa sesungguhnya investor asing sudah memahami kondisi dan karakteristik suatu negara, sehingga kebijakan apapun yang digulirkan oleh satu negara akan terpantau oleh investor.
Sala satu langkah FDI dapat terlihat juga pada upaya-upaya pemerintah Indonesia dalam menarik investor untuk menyepakati berbagai kerja sama strategis. Salah satunya yaitu melalui Joint Committee Meeting on Economic Cooperation (JCEC) Indonesia-Korsel.
JCEC Indonesia-Korsel merupakan implementasi Nota Kesepahaman (MoU) atas kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo ke Korea Selatan (“Korsel”) pada tahun 2018. Guna mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Korsel, khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis, maka MOU tersebut ditandatangani oleh Presiden RI Joko Widodo.
Pada pertemuan JCEC tersebut, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi (MOTIE) Korea Selatan Moon Sung Wook menyatakan bahwa Pemerintah Korea Selatan selalu mempererat kerja sama dengan negara-negara di ASEAN, termasuk Indonesia.
"Kerja sama dengan Indonesia adalah sesuatu yang spesial, yaitu sejak awal terjadinya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel pada 1973, kedua negara menjadi mitra kerja sama yang selalu mendampingi dalam berbagai proyek pembangunan ekonomi,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menuturkan bahwa Indonesia sedang fokus dalam pemulihan ekonomi, terutama dalam transformasi ekonomi, agar nanti dapat keluar dari middle income trap.
“Saya rasa Korsel sudah keluar dari middle income trap, dan kita bisa belajar dari mereka. Selain itu, saya juga mengapresiasi peran Pemerintah dan perusahaan-perusahaan Korsel di Indonesia dalam membantu transformasi ekonomi negara ini,” ujarnya.
Potensi nilai-nilai kerjasama antara Indonesia dan Korsel sangat menarik untuk diikuti. Begitu pula dengan menariknya perjalanan eksistensi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) yang memiliki Pemegang Saham Pengendali (PSP) asal Korsel yaitu KB Kookmin Bank.