Ekonomi Digital RI Lampaui Rp1.000 Triliun, Manfaatkan Internet Secara Kreatif dan Produktif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia harus diimbangi dengan literasi dan kemampuan masyarakatnya dalam memanfaatkan ruang digital dengan cara kreatif, produktif dan beretika.
Ihwal potensi ekonomi digital RI telah banyak pihak di dalam maupun luar negeri yang menyampaikan proyeksinya.
Merujuk data Google, Tamasek & Bain Company, pada tahun 2025 diproyeksikan potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp1.700 triliun.
Presiden Joko Widodo sendiri saat berdialog secara virtual dengan beberapa talenta digital pada 1 Maret 2022 lalu menyampaikan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan sebesar USD146 miliar dan kontribusi ekonomi digital RI diproyeksikan naik delapan kali di tahun 2030, yaitu di angka Rp4.531 triliun.
“Ini sebuah angka yang sangat besar sekali. Dan, seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit di tahun 2021,” kata Jokowi, dikutip dari siaran pers di laman setkab.go.id.
Jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat juga tentunya akan semakin mendorong perkembangan bisnis berbasis digital di Tanah Air.
Dosen Praktisi Program Magister Unair dan HR Profesional Rovien Aryunia saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menyatakan, pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari dua tahun telah memberikan ruang kesadaran baru betapa besarnya peluang bisnis daring (online) di Indonesia.
“Ditambah lagi kuatnya penetrasi pengguna internet di Tanah Air juga memupuk benih-benih usaha baru yang berbasiskan ekonomi digital,” ujarnya, dikutip Senin (4/7/2022).
Data We Are Social mencatat saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta di antaranya menggunakan media sosial. Dengan kata lain, pengguna internet mencapai 61,8% dari total populasi Indonesia.
"Kita tertinggi lho ekonomi digitalnya se-Asean. Secara ekonomi di 2030 naik pesat, kalau di 2025 diperkirakan mencapai Rp1.178 triliun, di 2030 melesat menjadi Rp1.908 triliun. Indonesia akan memegang 40% ekonomi ruang digital se-Asia Tenggara, manfaatkan sebaik-baiknya!" tandasnya.
Namun, di luar dari potensi ekonomi digital yang ada, setiap orang tetap harus menjaga etika saat berinteraksi di ruang digital. Pasalnya, ada konsekuensi yang harus ditanggung jika perilaku bermedia digital tak mengindahkan sopan santun.
Selain itu, etika diperlukan dengan sikap toleransi agar ekosistem digital tetap kondusif dan terhindar dari perpecahan. “Manfaatkan ruang digital dengan cara kreatif, produktif serta beretika,” tegas Rovien.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Situbondo yang digelar pada Senin (27/6) merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Selain Rovien Aryunia, webinar menghadirkan nara sumber lainnya yaitu Pengurus Relawan TIK Surabaya Esti Srijani dan Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas dr.Soetomo Cand Zulaikha.
Pada kesempatan tersebut, Esti Srijani menekankan tentang pentingnya cinta produk dalam negeri dengan cara membeli dan menggunakan produk lokal serta mempromosikannya baik secara daring maupun luring.
“Kita harus bangga bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang besar. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mempromosikan?” tukasnya.
Menurut dia, banyak sekali produk lokal termasuk karya UMKM yang bagus dan berkualitas, sehingga sangat layak dipromosikan ke mancanegara.
“Kita harus lebih gencar mempromosikan produk-produk Indonesia terutama dari UMKM karena UMKM berkontribusi banyak dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia. Maka, kita harus bangga dan promosikan ke luar dan membelinya (produk UMKM lokal),” tuturnya.
Sebagai penutup, dia berpesan untuk memanfaatkan ruang digital secara positif. “Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” pungkas Esti.
Ihwal potensi ekonomi digital RI telah banyak pihak di dalam maupun luar negeri yang menyampaikan proyeksinya.
Merujuk data Google, Tamasek & Bain Company, pada tahun 2025 diproyeksikan potensi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp1.700 triliun.
Presiden Joko Widodo sendiri saat berdialog secara virtual dengan beberapa talenta digital pada 1 Maret 2022 lalu menyampaikan bahwa potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan sebesar USD146 miliar dan kontribusi ekonomi digital RI diproyeksikan naik delapan kali di tahun 2030, yaitu di angka Rp4.531 triliun.
“Ini sebuah angka yang sangat besar sekali. Dan, seluruh sektor digital juga mengalami pertumbuhan dua digit di tahun 2021,” kata Jokowi, dikutip dari siaran pers di laman setkab.go.id.
Jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat juga tentunya akan semakin mendorong perkembangan bisnis berbasis digital di Tanah Air.
Dosen Praktisi Program Magister Unair dan HR Profesional Rovien Aryunia saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, menyatakan, pandemi Covid-19 yang melanda lebih dari dua tahun telah memberikan ruang kesadaran baru betapa besarnya peluang bisnis daring (online) di Indonesia.
“Ditambah lagi kuatnya penetrasi pengguna internet di Tanah Air juga memupuk benih-benih usaha baru yang berbasiskan ekonomi digital,” ujarnya, dikutip Senin (4/7/2022).
Baca Juga
Data We Are Social mencatat saat ini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta di antaranya menggunakan media sosial. Dengan kata lain, pengguna internet mencapai 61,8% dari total populasi Indonesia.
"Kita tertinggi lho ekonomi digitalnya se-Asean. Secara ekonomi di 2030 naik pesat, kalau di 2025 diperkirakan mencapai Rp1.178 triliun, di 2030 melesat menjadi Rp1.908 triliun. Indonesia akan memegang 40% ekonomi ruang digital se-Asia Tenggara, manfaatkan sebaik-baiknya!" tandasnya.
Namun, di luar dari potensi ekonomi digital yang ada, setiap orang tetap harus menjaga etika saat berinteraksi di ruang digital. Pasalnya, ada konsekuensi yang harus ditanggung jika perilaku bermedia digital tak mengindahkan sopan santun.
Selain itu, etika diperlukan dengan sikap toleransi agar ekosistem digital tetap kondusif dan terhindar dari perpecahan. “Manfaatkan ruang digital dengan cara kreatif, produktif serta beretika,” tegas Rovien.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Situbondo yang digelar pada Senin (27/6) merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Selain Rovien Aryunia, webinar menghadirkan nara sumber lainnya yaitu Pengurus Relawan TIK Surabaya Esti Srijani dan Kaprodi Ilmu Komunikasi Universitas dr.Soetomo Cand Zulaikha.
Pada kesempatan tersebut, Esti Srijani menekankan tentang pentingnya cinta produk dalam negeri dengan cara membeli dan menggunakan produk lokal serta mempromosikannya baik secara daring maupun luring.
“Kita harus bangga bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang besar. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mempromosikan?” tukasnya.
Menurut dia, banyak sekali produk lokal termasuk karya UMKM yang bagus dan berkualitas, sehingga sangat layak dipromosikan ke mancanegara.
“Kita harus lebih gencar mempromosikan produk-produk Indonesia terutama dari UMKM karena UMKM berkontribusi banyak dalam menggerakkan ekonomi di Indonesia. Maka, kita harus bangga dan promosikan ke luar dan membelinya (produk UMKM lokal),” tuturnya.
Sebagai penutup, dia berpesan untuk memanfaatkan ruang digital secara positif. “Dunia digital adalah dunia kita sekarang ini. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” pungkas Esti.
(ind)