Eropa Kembali Terguncang, Gazprom Matikan Aliran Gas Rusia Selama 3 Hari

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 04:01 WIB
loading...
Eropa Kembali Terguncang,...
Gazprom PJSC akan berhenti mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa melalui pipa utamanya selama tiga hari, dimana hal ini bakal semakin mengguncang Eropa khususnya Jerman. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Gazprom PJSC akan berhenti mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa melalui pipa utamanya selama tiga hari, dimana hal ini bakal semakin menekan pasokan energi ketika Jerman mencoba membangun stok untuk musim dingin. Ditambah bakal membuat Eropa terguncang krisis gas yang makin parah.



Sebagai informasi seperti dilansir Bloomberg, harga gas patokan berjangka Eropa melonjak sebanyak 9% setelah produsen Rusia itu mengatakan tidak akan mengirimkan gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream dari 31 Agustus hingga 2 September karena pemeliharaan.

Pekerjaan ini akan melibatkan satu-satunya turbin yang berfungsi yang dapat memompa gas ke dalam tautan. Pasar gas Eropa telah bergejolak selama berbulan-bulan karena Rusia secara progresif memotong pengiriman melalui pipa Nord Stream, baru-baru ini menjadi hanya 20% dari kapasitas.

Gazprom beralasan penutupan aliran karena adanya masalah dengan turbin, tetapi politisi Eropa bersikeras pembatasan itu bermotif politik dengan menuding Rusia membalas sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow setelah menginvasi Ukraina.



Shutdown aliran gas terjadi tepat ketika Jerman bergegas untuk mengisi penyimpanan gas setidaknya hingga kapasitas mencapai 95% pada bulan November. Namun hal itu juga tidak menjamin akan ada cukup gas untuk musim dingin jika Rusia memutus pasokan, kata regulator energi Jerman.

Rusia diketahui telah membatasi pengiriman ke Eropa melalui Ukraina. Meskipun mematikan Nord Stream selama tiga hari merupakan pukulan serius bagi pasar Eropa yang sudah rapuh, namun itu bisa menjadi lebih buruk.

Pemeliharaan untuk waktu singkat dan tidak dilakukan di tengah puncak permintaan menunjukkan bahwa turbin tunggal sedang dijaga sehingga dapat terus berfungsi untuk saat ini. Kembali pada bulan Juli, pipa sempat ditutup selama 10 hari untuk pemeliharaan rutin tahunan, dan banyak yang khawatir persediaan tidak akan dilanjutkan sama sekali.

"Pengumuman yang disampaikan pada hari Jumat kemungkinan akan membuat harga gas naik lebih jauh lagi ketika pasar dibuka kembali pada hari Senin," kata Tom Marzec-Manser, kepala analitik gas di ICIS di London.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)