Matikan Aliran Gas ke Eropa, Ini Syarat Rusia Agar Pipa Nord Stream 1 Dibuka Kembali

Selasa, 06 September 2022 - 01:32 WIB
loading...
Matikan Aliran Gas ke Eropa, Ini Syarat Rusia Agar Pipa Nord Stream 1 Dibuka Kembali
Rusia telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membuka aliran gas di sepanjang pipa utama ke Eropa sampai sanksi dicabut. PM Swedia mengutarakan, bahwa tindakan Rusia berisiko menyebabkan perang musim dingin. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rusia telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membuka aliran gas di sepanjang pipa utama ke Eropa sampai sanksi dicabut. Moskow telah menyalahkan negara-negara Barat terkait penutupan pipa gas Nord Stream 1 yang sebelumnya dijadwalkan hanya berhenti beroperasi selama tiga hari karena ada perawatan rutin.

Ketika ditanya apakah pasokan akan kembali memompa jika sanksi dilonggarkan, seorang juru bicara Kremlin mengatakan: "Pasti".



Harga gas melonjak pada hari Senin, waktu setempat seiring dengan meningkatnya kekhawatiran atas pasokan energi. Harga gas grosir Belanda, yang menjadi patokan untuk Eropa terpantau naik sebanyak 30% pada awal perdagangan Senin.

Sementara harga di Inggris naik sebanyak 35% sebelum menetap di bawah 5 pounds per therm. Harga grosir sangat fluktuatif dalam beberapa minggu terakhir.



Sempat turun tajam pekan lalu ketika Jerman mengumumkan bahwa fasilitas penyimpanan gasnya terisi lebih cepat dari yang diharapkan.Eropa sendiri menuduh Rusia menggunakan pasokan gas untuk memeras negara-negara Eropa karena konflik Ukraina.

"Masalah yang muncul karena sanksi yang dijatuhkan terhadap negara kami dan terhadap sejumlah perusahaan oleh negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Inggris," ujar Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dikutip dari BBC.

"Tidak ada alasan lain yang akan menyebabkan masalah dengan pompa (gas)," sambungnya.

Pekan lalu, perusahaan energi Rusia, Gazprom mengatakan, bahwa kebocoran minyak pada turbin di pipa Nord Stream 1 menjadi alasan di balik penutupan tersebut. Tetapi hal itu telah diperdebatkan oleh Uni Eropa dan Siemens sendiri, perusahaan Jerman yang bertugas memperbaiki turbin.

"Kebocoran seperti itu biasanya tidak mempengaruhi pengoperasian turbin dan dapat disegel di lokasi. Ini adalah prosedur rutin dalam pemeliharaan," kata Siemens dalam pernyataan sebelumnya.

Di sisi lain meskipun Inggris tidak bergantung pada pipa Nord Stream 1 untuk gasnya, keputusan Kremlin untuk menutup pasokan ke Eropa telah meningkatkan biaya keseluruhan gas. Peningkatan keseluruhan menjadi penyebab lonjakan tagihan energi untuk konsumen di Inggris, Wales dan Skotlandia.

Peskov mengkritik para pemimpin Eropa atas terjadinya lonjakan tagihan: "Jelas bahwa Eropa semakin buruk bagi orang-orang, pengusaha, perusahaan, untuk hidup dan bekerja: lebih sedikit uang yang diperoleh, standar hidup turun," katanya.

Sedangkan calon perdana menteri Inggris, Liz Truss telah berjanji akan menyusun rencana untuk menangani mahalnya tagihan energi setelah dirinya resmi berkantor.

Namun sektor bisnis Inggris tidak dilindungi oleh batas harga dan minggu lalu, Kamar Dagang Inggris memperingatkan perusahaan akan "menutup pintu mereka pada musim dingin ini" jika mereka tidak diberi dukungan terkait harga energi yang meningkat tinggi.

Pakar energi, Bill Farren-Price mengatakan kepada program Today BBC bahwa "momen krisis" akan datang akhir tahun ini jika permintaan sangat tinggi untuk gas melebihi apa yang dapat diimpor.

Sejumlah negara Eropa telah mengungkapkan rencana untuk membantu bisnis dan konsumen mengatasi lonjakan biaya energi. Pada hari Minggu, Jerman mengumumkan paket senilai 65 miliar euro yang mencakup pembayaran satu kali kepada yang paling rentan dan keringanan pajak kepada perusahaan.

Selama akhir pekan, Swedia dan Finlandia juga mengumumkan paket multi-miliar pound untuk mendukung perusahaan energi.
Menteri Eropa lainnya menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai senjata ekonomi terhadap mereka yang mendukung Ukraina. Moskow telah membantah dengan sengaja membatasi ekspor menjelang musim dingin.

Perang Musim Dingin

Pipa dijadwalkan bakal dibuka kembali pada hari Sabtu, kemarin tetapi Gazprom membuat pengumuman tentang penutupan pipa pada hari Jumat tak lama setelah negara-negara G7 setuju untuk membatasi harga minyak Rusia sebagai upaya mendukung Ukraina.

Penetapan batas harga berarti negara-negara yang mendaftar akan diizinkan untuk membeli minyak Rusia dan produk minyak bumi yang diangkut melalui laut yang dijual pada atau di bawah batas harga. Tetapi Rusia mengatakan, tidak akan mengekspor ke negara-negara yang berpartisipasi dalam pembatasan tersebut.

Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson mengutarakan, bahwa tindakan Rusia tidak hanya dapat berisiko menyebabkan "perang musim dingin", tetapi berpotensi memiliki efek knock-on pada bisnis dan ekonomi yang lebih luas.

Pipa Nord Stream 1 membentang dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke Jerman timur laut dan dapat membawa hingga 170 juta meter kubik gas sehari. Jaringa pipa ini dimiliki dan dioperasikan oleh Nord Stream AG, sebagai pemegang saham mayoritasnya adalah Gazprom.

Ini bukan pertama kalinya sejak perang Rusia ke Ukraina bahwa pipa telah ditutup. Pada bulan Juli, Gazprom memutus pasokan sepenuhnya selama 10 hari, dengan alasan "pemeliharaan". Namun pasokan kembali dibuka kembali 10 hari kemudian, tetapi pada level yang jauh berkurang.

Pada awal pekan, kelompok negara-negara penghasil minyak atau OPEC+ telah mengumumkan sedikit pengurangan terhadap produksinya pada pertemuan bulanan.

Anggotanya yang mencakup Rusia mengatakan, produksi akan berkurang 100.000 barel per hari pada bulan Oktober, membalikkan peningkatan yang sekarang dikatakan hanya untuk September.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2255 seconds (0.1#10.140)