Aliran Gas Rusia ke Jerman Makin Menipis, Orang Eropa Harus Membayar Mahal
loading...
A
A
A
BERLIN - Harga gas telah melonjak setelah Rusia untuk kesekian kalinya kembali memperketat pasokan gas ke Jerman dan negara-negara Eropa tengah lainnya. Harga gas Eropa naik hampir 2%, pada akhir perdagangan kemarin waktu setempat untuk mendekati rekor tertinggi setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Seperti diketahui Rusia telah memotong aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman, yang saat ini beroperasi kurang dari seperlima dari kapasitas normalnya. Sebelum Perang Ukraina, Jerman mengimpor lebih dari setengah gasnya dari Rusia dan sebagian besar berasal dari Nord Stream 1 serta sisanya dikirimkan dari pipa berbasis darat.
Pada akhir Juni 2022, pasokan gas Rusia ke Jerman sudah berkurang menjadi lebih dari seperempat. Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom telah berusaha untuk membenarkan pemotongan terbaru dengan mengatakan hal itu diperlukan agar perawatan rutin turbin bisa berjalan baik.
Namun pemerintah Jerman mengatakan, alasan teknis yang dilontarkan Rusia untuk membatasi pasokan gas tidak beralasan. Sementara itu Ukraina menuduh Moskow melancarkan 'perang gas' melawan Eropa dan pengurangan pasokan bertujuan untuk menciptakan 'teror' kepada orang-orang.
Sementara itu Polandia mengatakan, bakal sepenuhnya independen dari gas Rusia pada akhir tahun 2022. "Bahkan sekarang, Rusia tidak lagi dapat memeras kami dengan cara memeras Jerman misalnya," ujar Perdana Menteri, Mateusz Morawiecki.
Di sisi lain Inggris tidak akan terkena dampak langsung dari gangguan pasokan gas, karena Negeri Ratu Elizabeth itu hanya mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia. Namun mereka bakal terkena imbas lonjakan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.
Harga gas Inggris naik 7% pada hari Rabu, kemarin sehingga harganya sekarang lebih dari enam kali lebih tinggi dari tahun lalu. Namun itu masih jauh di bawah level tertinggi yang sempat terlihat setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Tagihan energi Inggris meningkat sebesar 700 pounds, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan April, dan diperkirakan akan naik lagi. Salah satu konsultan manajemen memperingatkan tagihan energi dapat mencapai 3.850 pounds dalam setahun pada Januari, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal bulan ini.
BFY mengatakan, perkiraannya mencerminkan kenaikan harga grosir selama beberapa minggu terakhir dengan ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia memicu kekhawatiran atas pasokan musim dingin.
Pengurangan aliran gas terbaru memberi tekanan pada negara-negara UE untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia lebih jauh. Kemungkinan besar akan membuatnya lebih sulit bagi mereka untuk mengisi kembali pasokan gas mereka menjelang musim dingin.
Sejak invasi Ukraina, para pemimpin Eropa telah mengadakan pembicaraan tentang bagaimana mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.
Seperti diketahui Rusia telah memotong aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman, yang saat ini beroperasi kurang dari seperlima dari kapasitas normalnya. Sebelum Perang Ukraina, Jerman mengimpor lebih dari setengah gasnya dari Rusia dan sebagian besar berasal dari Nord Stream 1 serta sisanya dikirimkan dari pipa berbasis darat.
Pada akhir Juni 2022, pasokan gas Rusia ke Jerman sudah berkurang menjadi lebih dari seperempat. Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom telah berusaha untuk membenarkan pemotongan terbaru dengan mengatakan hal itu diperlukan agar perawatan rutin turbin bisa berjalan baik.
Namun pemerintah Jerman mengatakan, alasan teknis yang dilontarkan Rusia untuk membatasi pasokan gas tidak beralasan. Sementara itu Ukraina menuduh Moskow melancarkan 'perang gas' melawan Eropa dan pengurangan pasokan bertujuan untuk menciptakan 'teror' kepada orang-orang.
Sementara itu Polandia mengatakan, bakal sepenuhnya independen dari gas Rusia pada akhir tahun 2022. "Bahkan sekarang, Rusia tidak lagi dapat memeras kami dengan cara memeras Jerman misalnya," ujar Perdana Menteri, Mateusz Morawiecki.
Di sisi lain Inggris tidak akan terkena dampak langsung dari gangguan pasokan gas, karena Negeri Ratu Elizabeth itu hanya mengimpor kurang dari 5% gasnya dari Rusia. Namun mereka bakal terkena imbas lonjakan harga di pasar global karena permintaan di Eropa meningkat.
Harga gas Inggris naik 7% pada hari Rabu, kemarin sehingga harganya sekarang lebih dari enam kali lebih tinggi dari tahun lalu. Namun itu masih jauh di bawah level tertinggi yang sempat terlihat setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Tagihan energi Inggris meningkat sebesar 700 pounds, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan April, dan diperkirakan akan naik lagi. Salah satu konsultan manajemen memperingatkan tagihan energi dapat mencapai 3.850 pounds dalam setahun pada Januari, jauh lebih tinggi dari perkiraan awal bulan ini.
BFY mengatakan, perkiraannya mencerminkan kenaikan harga grosir selama beberapa minggu terakhir dengan ketegangan yang sedang berlangsung dengan Rusia memicu kekhawatiran atas pasokan musim dingin.
Pengurangan aliran gas terbaru memberi tekanan pada negara-negara UE untuk mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia lebih jauh. Kemungkinan besar akan membuatnya lebih sulit bagi mereka untuk mengisi kembali pasokan gas mereka menjelang musim dingin.
Sejak invasi Ukraina, para pemimpin Eropa telah mengadakan pembicaraan tentang bagaimana mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.
(akr)