Pesan Luhut ke Start Up Lokal: Jangan Bantu Jualan Produk Asing!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus menggencarkan produk buatan Indonesia, terutama produk usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal itu disampaikan oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan dalam penyampaian progress report DANA Bangga Buatan Indonesia.
Menurut Luhut pemerintah akan terus membantu dan memfasilitasi segala sesuatunya, sepanjang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM. ( Baca:Menko Luhut Sebut Mayoritas UMKM Bakal Beralih ke Digital)
"Kita buat yang terbaik untuk Indonesia, saya pasti bantu. Sekaligus kita bangun persatuan, ikutkan pula (UMKM) dari NTB, dan NTT, dan dari beberapa perwakilan. Jadi jangan fokus di Pulau Jawa saja. Kita tadi malam sudah buat insentif untuk UMKM, dan sedang kita siapkan," ujar Menko Luhut di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).
Menko Luhut kemudian menyampaikan, keinginannya untuk bertemu dengan berbagai mitra UMKM yang tergabung di DANA dari perwakilan seluruh Indonesia. Dengan begitu pemerintah dapat mengetahui keluhan atau kendala yang ada di lapangan, langsung dari para pelaku UMKM.
DANA merupakan aplikasi dompet digital yang membantu UMKM dalam proses pembayaran digital. Progress update dari DANA Indonesia, di akhir Desember 2020 ditargetkan akan ada 150.000 UMKM yang tergabung, dimulai pada Juni ini targetnya 10.000, dan sampai saat ini target 6.000.
Sementar untuk program yang sedang berjalan saat ini, DANA Akuisisi Lapangan dengan durasi mulai Juni-Desember 2020, mentargetkan 45.000 merchant. Dilakukan dengan jalan local canvasing, kerja sama dengan asosiasi setempat dan dengan mitra binaan. Ada pula, program Bantu Warung Tetangga, durasi Agustus-Desember 2020, targetnya 15.000 merchant. Program inimerupakan dukungan kepada bisnis mikro yang ingin menerima DANA untuk transaksi digital.
Menko Luhut juga berpesan, agar segala hal demi pengembangan start-up lokal yang memang dirasa masih ada kekurangan, agar segera dibenahi. Dan, satu hal lagi, lanjut Menko Luhut, kebanggaan untuk membawa nama Indonesia, harus tetap dijunjung tinggi oleh para pelaku start-up lokal tersebut.
"Tapi merchant ini buatan Indonesia ya, jangan dagang buatan (negara) lain. Agar kita sambil mendidik mengenai kualitas packaging dan barang, karena itu menyangkut kredibilitas, seperti desain bisa diperbaiki kan," jelasnya.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
Menurut Luhut pemerintah akan terus membantu dan memfasilitasi segala sesuatunya, sepanjang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM. ( Baca:Menko Luhut Sebut Mayoritas UMKM Bakal Beralih ke Digital)
"Kita buat yang terbaik untuk Indonesia, saya pasti bantu. Sekaligus kita bangun persatuan, ikutkan pula (UMKM) dari NTB, dan NTT, dan dari beberapa perwakilan. Jadi jangan fokus di Pulau Jawa saja. Kita tadi malam sudah buat insentif untuk UMKM, dan sedang kita siapkan," ujar Menko Luhut di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).
Menko Luhut kemudian menyampaikan, keinginannya untuk bertemu dengan berbagai mitra UMKM yang tergabung di DANA dari perwakilan seluruh Indonesia. Dengan begitu pemerintah dapat mengetahui keluhan atau kendala yang ada di lapangan, langsung dari para pelaku UMKM.
DANA merupakan aplikasi dompet digital yang membantu UMKM dalam proses pembayaran digital. Progress update dari DANA Indonesia, di akhir Desember 2020 ditargetkan akan ada 150.000 UMKM yang tergabung, dimulai pada Juni ini targetnya 10.000, dan sampai saat ini target 6.000.
Sementar untuk program yang sedang berjalan saat ini, DANA Akuisisi Lapangan dengan durasi mulai Juni-Desember 2020, mentargetkan 45.000 merchant. Dilakukan dengan jalan local canvasing, kerja sama dengan asosiasi setempat dan dengan mitra binaan. Ada pula, program Bantu Warung Tetangga, durasi Agustus-Desember 2020, targetnya 15.000 merchant. Program inimerupakan dukungan kepada bisnis mikro yang ingin menerima DANA untuk transaksi digital.
Menko Luhut juga berpesan, agar segala hal demi pengembangan start-up lokal yang memang dirasa masih ada kekurangan, agar segera dibenahi. Dan, satu hal lagi, lanjut Menko Luhut, kebanggaan untuk membawa nama Indonesia, harus tetap dijunjung tinggi oleh para pelaku start-up lokal tersebut.
"Tapi merchant ini buatan Indonesia ya, jangan dagang buatan (negara) lain. Agar kita sambil mendidik mengenai kualitas packaging dan barang, karena itu menyangkut kredibilitas, seperti desain bisa diperbaiki kan," jelasnya.
Lihat Juga: Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku Antar Petani Ini Sukses Kembangkan Budidaya Alpukat
(uka)