Kenaikan Tak Terkendali, Seruan Pembatasan Harga Gas Menggema di Eropa

Selasa, 30 Agustus 2022 - 16:21 WIB
loading...
Kenaikan Tak Terkendali, Seruan Pembatasan Harga Gas Menggema di Eropa
Seruan untuk memberlakukan pembatasan harga gas mulai menggema di Eropa menyusul kenaikan harga yang tak terkendali. Foto/Ilustrasi/Reuters
A A A
JAKARTA - Menteri Energi Belgia Tinne Van der Straeten memperingatkan bahwa 5 sampai 10 musim dingin berikutnya di Eropa akan tetap "mengerikan" kecuali jika Uni Eropa (UE) segera memberlakukan pembatasan pada harga gas yang kian tidak terkendali.

"Lima hingga 10 musim dingin berikutnya akan mengerikan jika tidak ada yang dilakukan (pembatasan harga)," kata Van der Straeten melalui Twitter pada hari Minggu. "Kita harus bertindak di sumbernya, di tingkat Eropa, dan bekerja untuk membekukan harga gas," ujarnya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (30/8/2022).



Van der Straeten mengatakan pembatasan harga dapat membantu mengurangi tagihan energi rumah tangga sebesar 770 euro atau sekira USD771 (sekitar Rp11,3 juta dengan kurs Rp14.700/USD). Komentarnya muncul di tengah meningkatnya seruan agar blok 27 negara itu segera memerangi tagihan energi yang meroket untuk rumah tangga dan bisnis.

Harga gas melonjak ke rekor tertinggi setelah serangan Rusia ke Ukraina, memicu rentetan sanksi hukuman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Kremlin. Hal ini juga menyebabkan kenaikan harga listrik mengingat gas merupakan bahan bakar bagi pembangkit listrik.

Van der Straeten mengatakan pasar energi membutuhkan reformasi segera. "Pasar energi Eropa sedang gagal dan sangat membutuhkan reformasi," katanya. "Ini tidak lagi dapat dipertahankan untuk banyak keluarga dan perusahaan. Listrik diproduksi murah tahun lalu tetapi dijual dengan harga rekor. Dengan reformasi, kami akan mengatasi keuntungan yang berlebihan," cetusnya.

Dia menambahkan bahwa waktu untuk berbicara kini sudah berakhir dan sekarang saatnya untuk mengambil keputusan.

Eropa saat ini berebut untuk mengisi fasilitas penyimpanan bawah tanah dengan pasokan gas agar memiliki bahan bakar yang cukup untuk menjaga rumah tetap hangat selama beberapa bulan mendatang. Rusia - yang memasok sekitar 40% gas UE tahun lalu - telah secara drastis mengurangi aliran ke Eropa dalam beberapa pekan terakhir, dengan alasan peralatan yang rusak dan tertunda.



Jerman menganggap pemangkasan pasokan oleh Rusia tersebut sebagai manuver politik yang dirancang untuk menabur ketidakpastian di seluruh Uni Eropa, dan meningkatkan harga energi di tengah perang dengan Ukraina.

Kanselir Austria Karl Nehammer mendukung seruan untuk pembatasan harga di seluruh Uni Eropa pada lonjakan harga energi. "Kita akhirnya harus menghentikan kegilaan yang terjadi di pasar energi. Dan itu hanya bisa terjadi melalui solusi Eropa," kata Nehammer dalam sebuah pernyataan.

"Sesuatu harus terjadi pada akhirnya. Pasar ini tidak akan mengatur dirinya sendiri dalam bentuknya yang sekarang. Saya menyerukan semua 27 (negara anggota) UE untuk berdiri bersama untuk menghentikan ledakan harga ini segera," tegasnya.

(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4346 seconds (0.1#10.140)