Pandemi Corona Bikin Jumlah IPO Bakal Menciut

Jum'at, 26 Juni 2020 - 18:40 WIB
loading...
Pandemi Corona Bikin...
Foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ekonomi Indonesia pada tahun ini mengalami tekanan yang begitu besar akibat pandemi virus Corona. Nah ternyata, kondisi itu tidak menurunkan minat perusahaan untuk melantai di pasar modal atau initial public offering (IPO).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Nyoman mengatakan, hingga saat ini, terdapat 28 perusahaan baru tercatat di BEI. Selain itu, sudah ada 21 perusahaan berada di jalur pipeline pencatatan efek saham baru.

"Sampai saat ini ada 28 pencatatan saham baru, pipeline berapa? Sampai saat ini ada 21 lagi. Penyebaran pipeline 21 ini, melihat aset kecil di bawah Rp 50 miliar," ujar Nyoman dalam diskusi virtual, Jumat (26/6/2020).

Capaian tersebut merupakan jumlah tertinggi di antara bursa efek di kawasan ASEAN. Meskipun diakuinya ada sedikit fluktuasi dari sisi peningkatan jumlah perusahaan yang IPO dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai perbandingan, pada 2017 ada 37 emiten baru yang melantai di bursa. Kemudian setahun berselang ada 57 emiten baru yang menjual saham perdananya. Selanjutanya pada 2019, memang ada sedikit penurunan karena hanya mampu menarik 55 perusahaan saja. ( Baca:Ancaman Gelombang Kedua Covid-19, Bursa Saham Tumbang, Ekonomi Terpuruk )

"Pencatatan saham sampai 19 Juni 2020, [terjadi] fluktuasi dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat. Pada 2018 capai rekor paling tinggi, lalu 2019 ada 55," jelasnya.

Nyoman menambahkan, selain IPO, ada juga pencatatan reksadana yang bisa diperdagangkan di bursa atau Exchange Traded Fund (ETF). Saat ini tercatat baru tujuh produk, dan akan ada 2 ETF lagi dalam rencana penerbitan (pipeline).

"Obligasi, tercatat baru satu dan pipeline masih ada lima (obligasi)," jelasnya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
BEI Ungkap Alasan Ubah...
BEI Ungkap Alasan Ubah Aturan Batas Trading Halt Jadi 8%
Dihantui Tarif Horor...
Dihantui Tarif 'Horor' Trump, Simak Prediksi IHSG Hari Ini
BEI Ubah Aturan Batas...
BEI Ubah Aturan Batas ARB dan Trading Halt, Ini Ketentuannya
IHSG Ambrol 11,46% di...
IHSG Ambrol 11,46% di Pencarian Google Hari Ini, BEI Buka Suara
Jelang Lebaran, IHSG...
Jelang Lebaran, IHSG Sepekan Naik 4,03 Persen
BEI Apresiasi Investor...
BEI Apresiasi Investor Gathering MNC Sekuritas, Dorong Investor Lebih Rasional dalam Berinvestasi
Sempat Ambruk 7%, IHSG...
Sempat Ambruk 7%, IHSG Ditutup Turun 3,84% ke Level 6.223
BEI Beberkan Penyebab...
BEI Beberkan Penyebab IHSG Terpuruk 6% Lebih hingga Trading Halt
Dasco Pastikan Sri Mulyani...
Dasco Pastikan Sri Mulyani Tidak Mundur, Kondisi Fiskal RI Kuat
Rekomendasi
Misi Kemenangan! Dortmund...
Misi Kemenangan! Dortmund Hadapi Barcelona di Liga Champions, Nonton di VISION+
5 Fakta Menarik Lucky...
5 Fakta Menarik Lucky Hakim, Bupati Indramayu Liburan ke Jepang Tanpa Izin dan Ditegur Wamendagri
Murah dan Kuat Taktik...
Murah dan Kuat Taktik Suzuki yang Kini Dipakai Harley Davidson
Berita Terkini
Tarif Trump Bikin Cemas,...
Tarif Trump Bikin Cemas, Prabowo: Sudah Saya Ingatkan Berdiri di Atas Kaki Sendiri
13 menit yang lalu
Peluang Resesi Ekonomi...
Peluang Resesi Ekonomi Amerika Makin Lebar, Goldman Sachs: 45%
37 menit yang lalu
Inovasi Pajak di Jakarta,...
Inovasi Pajak di Jakarta, Transaksi BPHTB Kini Lebih Cepat dan Efisien
56 menit yang lalu
Siapa Penasihat Ekonomi...
Siapa Penasihat Ekonomi Trump yang Paling Berpengaruh Sehingga Kebijakannya Sangat Kontroversial?
1 jam yang lalu
Prabowo Sebut Utang...
Prabowo Sebut Utang Indonesia Salah Satu yang Terkecil di Dunia
2 jam yang lalu
Inflasi Ramadan Tembus...
Inflasi Ramadan Tembus 1,65%, Dipicu Kenaikan Tarif Listrik dan Bumbu Dapur
4 jam yang lalu
Infografis
Ngonten di Depan Rumah...
Ngonten di Depan Rumah Korban Kebakaran LA, Uya Kuya Bakal Diperiksa MKD
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved