Mengurai Fakta Cara Eropa Mencari Pengganti Gas Rusia Saat Pasokan Diputus

Kamis, 01 September 2022 - 05:09 WIB
loading...
Mengurai Fakta Cara Eropa Mencari Pengganti Gas Rusia Saat Pasokan Diputus
Pipa Nord Stream 1 yang mengangkut gas Rusia ke Jerman akan menjalani perbaikan dari 31 Agustus-2 September, hal itu memicu kekhawatiran tentang pasokan ke Eropa. Berikut beberapa opsi yang bisa diambil. Foto/Dok
A A A
BRUSSELS - Pipa Nord Stream 1 yang mengangkut gas Rusia ke Jerman akan menjalani perbaikan dari 31 Agustus-2 September, hal itu memicu kekhawatiran tentang pasokan ke Eropa jika pemadaman diperpanjang. Rusia telah memangkas aliran gasnya melalui pipa menjadi 40% dari kapasitas pada Juni 2022 lalu dan menjadi 20% di bulan Juli.

Rusia juga telah mematikan aliran gas ke beberapa negara Eropa seperti Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda dan Polandia. Ditambah mereka juga mengurangi pasokan melalui pipa yang lain sejak meluncurkan apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.



Kali ini kita akan menguraikan opsi Eropa, jika Rusia benar-benar memangkas pasokan gas secara permanen.

Rute Gas ke Eropa

Rusia biasanya memasok sekitar 40% gas alam Eropa, dimana sebagian besarnya dikirim lewat pipa. Tercatat pengiriman gas Rusia pada tahun lalu mencapai sekitar 155 miliar meter kubik (bcm).

Melalui Ukraina, pasokan gas mengalir terutama ke Austria, Italia, Slovakia dan negara-negara Eropa timur lainnya. Namun Ukraina telah menutup pipa transit Sokhranovka yang berjalan melalui wilayah yang diduduki Rusia di timur negara itu.



Pecahnya perang Ukraina membuat negara-negara Eropa berusaha untuk menemukan pasokan gas alternatif, termasuk yang terputus oleh Rusia setelah menolak permintaan Moskow untuk membeli gas dengan mata uang rubel.

Sementara yang lainnya, termasuk Jerman yang masih bergantung terhadap gas Rusia mencoba mengisi ulang penyimpanan gas menjelang musim dingin. Rute alternatif ke Eropa yang tidak melalui Ukraina termasuk pipa Yamal-Eropa, yang melintasi Belarus dan Polandia untuk kemudian sampai ke Jerman.

Pipa Yamal-Eropa memiliki kapasitas 33 miliar meter kubik (bcm), sekitar seperenam dari ekspor gas Rusia ke Eropa. Aliran telah diputar untuk mengalir ke timur antara Polandia dan Jerman sejak awal tahun ini.

Moskow sendiri telah menjatuhkan sanksi pada pemilik pipa Yamal-Eropa di bagian Polandia. Namun, Polandia dapat mengelola tanpa membalikkan aliran gas pada pipa Yamal, kata menteri iklimnya.

Nord Stream 1 yang berjalan hanya dengan kapasitas 20% sejak Juli, diklaim oleh Kremlin akibat dari sanksi Barat yang membuat keterlambatan pengiriman peralatan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan dari Kanada. Aliran akan turun ke nol ketika pemadaman Nord Stream 1 dimulai pada 31 Agustus.

Pemasok Alternatif Rusia

Beberapa negara memiliki opsi pasokan alternatif dan jaringan gas Eropa terhubung sehingga pasokan dapat dibagi, meskipun pasar gas global telah sangat ketat bahkan sebelum krisis Ukraina.

Jerman, konsumen gas Rusia terbesar di Eropa yang telah menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 yang baru dari Rusia karena perang Ukraina, dapat mengimpor dari Inggris, Denmark, Norwegia, dan Belanda melalui pipa.

Norwegia sebagai pemasok gas terbesar kedua di Eropa di belakang Rusia, telah meningkatkan produksi untuk membantu Uni Eropa menuju targetnya. Sehingga pada akhirnya Eropa dapat mengakhiri ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027.

Centrica Inggris telah menandatangani kesepakatan dengan Equinor Norwegia untuk pasokan tambahan selama tiga musim dingin berikutnya. Inggris yang tidak lagi bergantung pada gas Rusia, juga dapat mengekspor ke Eropa melalui pipa.

Sementara Eropa Selatan dapat menerima gas Azeri melalui Pipa Trans Adriatik ke Italia dan Pipa Gas Alam Trans-Anatolia (TANAP) melalui Turki. Selain itu Amerika Serikat mengatakan, dapat memasok 15 bcm gas alam cair (LNG) ke Uni Eropa tahun ini.

Tetapi pabrik LNG AS belum bisa berproduksi dengan kapasitas penuh dan ledakan di terminal ekspor LNG utama di Texas akan membuatnya menganggur hingga akhir November.

Terminal LNG Eropa juga memiliki kapasitas terbatas untuk impor tambahan, meskipun beberapa negara mengatakan, mereka sedang mencari cara untuk memperluas impor dan penyimpanan.

Jerman termasuk di antara mereka yang ingin membangun terminal LNG baru. Ekonomi terbesar Eropa itu berencana untuk membangun dua terminal hanya dalam dua tahun.

Di sisi lain Polandia, yang bergantung pada Rusia untuk sekitar 50% dari konsumsi gasnya atau sekitar 10 bcm, mengatakan dapat memperoleh gas melalui Jerman. Pipa baru memungkinkan pasokan hingga 10 bcm gas per tahun mengalir antara Polandia dan Norwegia yang akan dibuka pada bulan Oktober.

Hubungan gas baru antara Polandia dan Slovakia juga dituntaskan pekan lalu. Sedangkan Spanyol ingin menghidupkan kembali proyek untuk membangun koneksi gas ketiganya melalui pegunungan Pyrennes.

Akan tetapi Prancis mengatakan terminal LNG baru, yang dapat dibuat untuk mengapung, akan menjadi pilihan yang lebih cepat dan lebih murah daripada membuat pipa baru.

Pilihan Lain untuk Mengatasi Krisis Pasokan Gas Eropa?

Beberapa negara terus berusaha untuk mengisi kesenjangan apa pun dalam pasokan energi dengan beralih ke impor listrik melalui interkoneksi dari tetangga mereka atau dengan meningkatkan pembangkit listrik dari nuklir, energi terbarukan, tenaga air atau batu bara.

Ketersediaan nuklir mengalami penurunan di Belgia, Inggris, Prancis, dan Jerman saat pembangkit menghadapi pemadaman seiring bertambahnya usia, dinonaktifkan atau dihapus. Tingkat hidro telah turun musim panas ini karena curah hujan yang rendah dan gelombang panas.

Eropa telah mencoba untuk beralih dari batu bara untuk memenuhi target iklim, tetapi beberapa pabrik telah dialihkan kembali sejak pertengahan 2021 karena lonjakan harga gas.

Para menteri energi sepakat bahwa semua negara UE harus secara sukarela mengurangi penggunaan gas sebesar 15% dari Agustus hingga Maret, dibandingkan dengan penggunaan tahunan rata-rata mereka selama 2017-2021 dan memperkenalkan target di seluruh UE untuk mengisi ulang penyimpanan gas.

Jerman sendiri telah memicu tahap dua dari rencana gas darurat tiga tahapnya dan mendesak bisnis dan konsumen untuk menghemat gas untuk menghindari penjatahan secara paksa.

Menteri energi Belanda mengatakan ladang Groningen-nya dapat dipanggil untuk membantu negara-negara tetangga jika terjadi pemutusan pasokan Rusia sepenuhnya. Tetapi peningkatan produksi akan berisiko menyebabkan gempa bumi.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2390 seconds (0.1#10.140)