Eropa Tak Punya Alternatif untuk Gantikan Energi Rusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidak ada cukup kapasitas di dunia untuk menggantikan pasokan gas Rusia ke Uni Eropa (UE), sebaliknya Moskow memiliki banyak pasar yang dapat menyerap produksi energinya. Pendapat itu diungkapkan mantan Wakil Presiden Eksekutif Saudi Aramco Sadad Al-Husseini, seperti dilansir RT.com.
"AS tidak memiliki kapasitas LNG untuk menggantikan ekspor Rusia ke Eropa," katanya, seperti dikutip, Selasa (30/8/2022).
Menurut Al-Husseini, hal itu dapat menyebabkan masalah serius di pasar energi global. "Situasi ini adalah dunia baru, dan itu bukan dunia yang sangat baik untuk energi," dia memperingatkan. "Bagaimanapun, tidak ada kapasitas LNG yang cukup di dunia untuk menebus ekspor Rusia ke Eropa," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa akan memakan waktu bertahun-tahun bagi UE untuk menemukan sumber daya yang dapat menggantikan pasokan energi dari Rusia.
Mengenai Moskow yang kehilangan pembeli UE, ia mencatat bahwa meskipun ada sanksi Barat, ada banyak pasar alternatif untuk energi Rusia, termasuk China, Jepang, atau India.
"Sementara Eropa tidak memiliki sumber energi alternatif. AS sudah maksimal, Afrika Utara punya masalah dan OPEC juga kehabisan kapasitas cadangan. Jadi, ini masalah global," tandasnya.
"AS tidak memiliki kapasitas LNG untuk menggantikan ekspor Rusia ke Eropa," katanya, seperti dikutip, Selasa (30/8/2022).
Menurut Al-Husseini, hal itu dapat menyebabkan masalah serius di pasar energi global. "Situasi ini adalah dunia baru, dan itu bukan dunia yang sangat baik untuk energi," dia memperingatkan. "Bagaimanapun, tidak ada kapasitas LNG yang cukup di dunia untuk menebus ekspor Rusia ke Eropa," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa akan memakan waktu bertahun-tahun bagi UE untuk menemukan sumber daya yang dapat menggantikan pasokan energi dari Rusia.
Mengenai Moskow yang kehilangan pembeli UE, ia mencatat bahwa meskipun ada sanksi Barat, ada banyak pasar alternatif untuk energi Rusia, termasuk China, Jepang, atau India.
"Sementara Eropa tidak memiliki sumber energi alternatif. AS sudah maksimal, Afrika Utara punya masalah dan OPEC juga kehabisan kapasitas cadangan. Jadi, ini masalah global," tandasnya.
(fai)