Rupiah Terpuruk Tembus Rp15.000, Mata Uang Asia Kompak Uji Nyali Imbas Inflasi AS

Kamis, 14 Juli 2022 - 10:27 WIB
loading...
Rupiah Terpuruk Tembus Rp15.000, Mata Uang Asia Kompak Uji Nyali Imbas Inflasi AS
Nilai mata uang rupiah di pasar spot pagi ini melemah terdampak inflasi AS. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai mata uang rupiah di pasar spot pagi ini anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Data Bloomberg menunjukkan rupiah jatuh 16 poin atau 0,11% di Rp15.008 per dolar AS.

Kurs transaksi Bank Indonesia (BI) hari ini juga semakin turun, di mana kurs jual mencapai Rp15.059,92, dan kurs beli Rp14.910,08, dikutip dari data BI. Sebagian besar mata uang Asia juga jatuh, seperti yuan China turun 0,12%, yen Jepang merosot 0,48%, baht Thailand koreksi 0,35%, won Korea Selatan melemah 0,43%, ringgit Malaysia melemah 0,10%, peso Filipina turun 0,09%, dan dolar Taiwan merosot 0,24%.



Sementara sisanya masih menguat seperti dolar Hong Kong 0,01%, dan dolar Singapura menguat 0,56%. Adapun indeks dolar sempat mencapai 108,59, level tertinggi sejak Oktober 2002, demikian dikutip dari data Investing.

Data inflasi Amerika Serikat mendorong kenaikan dolar mencapai level tertingginya selama 20 tahun terakhir. Indeks harga konsumen / CPI) AS periode Juni 2022 meningkat sebesar 9,1%, terbesar dalam lebih dari empat dekade, yang membuat orang Amerika akan membayar lebih untuk kebutuhan bensin, makanan, perawatan kesehatan, dan lain sebagainya.

"Angka inflasi AS sangat tinggi. Ini lebih tinggi dari yang diharapkan dan menunjukkan bahwa inflasi berjalan cepat tak terkendali," kata Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli, dilansir Reuters, Kamis (14/7/2022).



Bank sentral AS alias Federal Reserve juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari bank sentral lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa. Pasar meningkatkan ekspektasi mereka bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli 2022. Sementara kenaikan setidaknya 75 basis poin terlihat hampir pasti.

Ekspektasi tersebut datang dari pernytaan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada Rabu waktu AS (13/7) yang mengatakan bahwa kenaikan inflasi Juni mengharuskan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan peningkatan 100 basis poin.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2862 seconds (0.1#10.140)