Dapat Penghargaan Surplus Beras, Jokowi Akan Kejar Swasembada Jagung
loading...
A
A
A
JAKARTA - International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Indonesia yang selama tiga tahun terakhir sukses mencapai swasembada beras secara berturut-turut. IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan beras lebih dari 90%.
Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menerima penghargaan itu menyatakan bahwa Indonesia akan terus membangun infrastruktur sektor pertanian yang berkaitan dengan sistem pengairan lahan.
Tercatat, bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target sampai tahun 2024 lebih dari 61 bendungan. Selain itu, pemerintah juga membangun embung dan jaringan irigasi.
"Kita juga membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama 7 tahun terakhir. Kita juga terus memanfaatkan varietas unggul padi, intensifikasi dan ekstensifikasi. Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi jagung dan lainya," sambung Presiden Jokowi.
Jokowi menambahkan program diversifikasi juga dapat dioptimalkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagai subtitusi yang bisa menggantikan gandum.
"Diversifikasi pangan hati-hati, kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan lainnya," kata Presiden.
"Kita sudah mulai kemarin (mengembangkan) sorgum di Waingapu. Kemudian di beberapa provinsi, jagung juga besar-besaran, yang dulu harus impor 3,5 juta ton hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana," pungkasnya.
Produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten beradi di angka 31,3 juta ton sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menerima penghargaan itu menyatakan bahwa Indonesia akan terus membangun infrastruktur sektor pertanian yang berkaitan dengan sistem pengairan lahan.
Tercatat, bendungan yang sudah diresmikan mencapai 29 dan tahun ini akan selesai lagi 38 bendungan dengan target sampai tahun 2024 lebih dari 61 bendungan. Selain itu, pemerintah juga membangun embung dan jaringan irigasi.
"Kita juga membangun embung dan 4.500 jaringan irigasi yang dibangun selama 7 tahun terakhir. Kita juga terus memanfaatkan varietas unggul padi, intensifikasi dan ekstensifikasi. Kita berharap, ke depan tidak hanya beras yang swasembada, tetapi jagung dan lainya," sambung Presiden Jokowi.
Jokowi menambahkan program diversifikasi juga dapat dioptimalkan dengan baik untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Saat ini, Indonesia terus melakukan penanaman sorgum sebagai subtitusi yang bisa menggantikan gandum.
"Diversifikasi pangan hati-hati, kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus kita mulai juga untuk jenis-jenis bahan pangan lainnya," kata Presiden.
"Kita sudah mulai kemarin (mengembangkan) sorgum di Waingapu. Kemudian di beberapa provinsi, jagung juga besar-besaran, yang dulu harus impor 3,5 juta ton hari ini kita hanya impor kira-kira 800 ribu ton. Ini sebuah lompatan yang sangat besar sekali dan kita harapkan dengan terus-menerus kita konsentrasi ke sana," pungkasnya.
(uka)