Mengungkap Fakta-fakta Perusahaan Barat di Lingkaran Sektor Migas Rusia

Jum'at, 08 Juli 2022 - 07:18 WIB
loading...
A A A
Perusahaan jasa kilang minyak AS (SLB. N) mengatakan, pihaknya menghentikan investasi baru dan penyebaran teknologi di Rusia. Pada Bulan April, SCHLUMBERGER membeberkan nilai aset bersihnya di Rusia mencapai sekitar USD800 juta pada 31 Maret.

- SHELL

Perusahaan minyak Inggris (SHEL. L), salah satu investor asing terbesar di Rusia telah menghapus aset miliknya di Negeri Beruang Meraj dengan nilai USD3, 9 miliar. Aset tersebut mencakup 27, 5% saham dalam proyek minyak dan gas Sakhalin-2 dan juga merupakan pendukung Nord Stream 2.

Shell sedang dalam tahap pembicaraan dengan konsorsium energi India untuk menjual sahamnya di Sakhalin-2, kata sumber pada Mei. Shell juga telah menjual bisnis ritel dan pelumas di Rusia, yang mencakup 411 stasiun ritel dan pabrik pencampuran pelumas Torzhok, ke Lukoil Rusia (LKOH. MM).

- TOTALENERGI

Perusahaan Prancis itu memegang 19,4% saham di Novatek Rusia (NVTK. MM) yakni Produsen LNG, 20% saham di Yamal LNG dan 10% kepemilikan di Arctic LNG 2, yang dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2023. Mereka juga memiliki saham 49% di Terneftegas dan mengakuisisi 10% di transhipment hub LNG di Murmansk dan Kamchatka.

TotalEnergies mengatakan, bakal keluar dari Rusia karena sanksi, yang telah menyebabkannya perusahaan mengalami penurunan nilai USD4,1 miliar. Tetapi TotalEnergies tidak bergabung dengan yang lain dalam mengumumkan divestasi.

- Uniper

Perusahaan energi Jerman (UN01.DE), yang satu ini merupakan salah satu pelanggan terbesar Gazprom (GAZP. MM) dari Eropa. Uniper mengatakan, pada 29 Juni bahwa mereka hanya menerima 40% dari volume gas yang disepakati secara kontraktual sejak 16 Juni dan telah memasuki pembicaraan bailout dengan pemerintah Jerman.

Uniper, di mana Fortum Finlandia memiliki 78% saham pengendali, memiliki eksposur USD1 miliar ke Nord Stream 2 dan lima pembangkit listrik di Rusia, dengan bersama-sama memasok sekitar 5% dari kebutuhan Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)