Berkah Lonjakan Harga Komoditas, Negara Diuntungkan Rp279 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lonjakan harga sejumlah komoditas pada tahun ini membawa dampak positif terhadap penerimaan negara di 2022.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, dari lonjakan harga tersebut penerimaan pajak diproyeksikan mencapai Rp279 triliun.
Kemudian, dari sisi bea keluar akan mencapai Rp48,9 triliun, utamanya berasal dari komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Meski demikian, bendahara negara tersebut mengatakan bahwa momentum seperti ini tidak akan terulang lagi. Pasalnya, harga komoditas diprediksi akan melandai tahun depan.
“Ini mungkin tidak akan berulang atau tidak akan setinggi ini tahun depan,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers virtual, Senin (8/8/2022).
Dia menyebut, harga minyak yang bisa mencapai USD95-100 per barrel tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi USD90 per barrel tahun depan.
Selanjutnya, harga batu bara yang tahun ini diperkirakan mencapai USD244 per ton, pada tahun depan diperkirakan akan turun ke level USD200 per ton.
Serta, harga CPO yang tahun ini mencapai USD1.350 per ton diproyeksi turun di bawah USD1.000 pada 2023. “Ini yang harus dipertimbangkan di dalam mengestimasi penerimaan negara tahun depan,” ungkapnya.
Bendahara negara tersebut mengatakan bahwa saat ini ekonomi Indonesia sudah dalam kondisi sangat baik dan harus dipertahankan hingga akhir tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus tetap dijaga, utamanya dari sisi domestik, karena ekonomi global sedang dalam ketidakpastian yang besar.
Menkeu menyebut bahwa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kementerian lembaga untuk fokus merealisir beanja pemerintah dan diprioritaskan untuk membeli produk dengan kandungan lokal tinggi.
“Dalam hal ini, produk bangga buatan Indonesia dapat mendukung pemulihan ekonomi yang main kuat di kuartal III dan IV,” ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% pada kuartal II/2022, meningkat dibandingkan kuartal II/2021 yang tumbuh 5,01%. Jika dibandingkan dengan kuartal I/2022, ekonomi Indonesia tumbuh 3,73%.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, dari lonjakan harga tersebut penerimaan pajak diproyeksikan mencapai Rp279 triliun.
Kemudian, dari sisi bea keluar akan mencapai Rp48,9 triliun, utamanya berasal dari komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Meski demikian, bendahara negara tersebut mengatakan bahwa momentum seperti ini tidak akan terulang lagi. Pasalnya, harga komoditas diprediksi akan melandai tahun depan.
“Ini mungkin tidak akan berulang atau tidak akan setinggi ini tahun depan,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers virtual, Senin (8/8/2022).
Dia menyebut, harga minyak yang bisa mencapai USD95-100 per barrel tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan menjadi USD90 per barrel tahun depan.
Selanjutnya, harga batu bara yang tahun ini diperkirakan mencapai USD244 per ton, pada tahun depan diperkirakan akan turun ke level USD200 per ton.
Serta, harga CPO yang tahun ini mencapai USD1.350 per ton diproyeksi turun di bawah USD1.000 pada 2023. “Ini yang harus dipertimbangkan di dalam mengestimasi penerimaan negara tahun depan,” ungkapnya.
Bendahara negara tersebut mengatakan bahwa saat ini ekonomi Indonesia sudah dalam kondisi sangat baik dan harus dipertahankan hingga akhir tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat harus tetap dijaga, utamanya dari sisi domestik, karena ekonomi global sedang dalam ketidakpastian yang besar.
Menkeu menyebut bahwa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kementerian lembaga untuk fokus merealisir beanja pemerintah dan diprioritaskan untuk membeli produk dengan kandungan lokal tinggi.
“Dalam hal ini, produk bangga buatan Indonesia dapat mendukung pemulihan ekonomi yang main kuat di kuartal III dan IV,” ungkap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Sebagai informasi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,44% pada kuartal II/2022, meningkat dibandingkan kuartal II/2021 yang tumbuh 5,01%. Jika dibandingkan dengan kuartal I/2022, ekonomi Indonesia tumbuh 3,73%.
(ind)