Menparekraf Sebut Kawasan Kota Lama Semarang Bisa Jadi Contoh Pengembangan Parekraf
loading...
A
A
A
SEMARANG - Kota Semarang, dengan Kota Lama sebagai ikonnya, dapat menjadi percontohan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) pada suatu destinasi wisata.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat hadir pada acara Kelana Nusantara di Restoran Kampung Laut, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (16/7).
“Kota Lama Semarang dapat menjadi lesson learned bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di destinasi lainnya,” kata Menparekraf, dikutip Minggu (17/7/2022).
Sandiaga mengatakan, dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang, Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan program Kelana Nusantara.
Dalam program tersebut, pelaku parekraf dapat menyampaikan aspirasi dan kendala yang dihadapi dalam usahanya mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
Selain itu, melalui Kelana Nusantara, pelaku parekraf juga dapat membangun jejaring yang lebih kuat antara sesama pelaku ekonomi kreatif, pemerintah kota, dan pemerintah pusat.
“Melalui kegiatan Kelana Nusantara, pemerintah diharapkan dapat menciptakan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu melalui adaptasi, inovasi, dan kolaborasi untuk mendukung terciptanya peluang usaha dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” bebernya.
Sebelumnya, Kelana Nusantara telah diselenggarakan di beberapa kota, yaitu Aceh, Surakarta, Yogyakarta, Mataram, Sragen, dan Jakarta, dengan menghadirkan peserta dari para pelaku ekonomi kreatif di berbagai subsektor ekraf.
Pada kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga turut mendorong komunitas film di Kota Semarang untuk mengikuti salah satu program Kemenparekraf/Baparekraf, yaitu Family Sunday Movie (FSM).
“Family Sunday Movie adalah program Kemenparekraf yang ditujukan bagi para sineas untuk menyalurkan ide-ide kreatif mereka dalam bentuk film pendek,” ujar Menparekraf.
Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga didorong untuk mengembangkan potensi fesyennya, melalui gagasan Semarang Fashion Week. Hal ini mengingat fesyen merupakan subsektor unggulan yang ditetapkan melalui Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) pada tahun 2017 lalu.
Dalam acara Kelana Nusantara ini, pelaku ekonomi kreatif mengeluhkan minimnya aktivitas dan kendala dalam peminjaman peralatan yang ada di Creative Hub Kota Semarang.
Selain itu, para pelaku juga menyampaikan kendala dalam mendapatkan akses informasi program-program pemerintah yang sampai ke pelaku ekraf, dan pemasaran produk kreatif.
“Melalui platform digital dan pemanfaatan teknologi, saya optimistis dapat menjawab permasalahan pemasaran produk kreatif ekonomi di Kota Semarang. Saya juga mengimbau para peserta yang hadir saat ini untuk dapat saling membantu menjembatani diseminasi informasi program-program Kemenparekraf untuk sampai ke pelaku parekraf di daerah,” tuturnya.
Dengan semakin berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, Menparekraf optimistis target tahun 2022 untuk menghadirkan 1,1 juta lapangan kerja dan 4,4 juta di tahun 2024 dapat terwujud.
“Saya sangat optimistis bahwa target 1,1 juta lapangan pekerjaan dapat kita capai di tahun ini, mudah-mudahan bisa terwujud dengan kolaborasi kita bersama Kadispar, asosiasi, dan pemangku kepentingan yang ada di sektor parekraf,” kata Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang R Wing Wiyarso Poespojoedho menyampaikan, Kota Lama Semarang saat ini memang menjadi fokus pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Lama telah menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan internasional.
“Ke depannya, pengembangan sektor parekraf di Kota Semarang akan mencakup area Kampung Pecinan, Kampung Melayu, dan Kampung Arab,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, Semarang dulunya adalah kota bandara, termasuk dalam jalur rempah. Pihaknya berkomitmen akan menggali potensi seni dan budaya untuk memajukan Kota Semarang dan Indonesia pada umumnya.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak Menparekraf ke Kota Semarang. Tentunya akan menambah semangat kami dalam mengembangkan potensi yang kami miliki,” kata Wing Wiyarso.
Turut mendampingi Menparekraf, Inspektur I Kemenparekraf/Baparekraf Bayu Aji, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Haryanto, dan Wakil Ketua Umum Kadin Wilayah Sulawesi Kukrit Suryo Wicaksono.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) sekaligus Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat hadir pada acara Kelana Nusantara di Restoran Kampung Laut, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (16/7).
“Kota Lama Semarang dapat menjadi lesson learned bagi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di destinasi lainnya,” kata Menparekraf, dikutip Minggu (17/7/2022).
Baca Juga
Sandiaga mengatakan, dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang, Kemenparekraf/Baparekraf menghadirkan program Kelana Nusantara.
Dalam program tersebut, pelaku parekraf dapat menyampaikan aspirasi dan kendala yang dihadapi dalam usahanya mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
Selain itu, melalui Kelana Nusantara, pelaku parekraf juga dapat membangun jejaring yang lebih kuat antara sesama pelaku ekonomi kreatif, pemerintah kota, dan pemerintah pusat.
“Melalui kegiatan Kelana Nusantara, pemerintah diharapkan dapat menciptakan kebijakan-kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu melalui adaptasi, inovasi, dan kolaborasi untuk mendukung terciptanya peluang usaha dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat,” bebernya.
Sebelumnya, Kelana Nusantara telah diselenggarakan di beberapa kota, yaitu Aceh, Surakarta, Yogyakarta, Mataram, Sragen, dan Jakarta, dengan menghadirkan peserta dari para pelaku ekonomi kreatif di berbagai subsektor ekraf.
Pada kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga turut mendorong komunitas film di Kota Semarang untuk mengikuti salah satu program Kemenparekraf/Baparekraf, yaitu Family Sunday Movie (FSM).
“Family Sunday Movie adalah program Kemenparekraf yang ditujukan bagi para sineas untuk menyalurkan ide-ide kreatif mereka dalam bentuk film pendek,” ujar Menparekraf.
Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga didorong untuk mengembangkan potensi fesyennya, melalui gagasan Semarang Fashion Week. Hal ini mengingat fesyen merupakan subsektor unggulan yang ditetapkan melalui Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) pada tahun 2017 lalu.
Dalam acara Kelana Nusantara ini, pelaku ekonomi kreatif mengeluhkan minimnya aktivitas dan kendala dalam peminjaman peralatan yang ada di Creative Hub Kota Semarang.
Selain itu, para pelaku juga menyampaikan kendala dalam mendapatkan akses informasi program-program pemerintah yang sampai ke pelaku ekraf, dan pemasaran produk kreatif.
“Melalui platform digital dan pemanfaatan teknologi, saya optimistis dapat menjawab permasalahan pemasaran produk kreatif ekonomi di Kota Semarang. Saya juga mengimbau para peserta yang hadir saat ini untuk dapat saling membantu menjembatani diseminasi informasi program-program Kemenparekraf untuk sampai ke pelaku parekraf di daerah,” tuturnya.
Dengan semakin berkembangnya sektor ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, Menparekraf optimistis target tahun 2022 untuk menghadirkan 1,1 juta lapangan kerja dan 4,4 juta di tahun 2024 dapat terwujud.
“Saya sangat optimistis bahwa target 1,1 juta lapangan pekerjaan dapat kita capai di tahun ini, mudah-mudahan bisa terwujud dengan kolaborasi kita bersama Kadispar, asosiasi, dan pemangku kepentingan yang ada di sektor parekraf,” kata Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang R Wing Wiyarso Poespojoedho menyampaikan, Kota Lama Semarang saat ini memang menjadi fokus pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Semarang. Tidak dapat dipungkiri bahwa Kota Lama telah menjadi magnet bagi wisatawan domestik dan internasional.
“Ke depannya, pengembangan sektor parekraf di Kota Semarang akan mencakup area Kampung Pecinan, Kampung Melayu, dan Kampung Arab,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, Semarang dulunya adalah kota bandara, termasuk dalam jalur rempah. Pihaknya berkomitmen akan menggali potensi seni dan budaya untuk memajukan Kota Semarang dan Indonesia pada umumnya.
“Terima kasih atas kehadiran Bapak Menparekraf ke Kota Semarang. Tentunya akan menambah semangat kami dalam mengembangkan potensi yang kami miliki,” kata Wing Wiyarso.
Turut mendampingi Menparekraf, Inspektur I Kemenparekraf/Baparekraf Bayu Aji, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Haryanto, dan Wakil Ketua Umum Kadin Wilayah Sulawesi Kukrit Suryo Wicaksono.
(ind)