Rusia Stop Pasokan, Pasar Gas Eropa Bersiap Hadapi Lonjakan Harga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembeli Eropa yang sudah bergulat dengan rekor harga gas tertinggi beberapa waktu belakangan ini harus bersiap menghadapi tekanan lebih lanjut setelah Rusia menyatakan salah satu pipa pasokan utamanya ke Eropa akan tetap ditutup tanpa batas waktu.
Padahal, aliran gas yang lebih rendah dari Rusia menjelang dan setelah invasi Februari ke Ukraina sebelumnya telah mendorong kenaikan harga di Eropa hampir 400% selama setahun terakhir, membuat biaya listrik melonjak.
Eropa menuduh Rusia menjadikan pasokan energi sebagai senjata dalam apa yang disebut Moskow sebagai "perang ekonomi" dengan Barat atas dampak dari konflik Ukraina. Sementara, Moskow menyalahkan sanksi Barat dan masalah teknis atas gangguan pasokan.
Pipa Nord Stream, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, secara historis memasok sekitar sepertiga dari gas yang diekspor dari Rusia ke Eropa. Namun, pasokan dari pipa ini terakhir hanya 20% dari kapasitasnya, sebelum aliran dihentikan minggu lalu untuk pemeliharaan.
Ekspektasi tinggi bahwa Gazprom akan memulai kembali aliran pada 20% setelah penghentian terbaru, menyebabkan harga gas TTF patokan Belanda turun kembali sekitar 40% dari rekor tertinggi 26 Agustus menjadi ditutup pada lebih dari 200 euro per megawatt jam pada Jumat.
Tapi, setelah Rusia membatalkan tenggat waktu Sabtu lalu dan menyatakan telah menemukan kesalahan selama pemeliharaan, analis menilai harga gas kemungkinan akan melonjak lagi.
"Pada hari Jumat pasar sudah mengantisipasi aliran Nord Stream 1 (NS1) akan kembali," kata analis gas Energy Aspects Leon Izbicki. "Kami mengharapkan pembukaan TTF yang lebih kuat secara signifikan pada hari Senin," katanya seperti dikutip Reuters, Senin (5/9/2022).
Biaya listrik setinggi langit terkait dengan melonjaknya harga gas telah memaksa beberapa industri yang haus energi, termasuk pembuat pupuk dan aluminium, mengurangi produksi. Hal ini juga membuat pemerintah Uni Eropa memompa bantuan miliaran ke dalam skema bantuan untuk rumah tangga.
Rekanan senior untuk komoditas di Aurora Energy Research Jacob Mandel mengatakan, dampak dari pemotongan terbaru akan tergantung pada kemampuan Eropa untuk memperoleh gas dari sumber lain. "Pasokan sulit didapat, dan semakin sulit untuk mengganti setiap bagian gas yang tidak berasal dari Rusia," katanya.
Padahal, aliran gas yang lebih rendah dari Rusia menjelang dan setelah invasi Februari ke Ukraina sebelumnya telah mendorong kenaikan harga di Eropa hampir 400% selama setahun terakhir, membuat biaya listrik melonjak.
Eropa menuduh Rusia menjadikan pasokan energi sebagai senjata dalam apa yang disebut Moskow sebagai "perang ekonomi" dengan Barat atas dampak dari konflik Ukraina. Sementara, Moskow menyalahkan sanksi Barat dan masalah teknis atas gangguan pasokan.
Pipa Nord Stream, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, secara historis memasok sekitar sepertiga dari gas yang diekspor dari Rusia ke Eropa. Namun, pasokan dari pipa ini terakhir hanya 20% dari kapasitasnya, sebelum aliran dihentikan minggu lalu untuk pemeliharaan.
Ekspektasi tinggi bahwa Gazprom akan memulai kembali aliran pada 20% setelah penghentian terbaru, menyebabkan harga gas TTF patokan Belanda turun kembali sekitar 40% dari rekor tertinggi 26 Agustus menjadi ditutup pada lebih dari 200 euro per megawatt jam pada Jumat.
Tapi, setelah Rusia membatalkan tenggat waktu Sabtu lalu dan menyatakan telah menemukan kesalahan selama pemeliharaan, analis menilai harga gas kemungkinan akan melonjak lagi.
"Pada hari Jumat pasar sudah mengantisipasi aliran Nord Stream 1 (NS1) akan kembali," kata analis gas Energy Aspects Leon Izbicki. "Kami mengharapkan pembukaan TTF yang lebih kuat secara signifikan pada hari Senin," katanya seperti dikutip Reuters, Senin (5/9/2022).
Biaya listrik setinggi langit terkait dengan melonjaknya harga gas telah memaksa beberapa industri yang haus energi, termasuk pembuat pupuk dan aluminium, mengurangi produksi. Hal ini juga membuat pemerintah Uni Eropa memompa bantuan miliaran ke dalam skema bantuan untuk rumah tangga.
Rekanan senior untuk komoditas di Aurora Energy Research Jacob Mandel mengatakan, dampak dari pemotongan terbaru akan tergantung pada kemampuan Eropa untuk memperoleh gas dari sumber lain. "Pasokan sulit didapat, dan semakin sulit untuk mengganti setiap bagian gas yang tidak berasal dari Rusia," katanya.