Soal Kenaikan Harga BBM, Sri Mulyani Beri Kode Begini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) santer terdengar. Namun hingga kini belum jelas apakah harga BBM benar-benar akan naik mulai besok.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun memberikan isyarat soal rencana kenaikan harga tersebut meskipun tak menjawab soal kepastian kenaikan harga BBM.
"Sudah ada belum ya (pengumumannya)," kata Sri Mulyani menjawab seputar rencana kenaikan harga BBM di Gedung DPR, Rabu (31/8/2022).
Sri Mulyani sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah telah mempertimbangkan semua faktor untuk menyesuaikan harga BBM.
"Kita pokoknya lihat seluruh faktor dalam hal ini, yang harus diseimbangkan tadi itu ada growth, inflasi, daya beli, APBN," ungkapnya.
Menurut dia salah satunya soal inflasi. Sejauh ini pemerintah berhasil menahan kenaikan tingkat inflasi karena memberikan subsidi energi yang terus menerus naik hingga tiga kali lipat.
"Banyak negara hadapi inflasi di atas 8-9%. Karena kita naikkan subsidi BBM sampai tiga kali. Nilainya sampai Rp 502 triliun. Itu yang sebabkan harga-harga relatif bisa dikendalikan, kemarin pun inflasi disumbangkan lebih banyak oleh makanan bukan administered prices," ungkapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun memberikan isyarat soal rencana kenaikan harga tersebut meskipun tak menjawab soal kepastian kenaikan harga BBM.
"Sudah ada belum ya (pengumumannya)," kata Sri Mulyani menjawab seputar rencana kenaikan harga BBM di Gedung DPR, Rabu (31/8/2022).
Sri Mulyani sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah telah mempertimbangkan semua faktor untuk menyesuaikan harga BBM.
"Kita pokoknya lihat seluruh faktor dalam hal ini, yang harus diseimbangkan tadi itu ada growth, inflasi, daya beli, APBN," ungkapnya.
Menurut dia salah satunya soal inflasi. Sejauh ini pemerintah berhasil menahan kenaikan tingkat inflasi karena memberikan subsidi energi yang terus menerus naik hingga tiga kali lipat.
"Banyak negara hadapi inflasi di atas 8-9%. Karena kita naikkan subsidi BBM sampai tiga kali. Nilainya sampai Rp 502 triliun. Itu yang sebabkan harga-harga relatif bisa dikendalikan, kemarin pun inflasi disumbangkan lebih banyak oleh makanan bukan administered prices," ungkapnya.
(nng)