Inflasi Kian Ganas, Rupiah Ambruk Nyaris Rp15.000
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup anjlok 29 poin di level Rp 14.971 atas dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini. Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan salah satu faktor pemicu melemahnya mata uang garuda ini, dipicu oleh tingginya inflasi global yang berdampak terhadap inflasi di Indonesia.
"Tingginya inflasi pada Juni 2022 membuat Pemerintah harus mulai menyiapkan strategi untuk menahan kenaikan inflasi hingga akhir tahun," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Senin (4/7/2022).
Menurut dia, tingginya inflasi tersebut bisa memberikan ketidakpastian dan mengganggu potensi pertumbuhan, sehingga pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir 2022.
"Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi perekonomian Indonesia adalah potensi terjadinya stagflasi yaitu kenaikan inflasi di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau bahkan kontraksi," sambungnya.
Sebelumnya, kata Ibrahim, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi tahunan sebesar 4,35 persen (yoy) pada Juni 2022 atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi empat persen plus minus satu persen. "Realisasi ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017," serunya.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (5/7) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.960 - Rp 15.020.
"Tingginya inflasi pada Juni 2022 membuat Pemerintah harus mulai menyiapkan strategi untuk menahan kenaikan inflasi hingga akhir tahun," ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Senin (4/7/2022).
Menurut dia, tingginya inflasi tersebut bisa memberikan ketidakpastian dan mengganggu potensi pertumbuhan, sehingga pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir 2022.
"Sedangkan tantangan terbesar yang dihadapi perekonomian Indonesia adalah potensi terjadinya stagflasi yaitu kenaikan inflasi di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau bahkan kontraksi," sambungnya.
Sebelumnya, kata Ibrahim, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi tahunan sebesar 4,35 persen (yoy) pada Juni 2022 atau sedikit lebih tinggi dari proyeksi empat persen plus minus satu persen. "Realisasi ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017," serunya.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (5/7) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 14.960 - Rp 15.020.
(nng)