Jantung Industri Eropa Terancam Eksodus Pabrik Imbas Krisis Gas

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 22:28 WIB
loading...
Jantung Industri Eropa Terancam Eksodus Pabrik Imbas Krisis Gas
Jantung industri Eropa menghadapi potensi eksodus pabrik ketika produsen suku cadang mobil, bahan kimia, dan baja Jerman berjuang menghadapi lonjakan harga listrik yang meroket ke level tertinggi hampir setiap hari. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Jantung industri Eropa menghadapi potensi eksodus ketikaprodusen suku cadang mobil, bahan kimia, dan baja Jerman berjuang menghadapi lonjakan harga listrik yang meroket ke level tertinggi hampir setiap hari.



Harga listrik dan gas di Jerman diketahui telah meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam dua bulan. Di mana harga listrik yang menjadi patokan untuk benua Eropa sudah melonjak melewati 540 euro (USD545) per megawatt jam. Bandingkan dengan dua tahun lalu, yang harganya 40 euro.

"Inflasi energi jauh lebih dramatis di sini daripada di tempat lain," kata Ralf Stoffels, Chief Executive Officer BIW Isolierstoffe GmbH, pembuat suku cadang silikon untuk industri otomotif, kedirgantaraan, dan peralatan.

"Saya khawatir deindustrialisasi bertahap ekonomi Jerman," bebernya.

Jerman sebagai ekonomi terbesar Eropa diketahui sangat mengandalkan pasokan gas dari Rusia yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan pabriknya. Tetapi sekarang, Jerman sedang bersiap menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menjaga lampu tetap menyala dan bisnis tetap berjalan setelah Rusia memangkas aliran gasnya.

Penutupan sementara akibat lonjakan harga imbas krisis gas Eropa mulai terlihat, saat produksi pupuk dan baja dibatasi pada bulan Desember dan Maret. Sekarang, harga terpantau reli yang berkelanjutan hingga memperketat tekanan.



Harga gas Eropa untuk bulan depan pada Kamis waktu setempat, bertahan di rekor tertinggi yakni 241 euro per megawatt-jam, sekitar 11 kali lebih tinggi dari biasanya sepanjang tahun ini.

Sementara pemerintah meredam kenaikan untuk sektor rumah tangga sampai batas tertentu, bisnis tidak kebal terhadap lompatan biaya tersebut. Akhirnya banyak sektor industri yang akan meneruskan kenaikan kepada pelanggan atau bahkan menutup sama sekali.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1335 seconds (0.1#10.140)