Ini 3 Negara Arab yang Punya Utang ke China

Kamis, 18 Agustus 2022 - 17:43 WIB
loading...
Ini 3 Negara Arab yang Punya Utang ke China
Sedikitnya ada tiga negara Arab yang memiliki utang ke China. Foto DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sedikitnya ada tiga negara Arab yang memiliki utang ke China. Dalam berbagai kebijakan yang dibuatnya, Beijing dikenal sebagai ‘negara dermawan’ yang suka memberikan pinjaman kepada negara lain.

Melansir dari The Diplomat, dalam Forum Kerjasama China-Arab States Cooperation Forum (CASCF) yang diadakan pada 2018 lalu, di Beijing, Negeri Tirai Bambu mengumumkan bahwa akan memberikan pinjaman terhadap beberapa negara Arab di Timur Tengah sebesar USD 20 miliar dan menambahkan paket bantuan senilai lebih dari USD 100 juta.

Baca juga : Negara-negara Ini Disebut-sebut Jadi Korban Jebakan Utang China

Pinjaman dan bantuan tersebut merupakan langkah lebih lanjut dalam Belt and Road Initiative (BRI) China untuk menghubungkan lebih dari 60 negara di Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa ke dalam jaringan perdagangan, transportasi, dan kemitraan multifaset yang terjalin erat menuju tujuan peningkatan pembangunan ekonomi dan sosial.

Dalam hal ini China kembali membentuk keberlanjutan utang ke negara-negara miskin dengan kurangnya transparansi terkait proyek BRI yang banyak membuat kekhawatiran dari berbagai negara. Termasuk beberapa negara Arab berikut ini :

1. Palestina

Presiden Xi Jinping telah mengatakan pada pejabat tinggi Arab, bahwa pihaknya akan memberikan bantuan lebih dari USD 15 juta kepada Palestina saat Beijing berusaha membangun pengaruhnya di Timur Tengah dan Afrika.

Janji 100 juta yuan kepada Palestina dibuat sebagai bagian dari rencana untuk memberi negara-negara Arab lebih dari USD 23 miliar dalam bentuk kredit, pinjaman dan bantuan kemanusiaan untuk pembangunan ekonomi.

Ini adalah bagian dari program khusus China untuk rekonstruksi ekonomi dan revitalisasi industri. Beijing juga siap untuk memberikan satu miliar yuan atau setara USD 151 juta lagi ke negara-negara di kawasan itu untuk membangun kapasitas pemeliharaan stabilitas.

Inti dari visi Xi Jinping dalam BRI dimana menghabiskan sekitar USD 1 triliun yang disebut sebagai kebangkitan modern Jalur Sutra kuno yang pernah membawa kain, rempah-rempah, dan banyak barang lainnya antara Asia, Afrika, Tengah Timur dan Eropa.

2. Suriah

Dilansir dari Diplomatist, pada 12 Januari 2022, sebuah MoU yang ditandatangani antara China dan Suriah di Damaskus menempatkan Suriah sebagai peserta terbaru di antara lebih dari 140 negara peserta BRI.

Suriah yang mengalami situasi perang saudara selama beberapa tahun terakhir membutuhkan BRI China untuk pembangunan infrastrukturnya guna memulai rekonstruksi dan pembangunan sosial ekonomi negara tersebut.

Data dari Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa total perdagangan bilateral Sino-Suriah, mencatat peningkatan tahun ketahun sebesar 33 % telah mencapai USD 1,3 miliar pada 2019 dengan investasi Beijing di Suriah menjadi USD 13,7 miliar pada 2019.

Bantuan China untuk Suriah sehubungan dengan pengiriman vaksin COVID-19 pada awal Januari 2022 ditambah dengan hibah senilai USD 40.000 kepada 'Syria Trust for Development' sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan menunjukkan adanya kerja sama yang ada sebelum keputusan Suriah pada Januari 12, 2022 untuk bergabung dengan BRI.

Baca juga : Terjebak Utang China, Sri Lanka Pinjam ke IMF dan Bank Dunia

3. Yaman

Pada 13 Juli 2017, kantor berita negara China Xinhua mengumumkan bahwa pemerintah China telah berhasil mengirimkan bantuan kemanusiaan tahap pertama ke kota pelabuhan selatan Yaman, Aden.

Paket bantuan pemerintah China terdiri dari USD 22,5 juta pasokan bantuan yang ditujukan untuk memperbaiki kekurangan pangan di Yaman dan memerangi epidemi kolera dan dalam penyelesaian konflik yang ada di negara tersebut.

Meskipun pemerintah China belum secara terbuka merilis strategi terhadap Yaman dengan terperinci, pembuat kebijakan Negeri Panda secara konsisten menekankan perlunya mengakhiri permusuhan yang pada saat itu terjadi di Yaman dengan cepat.

Gencatan senjata di Yaman akan membantu memperluas kapasitas proyeksi kekuatan militer China di Timur Tengah, yang berpusat di pangkalan angkatan laut barunya di Djibouti.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1984 seconds (0.1#10.140)